park 4

41 5 0
                                    

Sesampainya dirumah...

"Kakak aku pulang"teriak karla. Karla mulai masuk kedalam apartemennya dan melihat kakaknya yang duduk dikursi tuang tamu. "Dek, sini. Kakak mau bicara"ucap kak wildan sebari menepuk kursi sebalah kirinya, yang menandakan jika karla disuruh duduk sisebelah kirinya. Karlapun langsung duduk sebari menatap wajah kakaknya. "Ada apa kak?" tanya karla dengan ekspresi andalannya, yaitu cuek. "Dek. kakak ingin liat kamu berubah,seperti dulu"ucap kak wildan sebari mengelus rambut karla dengan lembut. "Maksudnya kak?"tanya karla singkat. "Ya... Maksudnya, kakak ingin kamu kayak dulu, yang selalu ceria, crewet, dan gak gini. Ini bukan sifat kamu banget dek"jawab kak wildan dengan senyum kecil. "Dulu dan sekarang itu beda, dulu ada mama yang selalu ada buat kita. Tapi sekarang apa? Papa aja udah gak peduli sama kita" ucap karla dan tidak terasa airmatanya mulai jatuh di pipi karla, melihatnya adiknya menangis, kak wildanpun langsung memeluk adiknya sebari mengusap air mata adiknya. "Kan ada kakak yang selalu ada buat kamu, kakak gak akan ninggalin kamu kok, Kakak akan selalu jaga kamu dari apapun".

    Dilain tempat. Ada seorang pria yang dari tadi melihat karla dan kak wildan dari jendela apartemen mereka. Orang itu tak lain adalah hema, yang mengikuti karla secara diam diam dan tak sengaja mendengarkan pembicaraan karla dan wildan. 'Jadi itu alasannya, kenapa karla jadi gadis seperti kulkas jalan. gak seharusnya gue mainin perasaannya. Tapi gimana lagi, semua udah terlanjur terjadi. Kalau gue ngebatalin ini semua. Mau ditaro mana muka gue. Walau gimanapun gue harus ngelanjutin ini semua. Walaupun gue gak tega ngeliat dia tambah sakit nantinya' gumam hema didalam hatinya, yang merasakan ada rasa bersalah yang cukup dalam pada karla.

      Keesokan harinya. Karla sudah datang. Dan seperti biasa, dia hanya duduk ditaman dan membaca novel kesukaannya. Dari kejauhan ada seorang pria yang melihat tingkah laku karla, dan pria itu adalah hema,yang mulai merasa kasihan dan merasa bersalah pada karla. Melihat karla sendirian, hema langsung berjalan kearah karla dan langsung duduk disamping kanan karla. "Hay karla. Gimana kabarmu saat ini? Tanya hema pada karla dengan senyum kecil. "Biasa aja"jawab karla yang masih membaca novelnya dan menghiraukan hema. Melihat karla hanya fokus ke novelnya, hema mulai mengajak karla untuk bicara. "Kok yang diliat novelnya aja, gue enggak nih? Kan wajah gue manis, ganteng dan mirip artis korea selatan" mendengar kalimat yang dilontarkan hema. Karla langsung melihat hema dengan tatapan tajam. "Apa? Lo bilang, lo kayak artis korea. Emang lo kaya siapa? Hahaha" ucap karla dan tertawa. "Ha? Masa lo gak tau la. Kan gue mirip DO KYUNGSOO. Hahaha" jawab hema dengan menekankan nama do kyungsoo, sebari memegang lerutnya karna tertawa dan tak sengaja memegang tangan karla. 'Ternyata gadis ini cantik juga, baik lagi' gumam hema dalam pikirannya. "Gue suka liat lo ketawa lepas kaya gini. Gue mau lo selalu kayak gini" ucap hema pada karla dengan senyum tipisnya. Ucap hema sebari melihat karla. 'Kenapa dari kemarin lerasaan gue gini ya? Apa gue suka beneran sama kulkas jalan?' tanya hema dalam Hatinya,  sebari terus melihat karla dan senyum senyum sendiri. Melihat tingkah hema yang aneh, karla memukul pundak hema dengan novelnya. "Hem. Kenapa lo senyum senyum sendiri?"tanya karla. "Hah?..." jawab hema terkejut. "Tadi gue nanya ke lo. Kenapa lo senyum senyum sendiri?"tanya karla sebari melihat wajah hema yang berekpresi kebingungan. "Oh... Gue, e..itu..anu.. Emm.. Gu.. Gue senyum senyum sendiri, karna gue terpesona dengan senyuman lo" jawab hema sebari menggaruk garuk kepalanya dan dia mulai menunjukkan senyum mringisnya. 'Dasar mantan playboy. Sehari aja gak bisa lepas dari gombalan cap kecoak busuk' gumam karla dalam pikirannya dan mulai mengalihkan pandandangannya dari hema. "Karla".ucap hema sebari memegang tangan karla. Merasakan ada yang memegang tangannya, karla langsung menoleh hema dengan tatapan tajam, "hema. Apaan sih, lepasin tangan gue" perintah karla sebari memukul mukul tangan hema." aduh... Iya iya gue lepasin. Maaf, gue refleks tadi. Hehehe" jawab hema dengan senyum meringis. "Garing lo" ucap karla sinis, "ha? Lo bilang gue garing? Ya lebih garingan lo lah, gue masih banyak ngomong dan bisa jadi pelawak buat lo, biar lo ketawa. Tapi lo? Jawab pertanyaan gue aja, singkat benget, dan. Baru kemarin gu..." jawab hema dengan terus melihat kearah karla. Mendengar penjelasan hema yang panjang lebar, karla kangsung menutup kedua telinganya dengan tangannya, "udah cukup. Apaan sih hem. Lo tu crewet. Kuping gue dari kemarin sakit dengerin bacotan lo terus menerus"jawab karla, memotong kalimat hema. "Tapi, gara gara gue lo bisa ketawa, berarti bacotan gue ada gunanya"jawab hema sebari mengedipkan matanya berkali kali dan senyum manis. "Terserah lo" jawab karla sinis. Mendengar jawaban dari karla, hema langsung melihat mata karla dan mulai menunjukkan senyuman manisnya," karla. Sekali aja lo ngomong panjang lebar kaya kemarin. Gue kangen suara lo".

Dretttt....
Mendengar suara hp nya bergatar. Karla langsung membuka tasnya dan mulai membuka hp nya. Dia langsung melihat nama yang ada di layar hp nya. Dan ternyata dia adalah kak wildan.
KARLA
'hallo? Ada apa kak?'
KAK WILDAN
'Apa kamu masih ada mata kuliah lagi?'
KARLA
'Gak kak. Emang kenapa?'
KAK WILDAN
'Bisa pulang sekarang?'
KARLA
'Bisa'
KAK WILDAN
'Yaudah. Kakak tunggu'
KAKLA
'Emang ada apa sih kak?'
KAK WILDAN
'Nanti kamu akan tau sendiri'. Jawab kak wildan dan langsung mematikan sambungan telfonnya secara sepihak. 'Emang ada apa sih? Kok sampek gini. Gak bisanya kak wildan nyuruh nyuruh aku buat cepet pulang' batin karla. "Karla. Ada apa?" tanya hema yang dari tadi mendengarkan karla. "Bukan urusann lo. Udah gue mau pulang"jaaab karla sebari berdiri dan mulai melangkahkan kakinya. "Lhoh.. Kok gue malah  ditinggal. Emang lo ada urusan apa sih?" tanya hema sebari berjalan mengikuti karla. "Bukan urusan lo. Udah lah, gue buru buru nih" jawab karla ketus dan terus berjalan meninggalkan hema. "Tapi la. Gue masih ingin ngobrol sama lo. Oh.. Gini aja deh, gimana kalau gue anter?" tanya hema yang berlari dan tiba tiba berada di hadapan karla. "Gak usah hema. Gue bisa pukang sendiri. Udah sana minggir, gue mau pulang. Kasian kakak gue. Udah nunggu gue" jawab karla sebari mendorong hema yang berada di hadapannya.

    Karla terus berjalan, begitu pula dengan hema, yang selalu mengikuti karla.
  Sesampainya dihalte bis, karla melihat bis, dan langsung mengayunkan tangannya, yang menandakan dia ingin manaiki bis tersebut. Di lain sisi, hema terus melihat tingkah karla 'nih kulkas mau kemana? Kok buru buru banget' ujar hema dalam benaknya. "Hema. Gue pulang dulu ya" ujar karla dan mulai naik kedalam bis. "Tapi karla, lo mau kemana? Kok buru buru banget?" tanya hema yang menghentikan karla dengan menggenggam tangan karla. "Udah gue bilang kan tadi. Kalau ini bukan urusan lo. Udah lepasin. Gue mau pulang" jawab karla, sebari melepaskan genggaman tangan dari hema. Karla mulai naik dan meninggalkan hema di halte bis. Sedangkan hema, dia mempunyai perasaan aneh, ketika karla pergi meninggalkannya, 'duh... Perasaan ini dateng Lagi' batib hema sebari mengacak ngacak rambutnya.

kulkas berjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang