park 7

35 4 0
                                    

        Keesokan harinya, cahaya mulai masuk dari celah celah gorden jendela yang berada di kamar karla. Merasa matanya mulai silau, karla langsung terbangun dan duduk di ranjang kasurnya untuk mengumpulkan kesadarannya. Setelah karla merasa kesadarannya mulai terkumpul, dia langsung bangkit dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuh mungilnya.
     30 menit berlalu,karla keluar dari kamarnya dan berjalan ke ruang makan. Disana sudah ada kakaknya yang menyiapkan sarapan untuknya dan tentusaja dirinya sendiri.

  "Pagi kakakku yang baik" sapa karla pada wildan yang tengah sibuk dan tersenyum kecil.
   "Pagi dek. Ayo cepet duduk dan sarapan,kakak udah laper, kan dari tadi kakak masak buat bayi gede. Hahah" jawab wildan sebari menepuk kursi yang ada disebelahnya, yang menandakan karla harus duduk disana.
   "Emang karla nyuruh kakak masak?" tanya karla
   "Hehe... Enggak sih dek. Tapi kakak sadar kalau kakak harus selalu jaga kamu. Jadi kakak masak deh" jawab wildan sebari tersenyum kecil.
   Karla yang mendengar penjelasan kakaknya hanya mengangguk kecil dan tersenyum. Dia juga mulai memakan masakan kakaknya. Ya, walaupun hanya roti bakar dan segelas susu. Tapi karla suka dengan kesederhanaan ini.
   "Oh.. Dek.. Hari ini kakak yang nganter kamu, sekalian langsung ke kantor"
   "Iya bawel" jawab karla ketus
   "Kok gitu jawabnya?" tanya wildan dan melihat adiknya
   "Abisnya dari tadi kakak ngomong mulu, sampek sakit telingaku" jawab karla yang terus mengunyah rotinya
   "Iya-iya. Maaf deh" jawab hema sebari meneguh susu yang ia buat
   "Tapi nanti pulangnya gk usah dijemput ya! Aku gak mau ngerepotin dan mau selalu terlihat sehat"
    "Iya. Tapi selesai kuliah langsung pulang. Kakak gak mau liat kamu nangis  dan kecapean gara gara sakit"
    "Siap bosku" jawab karla yang terkekeh karna mendengar ucapannya sendiri.

   Setelah susu dan roti mereka habis, wildan dan karla langsung berangkat kekampus dan kantor. Mereka berangkat menaiki mobil yang tentu saja itu milik wildan.
   
    Beberapa menit perjalanan mereka sampai ke kampus karla. Karla langsung turun dari mobil mengkit itu. Tapi dari kejauhan ada seorang pria yang tengah mengamati karla dan wildan.
  "Dek. Kakak pergi dulu ya.. Semangat belajarnya biar pinter" ujar wildan sebari mengacak ngacak rambut adiknya yang sudah tertata rapi.
  "Ih... Kakak jangan gitu dong. Rambut karla kan jadi berantakan"jawab karla sebari merapikan kembali rambutnya.
  "Iya maaf, tadi kan cuma becanda doang dek. Masa gitu aja marah? Yaudah deh kalau gitu kakak pergi"
  "Yaudah sana... Hus.. Hus" jawab karla sebari mengibaskan pergelangan tangannya.
Wildan yang melihat tingkah adiknya yang lucu hanya tersenyum dan mulai menutup kaca jendelanya. Iya, benar, dia meninggalkan karla.
'Semoga aja, disaat aku udah gak ada nanti, kakak bisa terus ketawa kayak gini dan terus jail gak karuan' batin karla.

  Taklama orang yang dari tadi mengawasi karla datang dan menyapa karla.
"Hai"sapa orang itu pada karla dengan menepuk pundak karla
"Oh.. Lo hem. Gue kira siapa". Jawab karla pada pria itu yang ternyata adalah hema.
"Tadi yang nganter kakak lo ya?"
"Iyalah. Kan lo udah tau kemarin malam. Terus, kenapa masih nanyak?"
"Ya gak papa, gue gak ada topik aja sama lo. Hehe"
"Kalau gak ada topik ya gak usah ngoblol"
"Lo kok ketus banget jadi cewek?"
"Tau ah. Gue mau ke kelas. Takut dosen udah masuk"
"Yaudah bareng aja. Kan kelas kita searah"
Mendengar ajakan hema karla hanya dia. Sampai ada tangan yang menariknya menuju kelas.
"Yaudah ayo... Gak usah banyak mikir" ujar hema yang langsung menarik tangan mungil karla.

    Akhirnya mereka berjalan bersama kearah kelas mereka. Sepanjang perrjalan mereka, banyak sepasang mata yang melihat mereka. Benar saja, mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Yang membuat mereka terus diawasi.
    Langkah hema berhenti mendadak.
"Udah sampek" ujar hema dan melepas tangan karla.
  "Yaudah gue masuk dulu" jawab karla yang menundukkan wajahnya.
"Iya. Eh.. Jangan lupa nanti lo pulang gue anter"
"Gak usah. Gue bisa pulang sendiri"
"Pokok nanti lo gue anter. Gue gak mau liat lo kayak semalem, dan nanti sebelum pulang kita ngoblol ngoblol dulu ditaman"
"Terserah lo deh hem. Gue masuk kelas dulu"
Karla langsung meninggalkan hema dan masuk kelasnya.
   Saat karla masuk kelas banyak cewek cewek yang ngeliat dia dengan tatapan aneh. Mungkin mereka berfikir cewek pendiem, cuek, jutek dan irit bicara kaya karla bisa berangkat bareng cowo yang terkenal banget kaya hema.

  2 jam sudah berlalu, dosen mengakhiri penbelajarannya dan mempersilahkan para siswa da siswinya untuk keluar.
'Duh... Gimana nih. Hema ngajak gue ketemuan ditaman dan pulang bareng. Tapi gue gak enak. Apa gue langsung pulang  tanpa sepengatahuannya aja ya?' batin karla

   Karla yang memutuskan untuk pulang sendiri pun langsung berjalan keluar kampus dengan hati hati. Dia berjalan menuju halte bis yang dekat dengan kampusnya.
  Namun tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat disamping kiri karla. Yang membuatnya berhenti melangkahkan kakinya.
  'Pasti ini hema' batin karla.
Karla terus memandangi mobil yang ada disebalahnya, dan tak lama orang yang berada dimobil itu keluar. Benar saja dia adalah orang yang mengajak karla pulang,ia adalah hema.
"Ayo pulang. Ngapain ada disini? Tadi kan gue udah ngajak lo pulang bareng" ujar hema sebari menarik paksa tangan karla.
Karla yang merasakan tangannya ditarik hanya diam tanpa merontah bahkan dia hanya diam ditempat seperti patung.
"Ayo pulang. Kenapa diem aja?"
Karla langsung melepas tangan hema dengan sekuat tenaganya
"G-gue mau pu-"
"Apa? Mau pulang sendiri? Gk bisa. Lo tadi udah setuju dengan ajakan gue. Jadi sekaran lo harus pulang sama gue" ujar hema memotong pembicaraan karla.
"Udah. Ayo masuk"lanjut hema sebari membuka pintu mobilnya. Karla langsung masuk dan duduk disamping kiri hema. Kemudian hema langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedang.







TBC









kulkas berjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang