park 2

81 6 0
                                    

25 menit kemudian.... Mereka sampai diapartemen wildan.
     "Silahkan masuk dek. Ini apartemen kakak"ucap kak wildan sambil membuka pintu. Karla langsung masuk dan langsung duduk dikursi yang ada dalam ruang tamu kakaknya, serta melihat kanan kirinya, sebari melihat kakaknya yang menarik kopernya. "Kak. Kakak kerja apa?kan kakak pergi dari rumah tidak bawa apa apa"tanya karla. Mendengar pertanyaan adiknya, kak wildan langsung duduk disebelah kanan karla, "kakak keluar dari rumah kan hdah lulus kuliah dek. Jadi kakak langsung nyari kerjaan dan diterima sebagai sekretaris disalah satu perusahaan"jawab kak wildan. "Tapi kak. Papa bilang dia gak akan ngasih fasilatas apapu padaku. Dan jika begitu, gimana nasib kukiahku?" tanya karla."kamu gak usah kawatir. Kakak nanti yang akan urus uang kuliahmu dan termasuk kesehatanmu"jawab kak wildan sebari mengusap rambut karla demgan lembut. "Udah sana. Lebih baik kamu bersihin badanmu dan istirahatlah. Besok kan kamu kuliah. Oiya dek kamarmu disebelah sana" lanjut ucapan kak wildan sebari menunjuk kamar karla. "Baik kan"ucap karla dengan datar. Diapun mulai berjalan mendekati kamarnya.

Keesokan harinya, karla bersiap untuk berangkat kekampus.dengan menaiki trasportasi umum. Ia duduk disamping ibu ibu. 'Coba aja mama masih ada, pasti dia akan mengantarku' gumam karla sebari melihat ibu itu, yang mengingatkan nya pada ibunya.

Sesampainya dikampus, ia langsung masuk kedalam kelasnya. Baru beberapa menit ia duduk, seorang pria masuk dengan membawa buku tebal. Benar saja, dia adalah dosenku.
     2 jam berlalu, dosen itu mengakhiri pembelajarannya. Dan semua siswa siswi pun keluar berhamburan meninggalkan kelas, begitu pula dengan karla. Karla berjalan sendirian, karna dia tidak memiliki teman sama sekali. Karla berjalan kearah taman kampusnya, dan dia menemukan bangku kosong, diapun langsung menepati bangku itu dan mulai membuka novel kesukaannya.
   Taklama ada seorang pria yang duduk disebelahnya. "Hai... Apa gue boleh duduk disini?tanya pria itu lada karla. Karla hanya meliriknya dengan tatapan tajam,"lo udah duduk disitu kan? Terus kenapa lo masih nayak boleh apa gak" jawab karla jutek, sebari terus membaca novelnya. "Kenapa lo cuek? Apa gue ounya salah?"tanya hema pada karla, tapi karla hanya diam dan terus membaca novelnya."oiya nama lo siapa? Gue hema"ucap pria itu dan mengukurkan tangannya kearah karla. Karla hanya menjawabnya dengan singkat,dan tidak menjabat tangan hema 'gue karla". 'Aku bisa gila gara gara nih cowok. Mending aku pergi aja' gumam karla dalam hatinya. Setelah manjawab can berfikir karla langsung berdiri dan mulai berjalan meninggalkan hema. Melihat karla mulai menjauhinya, hema langsung menggenggam tangan karla dengan kuat,"tunggu. Kamu mau kemana? Aku mau ngomong penting". "Ngomong apa? Cepetan ngomong, gue gak ada waktu"ucap karla sebari melepaskan tangan hema. "Apa lo mau jadi temen gue?"ucap hema sebari tersenyum kecil. "Terserah lo"ucap karla dan mulai meninggalkan hema. "Tunggu dulu karla. Lo mau kemana sih? Dan kenapa lo kayak ngindar dari gue? Apa lo gak suka liat gue ada disini? Apa gue punya salah sama lo?" tanya hema panjang lebar. "Iya. Gue gak suka liat lo ada disini"jawab karla singkat. "Kenapa?". "Karna lo playboy, dan lo juga gak pernah ngargain Perempuan" jawab karla sebari menunjuk nunjuk muka hema."iya. Gue akuin kalau gue ini playboy. Tapi gue ingin temenan sama lo. Agar gue bisa jadi lebih baik" ujar hema merengek pada karla. "Udahlah jangan merengek. Gue jijik liatnya"ucap karla datar, dan mengalihkan pandangannya dari hema. 'Kalau bukan gara gara taruhan, mana mau gue ngerengek dan mohon mohon sama wanita garing,dingin, irit bicara. Dasar kulkas jalan' gumam hema dalam hatinya. "Baiklah. Berarti mulai sekarang lo sama gue adalah teman"ucap hema dengan senyum lebar. "Terserah lo"jawab karla dingin. "Aku pergi dulu"lanjut karla. Dan mulai berjalan meninggalkan hema. "Heh... Mau kemana?"tanya hema, tapi tidak dihiraukan oleh karla.

   Taklama kemudian, ada dua pria yang mendatangi hema, dan menepuk pundak hema, "perjanjian kita masih berlanjut boy"ucap andre dan tertawa. "Gue tau. Udah tenang aja, dalam sebulan gue pasti dapetin hati kulkas jalan"

Keesokan harinya. Ada mobil mewah yang berhenti di samping kanan Karla yang sedang berjalan santai. "Hay karla... Ayo naik. Gue akan ngantar lo ke kampus. Lagi pula lo sama. Gue kan sekampus"ucap pria itu dan benar saja dia adalah hema. Karla hanya melirik hema dengan tatapan tajam dan tidak menjawab ajakan hema,"ayo. Apa lo gak denger gue ngoming apa barusan?",ucap hema sebari turun dari mobil mewahnya itu."gak usah. Gue bisa berangkat sendiri,gue gak butug bantuan lo"jawab karla ketus sebari melanjutkan gambarnya. Melihat tingkah karla, hema langsung memberhentikan karla dengan menggenggam tangannya. "Dari pada lo jalan. Lebih baik lo ikut gue aja.apa lo lupa kalau kita adalah teman?" . "gue gak lupa kalau sekarang kita adalah teman. Tapi gue masih belum begitu percaya sama lo" ucap karla yang berusaha melepaskan genggaman dari hema. "Udahlah jangan ganggu gue, gue udah telat banget nih" lanjut karla dan berjalan  meninggalkan hema. Tak lama hema teriak memanggil nama karla. Ucapan itu membuat karla berhenti dari langkahnya. "Karla. Apa karna sifat gue yang kayak gini. Lo jadi gak mau gue antar?" mendengar ucapan hema, karla langsung menoleh. "Ya, karna lo adalah seorang pria yang playboy" hema mendatangi karla. "Justru karna gue gue ini playboy,gue ingin merubah sikap gue, dengar berteman sama lo karla" . "walau gimanapun gue masih belum percaya sama lo. Gue susah untuk mempercayai seorang lelaki. Udahlah kalau lo masih ingin kita berteman, biarin gue pergi"ucap karla. Hemapun hanya terdiam dan melihat punggung karla yang semakin menjauh darinya








TBC





kulkas berjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang