Tiba akhirnya pada hari penentuan, kelima anak itu dibawa dengan pengawalan ketat menuju Pendopo yang berada satu komplek dengan Balai Agung, ketika mereka keluar dari dalam area balai kelima anak itu terkejut melihat seluruh penduduk kota sudah berkumpul di alun-alun kota.
Kelima anak itu sekarang berada disamping pndopo beberapa orang yang dari tadi mendandani mereka beranjak pergi. Tidak lama datang seseorang yang wajahnya tidak asing bagi mereka,
"Kagami-sensei?" Aulia terkejut sekaligus senang melihat ada orang yang dia kenal sekarang berada didekatnya,
"Kalian baik-baik saja?" tanya Kagami,
"Kau bisa lihat sendiri bukan" ketus Dimas terdengar sangat kesal, Kagami hanya terdiam.
"Jadi apa yang sebenarnya terjadi pada kami sensei?, keluarkan kami dari sini" pinta Fitria.
"Maaf Basir-san, aku tidak bisa" Dimas langsung naik darah mendengar ucapan Kagami, dia langsung menarik kerah bajunya,
"Dimas" teriak Fitria kaget.
"Apa yang kamu katakan hah?, kamu yang telah menyuruh kami untuk melakukan ekspedisi sehingga kami berada disini sekarang" ujar Dimas dengan nada yang tinggi,
"Sopanlah sedikit aku ini adalah gurumu Sulistio-san" ucap Kagami datar yang membuat Dimas semakin marah.
"Guru macam apa kamu hah?!" teriak Dimas.
"Ini salah kalian sendiri, karena tidak mendengarkan apa yang aku pesankan sebelum berangkat tempo hari" bentak Kagami ini pertama kalinya mereka melihat Kagami-sensei marah.
Dimas kemudian menyadarinya dan melepaskan kerah baju Kagami,
"Tenanglah Dimas" ucap Fitria sambil mengajaknya kembali duduk.
Tidak lama datang sekelompok orang mendekati mereka, salah satunya mengunakan pakaian seperti pakaian yang di pakai Gafar saat bertemu mereka dihutan,
"Semoga Dewa memberkati kalian" suara dari seorang kakek tua dengan berpakaian layaknya seorang biksu, suaranya tidak terlalu jelas mungkin karena kumis berwana putih yang menutupi mulutnya,
"Tetua Agung" ucap Kagami sambil membungkukan badannya memberi hormat.
"Ada yang harus aku sampaikan kepada kalian berlima" ucap orang yang dipanggil Tetua Agung iu
"Yang pertama, Syehk Gafar telah meninggal dunia",
Kelima anak itu terlonjak kaget mendengar berita yang dibawa Tetua Agung.
"Gafar?, kenapa?" tanya Adit tidak percaya,
"Umpan Balik Kematian" ucap Tetua Agung yang membuat kelima anak itu terhenyak,
"Umpan Balik Kematian?" Adit kaget, meskipun mereka belima tahu apa itu, tapi mereka tidak mengetahui mengapa Gafar bisa terkena kutukan itu,
"Penebusan seseorang karena telah membunuh seseorang" lanjutnya, Adit dan yang lainnya terlihat terdiam.
"Yang kedua, kalian telah melakukan dosa besar dengan membiarkan setan meracuni pikiran kalian" Adit dan yang lainnya hanya terdiam menyadari apa yang dimaksud Tetua Agung.
"Yang ketiga, Aditya Kartawigena akan mendapatkan hukuman karena telah mengikuti hawa nafsunya untuk mendengarkan apa yang setan bisikan" Adit hanya tertunduk sedangkan keempat sahabatnya terkejut.
"Kenapa hanya Adit yang dihukum?" tanya Rangga keberatan.
"Biarkan aku juga menerima hukumannya, karena kami juga terlibat" tambah Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnderHighSchool - Under Class
Science Fiction"Terlibat dengan bingungnya kenyataan, sejarah, pengetahuan, keingintahuan, cinta dan persahabatan mereka terpaksa terlibat dengan Relikui Kehidupan membuat sebuah ingatan menjadi hal yang sangat berharga."