Chapter 4
Satu semester telah berlalu tanpa adanya perkembangan dari kasus yang Tim Elit tangani, sekarang memasuki semeter genap. Di sebuah kelas yang bertuliskan ’VIII A’ terlihat seorang guru tengah memberikan materi pembelajaran Sejarah kepada siswa-siswinya.
“... Hutan Ruby menjadi sejarah terbentuknya Kota Banjar yang sudah sejak ratusan tahun lalu ada...” jelas seorang guru di depan kelas,
seorang siswi bertanya.“Pak, bagaimana tentang cerita soal ‘Hantu’ atau mahluk halus yang ada disana?”,
“Tidak ada yang namanya hantu disana, itu hanya cerita masyarakat untuk menakut-nakuti” jawab guru tersebut,
'Treeeeng...! ' (Bel Tanda pelajaran selesai)
“Persiapkan perlengkapan kalian untuk acara berkemah esok hari, pastikan kalian tidak melupakan satu hal pun”, ucap sang guru sesaat sebelum meninggalkan kelas.
Adit terlihat berjalan sendiri di salah satu koridor, tak jauh didepannya ada seseorang siswi berdiri seperti mengamati sesuatu, setelah cukup dekat Adit menyadari siapa siswi itu.
“Apa yang sedang kamu perhatikan ?” tanya Adit.
“Langit. Langit yang cerah” jawabnya tanpa melepaskan pandangannya. Adit ikut memperhatikan langit yang katanya sangat cerah. Langit siang hari itu cukup cerah, tidak ada awan berukuran besar yang menghalangi sinar matahari. Hanya gumpalan kecil yang tipis terhias. ghalangi sinar matahari. Hanya gum
“Mau ke kantin?, aku yang teraktir” ajak Adit dengan seringai.
“Terima kasih, tapi aku harus mengambil sesuatu di ruang ekskul” siswi itu melangkah pergi, “Dah” lanjutnya.
“Tunggu Aulia...” ucapan Adit sambil melangkah mendekatinya.
“Yah?”
“Kau tau, kita telah berteman sejak kecil jadi aku sedikit tau tentang sikapmu” ucap Adit.
“Apa ada yang menggangu pikiranmu?” lanjut Adit.
Aulia terdiam sambil sedikit menundukan kepalanya menghindari tatapan khawatir temannya itu.
“Tidak apa jika kamu tidak ing~...”
“Apakah kamu pernah menyukai seseorang Adit?” tanyanya dengan sedikit rona merah di pipinya, Adit tersenyum lega mengetahui Aulia baik-baik saja.
“Tentu” jawab Adit singkat.
~o0o~
Keesokan harinya rombongan bus BJHS tiba di Bumi Perkemahan Purwa, para siswa behamburan keluar menuju lapang utama untuk upacara pembukaan, setelah kata-kata pembukaan oleh Kepala Sekolah para siswa berkumpul dengan regu masing-masing untuk mendirikan tenda. Adit, Dimas, Rangga, Fitria, Aulia dan Yogi berada di regu yang sama Regu 1, kebanyakan sekolah memisahkan antara siswa putri dan putra, tapi di BJHS tidak ada peraturan seperti itu. Semua siswa putra segera mendirikan tenda sedangkan para siswa putri menyiapkan berbagai keperluan memasak sekaligus menyiapkan makan malam.
“Adit tolong ambilkan tali tambang yang ada di tasku” ucap Dimas.
“Yang ini?” tanya Adit sambil mengacungkan sebuah tali dari dalam tas, Dimas mengangguk.
“Hey, Rangga tarik yang benar” ucap Yogi yang kemudian dibalas dengan Deathglare dari Rangga.
“Wih seremnya, aku takut...” lanjut Yogi mengejek.
“Berisik, atau palu ini akan mendarat dikepalamu” balas Rangga sambil mengacungkan palu yang sedang dipegangnnya.
“Kalian berdua, jika tidak serius kapan tenda ini akan berdiri” suara Aulia yang datang dari belakang mereka berdua,
KAMU SEDANG MEMBACA
UnderHighSchool - Under Class
Ciencia Ficción"Terlibat dengan bingungnya kenyataan, sejarah, pengetahuan, keingintahuan, cinta dan persahabatan mereka terpaksa terlibat dengan Relikui Kehidupan membuat sebuah ingatan menjadi hal yang sangat berharga."