park 6

44 4 0
                                    

    Akhirnya karla dan wildan keluar dari apartemen dan mulai berjalan mencari minimarket terdekat. Mereka melewati taman kota, dab karla mulai berfikir untuk jalan jalan Kesana, "kak. Nanti kalau kita udah beli coklat, kita jalan jalan ke taman ya" ajak karla sebari melihat ke arah kakaknya yang berada di samping kirinya dan senyum lebar. "Iya" jawab kak wildan singkat.
    Taklama mereka melihat mini market yang berada kanan jalan, merekapun berjalan kearah minimarket tersebut. "Silahkan masuk tuan putri" ujar kak wildan sebari membuka pintu minimarket untuk adiknya. "Apa'an sih kak" jawab karla sebari masuk kedalam minimarket dan tersenyum kecil melihat tingkah kakaknya yang kayak pengawal kerajaan. Mereka masuk kedalam minimarket dan mulai melihat kanan kiri untuk mencari makanan kesukaan karla.
   Karlapun berjalan terpisah dengan kakaknya. Dia lebih memilih untuk jalan sendiri dilorong lorong yang penuh dengan makanan. Dan taklama karla menemukan makanan yang dia cari. Karla langsung berjalan kearah kakaknya yang sedang melihat buku buku, tapi entah dia mau beli atau gak. 'Ngapain kak wildan liat liat buku? Emang dia suka baca? Dan apa dia mau beli buat gebetannya? Hah.. Biarlah' batin karla. "Kak. Aku udah nemu coklat kesukaanku. Dan kenapa kakak ada disini?" ujar karla sebari menjulurkan tangannya pada kak wildan yang berarti dia menunjukkan coklatnya. "Jadi ini yang kamu cari?" tanya kak wildan sebari mengangkat alis kanannya dan mengambil coklat dari tangan adiknya. "Iyalah, emang aku mau nyari yang mana lagi?" jawab karla sebari mengambil coklatnya kembali. "Cuma nyari ini doang nih? Gak mau yang lain?" tanya kak wildan pada karla. "Gak kak, aku cuma beli yang aku butuin doang. Kakak mau nyari apa? Mumpung kita ada disini!" jawab karla sebari mengambil salah satu buku. "Sebenernya kakak mau nyari buku, buat gebetan kakak" jawab kak wildan dengan santai. 'Tuh kan bener. Kak wildan udah punya gebetan' batin karla. "Yaudah sini aku bantu. Emang gebetan kakak suka baca? Buku yang biasa dia baca apa? Biar aku cariin!"ujar karla "Gebetan kakak tuh suka buku novel, dan biasanya isinya tentang cinta dan kalau dia baca cerita sedih, dia juga pasti ikut nangis"jawab kak wildan. Mendengar penjelasan kakaknya, karla langsung memilah buku buku yang ada dirak buku, dan dia menemukan buku yang berjudul "takdir". "Hah... Ini kak, kayaknya cocok deh" ujar karla sebari melempar buku kearah muka kak wildan. "Emang ini ceritanya bagus?" tanya kak wildan pada karla, sebari mengambil buku dari tangan adiknya dan membolak balikannya. "Baguslah, aku aja punya bukunya" jawab karla sebari melihat wajah kakaknya. "Yaudah deh kakak ambil ini. Kamu bener, cuma mau beli colat doang, gak yang lain?" tanya kak wildan sekali lagi pada karla. "Gak. Ayo kita kekasir. Aku cuma butuh ini doang kak" jawab karla sebari menarik tangan kakaknya.
   Akhirnya karla dan wildan membayar semua belanjaannya dan keluar dari mini market tersebut. "Kak. Jadi ketaman kan?" tanya karla sebari mengeluarkan jurus utamanya, yaitu mengeluarkan ekspresi memelas pada kakaknya. "Iya" jawab kak wildan sebari mengusap lembut rambut adiknya.
    Merekapun berjalan dengan santai kearah taman, karna jarak taman, mini market dan apartemen mereka jaraknya tidak terlalu jauh. Mereka sampai ketaman dan langsung duduk dikursi taman yang dekat dengan pintu masuk. "Kak. Liat deh, dari sepanjang mataku melihat, semua sama pasangannya" ucap karla sebari menunjuk semua pasangan pasangan yang kencang ditaman itu. "Terus, kamu mau apa? Mau pacaran juga? Sini pacaran sama kakak aja, kan kakak ganteng" jawab kak wildan sebari memeluk tubuh karla yang kecil. "Apa'an sih kak, jijik tau Dengernya" jawab karla sebari mendorong tubuh kakaknya. "Hahaha... Dasar sipolos" balas kak wildan sebari mengacak ngacak rambut adiknya. "Gak nyambung" jawab karla singkat sebari menarik hidung kakaknya. "Aduh... Sakit tau. Oiya dek. Coklatnya mau dibuka gak?" tanya kak wildan pada karla. "Iya lah. Tapi dari tadi aku coba gak bisa bisa. Apa jangan jangan coklat ini gak bisa dimakan ya?"jawab karla sebari mencoba membuka coklatnya. Kak wildan langsung mengambil coklat dari tangan adiknya dan membukanya "kata siapa susah? Wong gampang gini kok dan ini coklatnya bisa dimakan. Buka ginian aja gak bisa, gimana mau buka hati buat cowok. Hahaha". "Tapi tadi susah kakakku yang ganteng"jawab karla sebari mengambil coklatnya dan langsung melahap coklatnya.
    Karla terus melahab coklatnya sebari melihat lihat pemandangan taman yang sangat indah. Taklama ada seorang pria yang melihat karla dari jauh. 'Itu kayak karla. Hah... Daripada tanya tanya sendiri, mending kesana aja' batin pria itu. Dan pria itu mulai berjalan mendekati karla dan menyapanya. "Hay karla" ucap pria itu sebari melambaikan tangannya. "Lhoh kok ada lo disini? Ngapain?" jawab karla terkejut. "Dek. Dia siapa? Apa kamu kenal dia?" tanya kak wildan dan langsung berdiri. "Tenang aja kak. Aku kenal dia kok, dia itu hema, yang tdi aku critain ke kakak"jawab karla santai dan memegang tangan kakaknya. Hema langsung tersenyum mendengar penjelasan karla. "Hay kak, kenalin aku hema" sapa hema pada wildan sebari menjulurkan tangannya. "Udah tau" jawab kak wildan singkat. Tiba tiba karla memegang kepalanya dan merintih kesakitan dan menangis. Kak wildan dan hema yang mendengarnya langsung melihat kearah karla. "Aduh.. Kak... Kepalaku sakit. Hits hits". "Karla kamu sakit?" tanya hema pada Karla sebari memegang pundak karla. "Yaudah ayo kita pulang", jawab wildan sebari membopong adiknya yang mulai Lemah, tanpa menjawab atau bahkan berpamitan pada hema yang masih ada disana.
'Ada apa dengan karla? Gue perhatiin dia sering sakit? Apa dia sakit?' batin hema dan terus melihat punggung karla dan wildan yang semakin jauh dari pandangannya.






















TBC






kulkas berjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang