Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍀
Takoyakina 🌸
Aku sudah sampai di Sungai Han.
Kau dimana?
Chittaphonleechaiyaxxx 🐰
Aku ada di Cafe Chain.
Kau terlambat datang.
Aku lelah jadi aku berteduh di sini. 🐶
Takoyakina 🌸
😑 Dasar menyusahkan.
Tunggu aku di sana jangan pergi lagi.
🍀 🍀 🍀
Yuta berlari terburu-buru menuju cafe yang tidak jauh dari sungai Han menemui Mrs.Chittaphon yang tadi siang mengajaknya bertemu.
Ini adalah kali pertama mereka bertemu di dunia nyata. Yuta sedikit gemetar memikirkan pertemuan seperti apa yang akan terjadi dengan si penyemangat hidupnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mas Atuycakep 😘 ,tolongabaikansejenakmas jepri.
Clingg!
Pintu cafe dua tingkat itu berbunyi saat Yuta masuk. Netra tajam Yuta mengedar ke seluruh penjuru cafe mencari orang yang di cari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apakahitudia?"
Yuta mengingat-ingat foto yang dikirim Mrs.Chittaphon padanya tadi siang jika tidak salah orang yang sedang duduk di pojok cafe adalah Mrs.Chittaphon.
"Apa kau lama menunggu?" Yuta menyapa laki-laki cantik itu yang sedang memejamkan mata mungkin dia mengantuk karena lama menunggu, fikir Yuta.
Ten mendongak ke arah suara dan melihat pemuda tampan berdiri di hadapannya.
"Mr.Na?!" tanya Ten yang langsung berdiri dari duduknya.
"Ya. Ini aku, apa kabar Mrs.Chittaphon?!" sapa Yuta lalu mereka berdua berjabat tangan.
"Aku tidak tahu jika Mr.Na sangat tampan."
"Kau juga cantik, Mrs.Chittaphon. Aku kira kau masih anak remaja."
"Aishh... Kau bisa saja. Dasar penggombal ulung."
"Hei. Ini fakta buktinya aku langsung terpesona."
"Sudah jangan menggombal terus, dasar anak kecil."
Mereka berdua lalu tertawa bersama. Tidak sengaja Yuta melihat koper hitam besar di belakang kursi Mrs.Chittaphon dan Yuta tebak sesuatu yang lebih buruk lagi telah terjadi.
"Mrs.Chittaphon... Kau mau tinggal bersamaku untuk sementara?" tanya Yuta hati-hati.
Ten menatap Yuta dalam.
Ten menelan ludahnya kasar tidak tahu apa yang harus dia katakan. "Kau tahu jika aku tidak memiliki tempat tinggal, Mr.Na?"
"Aku hanya menebak saja karena aku melihat koper besarmu di situ. Kau tidak memiliki tempat berteduh untuk sementara, kan." Ten mengangguk pelan.
"Rumahku tidak mewah hanya kamar reot mau roboh tapi masih nyaman untuk kau tidur sementara waktu."
Ten tidak berkata apa pun. Dalam hati Ten bersyukur memiliki orang baik seperti Yuta di sisinya. Ten memang bingung mencari tempat tinggal karena menumpang di rumah Doyoung sangat mustahil karena Taeil sedang berada di rumah juga, Ten masih tahu diri untuk tidak mengganggu mereka.
"Apa tidak masalah jika aku tinggal di tempat mu sementara sampai aku menemukan rumah sewa?"
"Tentu saja. Aku senang sekali kau mau tinggal bersamaku. Kita bisa sering berbagi cerita sepanjang malam nantinya."
"Terima kasih, Mr.Na."
"Tidak masalah. Ini sudah sore sebaiknya kita pulang, rumah ku jauh dari sini aku takut kita ketinggalan bus nanti."
🍀 🍀 🍀
Yuta membuka pintu kamar sewanya lalu menarik masuk koper hitam Ten. Di belakangnya Ten mengikuti masuk lalu menutup pintu.
Kamar sewa Yuta tidaklah besar hanya ada ranjang yang cukup untuk dua orang. Meja belajar dengan banyak buku di atasnya, lemari pakaian, meja kecil dan bantal dudukkan dua buah di lantai juga kamar mandi kecil.
Yuta benar karena tempatnya tidak mewah tapi reot dengan lantai kayu yang sudah usang, wallpaper dinding banyak yang mengelupas. Horor
"Anggap saja rumah tua ini sebagai rumah mu, Mrs.Chittaphon." Yuta menuangkan air kedalam gelas yang ada di atas meja kecil lalu duduk bersila di lantai.
"Kau tinggal sendiri?"
"Tentu saja. Orang tua ku ada di Jepang dan aku terlempar ke Korea sendirian."
"Apa kau tidak kesepian, Yuta?"
"Tidak juga. Aku bekerja paruh waktu di restoran Jepang juga mengantar susu. Lagipula ada Mrs.Chittaphon yang menemani ku selama ini."
Ten tertawa kecil lalu ikut duduk di depan Yuta.
"Aku rasa kita sama. Sama-sama kesepian," kata Ten sendu.
"Kau benar kita ini menyedihkan. Kau tahu aku sempat mau bunuh diri karena frustrasi tapi tidak jadi karena chat konyol mu tentang anjing kecil membuat ku kembali bersemangat hidup."
"Benarkah!" Ten membulatkan matanya yang sipit mendengar cerita Yuta.
"Sungguh. Dan sampai sekarang aku bertahan hidup hanya untuk menemanimu. Aku tidak mau orang yang baik sepertimu kesepian nantinya," kata Yuta bersungguh-sungguh.
Ten berkaca-kaca menatap Yuta. Seandainya Youngho adalah Yuta mungkin mereka masih bersama sekarang tapi Yuta adalah Yuta dan Youngho adalah Youngho dua, manusia berbeda.
"Jangan pikirkan dia lagi, Mrs.Chittaphon. Dia bukan orang baik untuk mu. Mungkin Tuhan memiliki jalan cerita sendiri untuk mu." Yuta menggenggam lembut tangan Ten di atas meja berusaha menguatkan lelaki mungil itu.
"Yuta... Aku mencintainya... Sangat mencintainya tapi dia tidak mencintai ku."
Yuta mendekat ke arah Ten kemudian memeluknya erat.
"Menangis lah jika ingin menangis. Aku tidak pernah tau cinta itu seperti apa yang aku tau cinta itu hanya membawa sakit." Ten memeluk Yuta erat sambil menangis tersedu-sedu. Melihat orang yang paling berharga untuknya menangis membuat Yuta sedih tapi dia tidak tahu bagaimana untuk menghibur Mrs.Chittaphon.