park 3

56 6 0
                                    

Sesampainya dikampus, karla duduk dikursi taman kampus. Karna dia sudah tidak boleh masuk kedalam kelas oleh dosennya. Taklama hema datang dan mulai duduk disamping karla yang sibuk membaca novelnya.
        "Kenapa lo ada disini?bukannya tadi lo bilang,kalau lo udah telat. Tapi nyatanya?"tanya hema dengan ekspresi terkejut. Karla langsung melihat hema dengan tatapan tajam, "ini semua salah lo tadi. Coba kalau lo gak ngadang gue, pasti gue sekarang ada didalem kelas, dengerin lenjelasan dosen"jawab karla dengan memukul mukul lengan hema.  "Emang kenapa sih lo pengen temenan sama cewek kayak gue?" tanya karla dengan ekspresi super marah. "Bukannya gue udah bilang. Kalau gue mau memperbaiki sikap gue" jawab hema dengan santai. Suasana menjadi hening. Tapi, taklama kemudian karla mulai bicara dengan nada yang lirih, "denger ya. Lo enak anak orang kaya yang dengan gampang bolos kuliah. Tapi gue?". Mendengar kalimat dari karla, hema langsung terdiam dan seketika suasana menjadi sunyi.
     'Ada apa dengan perasaan gue? Kenapa terasa aneh?apa karna ucapan karla yang menyedihkan? Atau karna... Hah, ya.. Kali gue suka sama gadis kaya dia, udah dingin,cuek, suka marah marah lagi. Kalau bukan karna taruhan, mana mungkin gue mau minta temenan sama dia. Dasar cewek aneh' gumam hema dalam hatinya. "Maafin gue kulkas jalan. Gue udah buat lo telat. Lo jangan marah sama gue ya!" ucap hema sebari mengangkat kedua tangannya. "Udah deh hem. Lo gak usah memohon gitu, gue jijik tau ga" jawab karla dengan ketus dan mengalihkan landangannya dari hema. "Karla. Kamu masih ada jam pelajaran gak?"Tanya hema. "Gak ada.emang kanapa?" jawab karla tanpa menatap hema. "Gak papa. Gue cuma nanyak aja. Oiya la,kenapa lo selalu sendirian? Apa lo gak punya temen"tanya hema panjang lebar. "Gak ada"jawab karla dengan singkat. "Kok bisa? Apa karna sifat lo yang kaya kulkas?" tanya hema sembari menahan tawanya. "Dulu gue emang punya temen. Bahkan temen gue banyak banget. Tapi setelah gue mutusin buat ninggalin rumah, satu persatu ninggalin gue"ucap karla sebari melihat hema dengan senyum kecil. 'Kasian juga nih cewek. Berarti kalau dia bilang,dia pergi dari rumah dan satu persatu temennya ninggalin dia. Berarti sebenernya dia kaya dong?' gumam hema dan bertanya tanya pada pikirannya. "Berarti dia cuma manfaatin lo doang" ucap hema sebari menepuk oundak karla. "Makanya jadi cewek jangan garing garing amat. Dasar kulkas jalan" lanjut hema sebari menahan tawanya. Mendengar hema mangganti namanya, karla langsung berhenti membaca novelnya dan melihat hema dengan sinis. "Apa lo bilang?.gue kulkas jalan". Ucap karla dengan menekan kalimatnya. "Siapa suruh lo cuek gitu. Gue kan gak suka"ucap hema sebari mengacak ngacak rambut karla. "Ih... Apa apaan sih hem. Gue gak suka"ucap karla sinis. "Karla. Baru kali ini gue liat lo ngomong panjang lebar. Dan baru kali ini juga gue liat lo ketawa bebas. Teruslah tersenyum seperti ini. Gue suka liatnya" ucap hema dan tersenyum manis pada karla. 'Lho.. Kok jantung gue berdetak cepet banget, gak kayak biasanya?' tanya karla dalam hatinya. Melihat tingkah hema, karla hanya membalasnya dengan senyuman manis serta mulai menunduk untuk malanjutkan baca novelnya. "Karla. Kan sekarang teman lo cuma gue. Jadi, gue akan selalu ada buat lo. Disaat lo sedang susah,maupun senang"ucap hema panjang lebar, sedangkan karla hanya membalasnya dengan anggukan kecil. "Karla".ucap hema membuat karla menoleh kearahnya, "Apa lagi"ucap karla singkat. "Aku cuma mau mau ngomong, kalau mulai saat ini, detik ini, jam ini, hari ini, saat ini juga kita harus ngomongnya pake aku-kamu, bukan lo-gue lagi, kan sekarang kita teman" ucap hema sebari tersenyum kecil. "Terserah lo aja"jawab karla dengan singkat, padat, dan jelas. "Karla kamu mau pulang gak?"tanya hema. "Iya,emang kenapa?"jawab dan tanya karla sebari terus membaca novelnya. "Emmm.... Anu..  Itu... Hus..e... Anu..."ucap hema tersegal segal. 'Kenapa gue jadi gugup kayak gini? Biasanya kalau gue ngajakin cewek pulang bareng gak gini. Apa ini tanda kalau... Eh... Apaan sih hema, sadar dong. Lo cuma mau buat hati cewek ini sakit. Dan menangin taruhannya' gumam hema dalam hati. "Hem. Lo ngomong apaan sih? Gue gak ngerti" ucap karla sebari menepuk pundak kkarla."Lho. Kok kamu ngomongnya masih lo gue. Kok gak aku kamu"ucap hema ketus. "Hah? Ya suka suka gue lah. Ini mulut mulut gue. Terus kenapa lo yang banyak bacot"ucap karla dengan ketus sebari menutup novelnya dan berdiri. "Udahlah. Gue mau pulang"ucap karla. Mendengar kata 'pulang', hema langsung memegang tangan karla, "tunggu dulu. Apa kamu mau aku antar? Tanya hema. "Gak usah. Gue bisa pulang sendiri"ucap karla sebari berusaha melepas genggaman tangan hema. "Tapi aku ingin nganter kamu". "Kalau gue bilang gak usah, ya gak usah. Kalau lo masih kekeh mau ngantar gue, gue gak mau temenan sama dan jangan temuin gue lagi" ucap karla ketus sebari melangkahkan kaki menjauhi hema. 'Wuh... Galak bener tuh cewek' guman hema sebari menggelengkan kepalanya berkali kali.  Akhirnya hema tidak mengejar karla dan hema hanya melihat punggung karla yang mulai menjauhinya. "Emm dari pada gue diem disini. Mending ngikutin kulkas berjalan pulang. Kan enak, bisa tau rumahnya"ucap hema dan mulai berjalan kearah parkiran mobilnya dan mulai mengikuti karla








TBC






kulkas berjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang