Bagian Dari Sebuah Ikatan

146 7 0
                                    

Chapter 7.5

~Flashback & Adit's POV~

Aku khawatir karena Aulia sering murung 'Apa yang terjadi?', 'Apakah ada yang mengganggunya?', 'Apa ada yang membuatnya sedih?' semua pikiran itu berada dikepalaku namun semua itu sirna seketika,

"Apakah kamu pernah menyukai seseorang Adit?" tanya Aulia dengan rona merah dipipinya, aku bersyukur dan lega ternyata sahabatku ini baik-baik saja sepertinya dia sedang jatuh cinta,

Aku tersenyum kepadanya dan aku jawab "Tentu", jika kamu tahu orang yang aku sukai sekarang berada dihadapanku,

"Jadi siapa orangnya?" ledekku,

"Apaan sih? Gak ada kok" elaknya dengan malu,

"Sudah aku bilang bukannya aku ini sahabatmu, jangan pernah mencoba berbohong di depan sahabatmu sendiri" jelasku, Aulia hanya tersenyum malu,

"Ada sih..." akhirnya di jujur juga, aku sebenarnya sangat khawatir saat ini aku takut hatinya telah tercuri oleh orang lain,

"Jadi siapa?" padahal aku tidak ingin menanyakan hal ini tapi untuk memastikan juga apakah dia memiliki perasaan yang sama denganku,

"Jangan bilang kesiapa-siapa, apa lagi keorangnya" ancamnya, aku sudah siap dengan segala kata yang akan keluar dari mulut Aulia tapi aku masih berharap bahwa dia akan menyebut namaku,

"eh~hmm..."

"Siapa?" tanyaku tidak sabar, Aulia menarik nafas,

"Rangga"

'JLEEBBB'

"Sepertinya aku menyukai Rangga" jawabnya,

Dadaku seketika sesak seperti ada yang mehunuskan pedang kearah dadaku. Sakit sekali, hampir saja aku menganga mendengarnya tapi aku tahan diriku dari kenyataan yang pahit ini, aku masih berharap aku salah dengar atau ini adalah sebuah mimpi tapi kenyataan tetaplah kenyataan meski itu pahit inilah yang namanya kenyataan.

Aulia wajahnya memerah, dan bagaimana dengan wajahku apa kah terlihat pucat. Aku mencoba untuk tersenyum tapi sulit sekali rasanya bibirku menolak perintah otakku untuk tersenyum.

"Bagaimana pendapatmu Dit?" tanya Aulia, aku belum bisa berkata-kata untuk menjawab pertanyaannya tapi melihat wajah Aulia yang terlihat senang dan senyumannya, 'Aku tidak boleh egois, jangan biarkan keegoisan ini menguasaimu' pikirku,

"Bagaimana Dit?" tanya Aulia lagi, kali ini aku mengumpulkan seluruh kekuatan untuk bisa tersenyum dan akhirnya berhasil,

"Tentu saja dia pilihan yang bagus, meskipun sikapnya dingin dan acuh tapi sebenarnya dia memiliki hati yang baik" entah senyuman macam apa yang aku tampakan sekarang.

"Dan aku rasa kalian terlihat cocok" kerongkonganku kering, seakan udara yang masuk hanya untuk mengeringkan tenggorokan ini. Suaraku terdengar parau. Parah.

"Benarkah? Jangan terlalu memujinya aku belum tahu bagaimana sifat lainnya" ujar Aulia, senyumnya terus terpancar,

"Baiklah, aku akan mendukung kalian 100%!" ucapku sambil mengacungkan jempol, 'Apa yang barusan aku katakan?', 'Sok kuat sekali kamu Adit' hujat pikirku. Sesak kini berubah menjadi penyesalan. Tapi senyumnya. Aku tidak bisa mengelak, kebahagian yang Aulia rasakan juga adalah sebagian kebahagiaanku.

~End Flashback~

Terlonjak kaget, "Tunggu Aulia" ucapku pelan sambil menurunkan kedua tangan Aulia,

"Aku mengerti perasaanmu saat ini sedang kacau, dan aku mengerti rasa sedihmu tapi aku tidak bisa menerimanya seperti ini" ujarku,

"Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa menerimaku" tanyanya lirih seperti akan menangis,

UnderHighSchool -  Under ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang