Relikui Kehidupan

146 6 0
                                    

Tiba harinya dimana mereka berlima berkumpul di dermaga Sungai Citanduy, Kagami-sensei ada disana bersama dengan seorang pemuda dari bentuk pakaiannya dia adalah seorang biksu,

Sebelum mereka berangkat terlebih dahulu dibacai "Doa-doa selamet" agar selamat kembali dari tujuan,

"Ingat kalian akan melewati batas kota, ikuti rute yang aku buat di peta, mengerti?" tanya Kagami pada kelima anak itu,

"Oke" jawabnya bersamaan,

Kemudian kelima anak itu memulai perjalanannya menggunakan 3 rakit menelusuri Sungai Citanduy, setelah mendayung selama 15 menit mereka berhasil melewati batas kota. Seluruh penduduk Kota Banjar dilarang untuk keluar kota tanpa seizin pihak berwenang, karena menurut sejarah dunia mengalami perubahan yang cukup drastis beberapa abad lalu, banyak spesies flora dan fauna yang berevolusi dari dampak radiasi yang semakin parah dibumi, spesies baru mungkin telah banyak muncul dan berbahaya bagi manusia, oleh sebab itu perlu izin khusus apabila ingin keluar melewati batas kota.

Setelah bergerak melewati batas kota mereka bergerak menuju arah selatan, Adit berada dirakit sendirian bersama barang bawaan, Dimas satu rakit bersama dengan Fitria dan Rangga satu rakit dengan Aulia. Mereka sekarang memasuki area Dalam Sungai Citanduy,

"Dayung yang benar cewek cerewet" celetuk Rangga, "Berisik, aku sudah melakukan semampuku" timpal Aulia,

"Kenapa mereka bisa secepat itu" ujar Rangga melihat Adit, Dimas dan Fitria jauh memimpin di depan,

"Lihatlah, Dimas dan Fitria mendayung bersamaan" tunjuk Aulia,

"Tapi masalahnya, kamu yang gak becus ngedayungnya" ujar Rangga,

"Dimana-mana yang depan harus melihat kedepan dan yang belakang mengikuti gerakan yang didepan" jelas Aulia, 'Dasar cewek cerewet' pikir Rangga. Sepertinya Aulia dan Rangga kembali akur,

"Bukanya kamu malah melihat alam sekitar?" ujar Rangga, "Berisik" timpal Aulia,

Kemudian mereka berdua berhenti mendayung karena aliran sungai cukup kuat untuk terus membawa rakit melaju, Aulia membuka topinya sedangkan Rangga memilih untuk menyender pada bagian belakang rakit, angin yang menerpa mereka sangat terasa nikmat dengan udara yang masih segar,

"Woy" teriak Adit sambil melambai-lambai mengisyaratkan untuk mendekat, Adit menemukan sarang salah satu reptil sungai,

"Oh jadi ini adalah sarang penetasan Bufo Asper?" tanya Aulia karena melihat benda menyerupai telur di dalam sarang itu,

"Bukan sepertinya ini adalah jebakan yang dibuat untuk menangkapnya" jelas Dimas,

Rangga mengambil salah satu telur itu, "Mari kita coba" ucap Rangga dengan seringai,

Kemudian Rangga melamparkan telur tersebut kearah pohon, 'DWARR' telur itu meledak mereka semua tertawa,

Mereka juga menemukan Raflesia Arnoldi yang tumbuh diatas sebuah bangkai batang pohon, banyak serangga yang terbang diatasnya, Dimas mengambil beberapa photonya,

Tak terasa hari sudah mulai sore, mereka memutuskan untuk merapat kedaratan tepat didepan terdapat daratan beralasakan batu-batu kapur, meraka merapat dan membuat tenda disana.

Hari telah menjelang malam, api unggun, makan malam dan tenda telah siap.

Disela makan malam mereka, "Ini aneh" celetuk Dimas menghentikan kegiatan makannnya,

"Aneh apanya?" tanya Aulia.

Adit, Dimas dan Rangga saling tatap. Meresa ada kecocokan, mereka bertiga mengangguk. Aulia dan Fitria bingung dengan gelagat para lelaki didepan mereka.

UnderHighSchool -  Under ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang