park 8

39 5 0
                                    

   Sesampainya diapartemennya karla langsung turun begitu pula dengan hema. Hema menggenggam tangan kerla sebelum dia masuk ke apartemennya.
"Besok gue mau ngajak lo jalan. Kan besok libur"
"Gak usah. Gue capek. Gue mau bantu kakak gue"
"Tapi lo harus ikut. Gue mau ngomong sesuatu sama lo"
"Tau ah hem. Lo mah selalu maksa gue"
"Pokok besok gue jemput"
"Terserah"ujar karla sebari melepas genggaman tangan hema dari tanggan mungilnya dan langsung masuk ke kamarnya.

-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"

Keesokan harinya, hema sudah ada diperjalanan untuk menuju ke apartemen karla. Dia harap karla mau dengan ajakannya kemarin,walaupun bukan seperti ajakan sih,melainkan seperti paksaan.
  Drrrr Drrrr
Handphone hema berdering lama, menandakan ada yang menelfonnya. Hema langsung mengambilnya dan melihat nama yng tertera di layar handphonenya. Ternyata yang menelfonnya adalah Gilang, sahabat karib hema yang sama playboynya dengan hema.
  "Hallo?"
"Gimana?udah lo tembak belum si kulkas jalan?hahaha"
  "Gak usah banyak bacod lo. Ini gue udah mau jemput dia. Gua mau ngajak jalan sekaligus nembak dia"
"Yaudah deh. Gue tunggu kabarnya dan semoga ditrima ya bro. Hahaha"
  "Iya"
Hema langsung memutuskan panggilannya secara sepihak.
'Kayaknya gue suka beneran sama karla. Kali ini gue janji karla adalah perempuan terakhir gue. Dan gua akan nembak dia karna hati bukan karna taruhan konyol gue' batin hema.

-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"
"Dek... Ada tamu. Sana bukain pintu" ujar wildan dengan sedikit teriak yang berada di dapur. "Iya kak"jawab karla tak kalah lantang dari kakaknya. Karlapun keluar dari kamar dan langsung berlari membuka pintu. Alangkah terkejutnya dia melihat seorang pria yang berada dihadapannya. Ada seorang tamu yang tidak diundang dan bahkan tidak di inginkan kehadirannya.
"Eh lo. Ngapain kesini? Bukannya gu-"
"Lo gak nyuruh gue masuk gitu?"
"Oh iya. Ayo masuk dulu"

Akhirnya hema kasuk kedalam apartemen karla dan langsung dipersilahkan duduk oleh karla.

"Lo ngapin sih hem?"tanya karla pada hema yang kini duduk didepan karla
"Gue mu ngajak lo jalan lah. Kan gue udah bilang kemaren. Masa lupa"
"......." karla tidak menjawab pertanyaan dari hema
"Heh"
"Emmm hem gue panggilin kakak gue ya. Lo izin aja sama kakak gue. Kan lo cowok, masa gk berani minta izin ke kakak gue?"
"Gue berani"

  Akhirnya karla berjalan kearah dapur dan memanggil kakaknya. Setelah dia memanggil kakaknya, dia langsung masuk kamar yang gak jauh dari dapur dan ruang tamu. Ya... Kalian tau sendirikan ukuran apartemen berapa?

Melihat kedatangan wildan, hema langsung berdiri dan tersenyum manis pada wildan.

"Siang kak" ujar hema pada wildan.
"Udah duduk lagi. Gak usah pake berdiri. Gue bukan bos lo" jawab wildan ketus
"Oh iya kak"
Akhirnya mereka duduk berhadapan. Wildan duduk ditempat karla tadi

"Ngapain lo kesini? Bukannya hari ini kuliah libur? Seharusnya istirahat jangan keluyuran"
"Hmmm jadi gini kak. Tapi kakak dengerin dulu ya"
"Hm"
"Aku mau ngajak karla jalan sekaligus mau nembak dia. Aku suka sama karla kak"
Wajah wildan langsung berubah. Matanya terlihat melotot terkejut mendengar ucapan dari hema.
'Berani banget nih anak. Tapi hanya ada 1 dari 100 pemuda yang berani meminta izin langsung sama keluarga si cewek. Apa iya gue dukung nih anak? Tapi kayaknya dia cocoksih buat karla'~ batin wildan.

"Kak? Gimana, boleh gak aku ajak karla jalan?"
"Lo beneran suka sama adik gue?"
"Banget"
"Kenapa lo suka sama adik gue? Lo tau kan sifatnya?"
"Aku tau sifatnya kak. Maka dari itu aku suka dia. Menurutku dia itu gak kayak cewek lain kak. Dia beda"
"Lo kok berani ngomong suka dan mau nembak adik gue didepan kakaknya?"
"Iyalah kak. Aku berani ngomong gini karna aku,suka sayang, dan cinta sama karla"

     Dilain tempat

  "Ngomongin apa sih mereka? Kenapa gue jadi kepo gini? Duh.... Jangan sampek kakak ngijinin gue buat keluar bareng sama hema. Duh... Gimana ini? Apa gue keluar aja? Eh... Tapi gak mungkin, kalau gue tiba tiba keluar nanti hema kegirangan, nanti dia mikirnya gue setuju dengan ajakannya. Tapi gue harus tau apa yang mereka bicarakan" gumam karla yang berada dikamarnya sebari terus mondar mandir kaya setrika rusak.
"Oh.. Gue punya ide. Gue keluar dengan bawa air minum aja buat dia. Ah... Karla kamu emang pinter"

-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"-"--"-"-

"Kak. Hem. Ini aku bawain air. Diminum ya" ujar karla sebari melihat kedua pria yang duduk berhadapan dan meletakkan air itu dimeja.
"Iya. Makasi la" ujar hema membalas ucapan karla
"Dek sini duduk" ujar wildan sebari menepuk sofa sebelah kanannya yang menandakan bahwa karla harus duduk disana.

Akhirnya karla duduk disamping kanan kakaknya.
"Tadi ngomongin apa kak?" tanya karla pada wildan tetapi pandangan matanya mengarah ke hema. Dasar aneh
"Oh... Tadi hema minta izin ke kakak mau ngajak kamu jalan. Menurut kakak dia lelaki yang pemberani lo dek" jawab wildan sebari melihat hema yang salah tingkah dan terus memndangi karla karna wildan berkata kalau dia lelaki yang pemberani.
"Terus kakak ijinin gak?" kini hema yang brtanya pada wildan
"Ya gue ijinin lah. Lagi pula adik gue nih jarang keluar selain kuliah. Ya kan dek?"jawab wildan sebari mengujap rambut karla lembut
"Hehe.. Iya" jawab karla demgan senyum tipisnya, namun menunjukkan jika dia tersenyum tidak ikhlas.
"Wah makasi kak. Udah sana bersiap siap" ujar hema
Karla tidak mengatakan apa apa pada wildan ataupun hema. Dia langsung masuk kamar begitu aja. Mungkin dia kesal?

'Huh... Kenapa di izinin sih. Pergi jalan sama cowok petakilan. Hahhhhhh' gerutu karla didalam kamarnya dan mengacak ngacak rambutnya. Ya, dia pasti frustasi sekarang.

   Tak lama karla keluar dari kamarnya. Dia keluar dengan menggunakan celana jeans dan baju lengan panjang yang berwarna pink, dia juga mengenakan slingbag kesayanganggannya. Karla memang tipikal wanita yang tidak begitu suka menggunakan rok atau sebagainya. Dia berfikir berpakaian seperti itu hanya akan merepotkannya dan juga mengundang para penjahat untuk mendekatinya.

Setelah karla keluar dri kamarnya, hema langsung mengajak karla pergi. Mungkin hema sudah tidak sabar mengungkapkan apa yang dia rasakan selama ini.
Mereka berpamitan pada wildan. Wildan membisikkan kalimat pada hema. "Setelah lo berhasil. Jangan sekali kali lo sakitin adik gue".







TBC








kulkas berjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang