Syifa yang akan menikmati tidur malam minggunya harus terganggu karna suara dering telpon miliknya. Syifa yang hampir terpejam itu membuka matanya lagi.
"Huhh, sialan ganggu amat si"keluh Syifa yang berusaha meraih hapenya yang posisinya di atas nakas. Dengan posisi yang ngantuk Syifa tidak sengaja menjatuhkan hapenya. Dan mau tidak mau Syifa bangun lalu memunguti handphonenya.
Lalu Syifa menarik tombol hijau keatas. Dan setelah diangkat, suara yang langsung masuk dipendengaran Syifa yaitu suara cempreng milik Ica.
"Halooo Syif!"suara di sebrang sana.
"Halo ngapain sih telfon malem-malem, ini uda jam setengah dua belas Ca"balas Syifa emosi.
"Gue tau Syif, tapi ini demi temen lo sendiri, lo gak mau bantu?!"ada nada kesal di suara Ica
"Ngenes banget lo Ca, kalo insom jangan ngelampiasin ke gue dong"
"Eh enak aja lo ngatain gue ngenes. Lo itu bisa gak sih dengerin gue dulu?!"
"Ya, apaan?!"balas Syifa kesal.
"CHRISTI, SYIF. CHRISTI!"Heboh Ica dan panik menjadi satu.
"Lo kalo ngomong kecilin dikit bisa gak sih?!"emosi Syifa sudah menggebu gebu merasakan Ica yang bertele tele.
"CHRISTI DI CLUB MALAM MABOK. AYO IKUT GUE KESANA!. Gue takut dia kenapa napa Syif"kata Ica panjang lebar dan bercampur nada gelisah menjadi satu.
"APA?! KOK BISA?!"balas Syifa tak kalah hebohnya.
"Heh, suara lo kecilin dong, gue gak budeg. Nanti gue jelasin, sekarang gue jemput lo dan kita ke klub itu sekarang juga"
"Oke"kata Syifa dan menutup telfonnya lalu bersiap siap. Syifa hanya memakai sweater hitam, jeans hitam, dan sneaker's putih. Dia tidak mau memakai pakaian yang terlalu pendek karna akan pergi ke klub malam.
Tak berapa lama suara klakson mobil milik Ica sudah berada di depan pekarangan rumah Syifa.
Syifa menarik nafas dan menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Karna pertama kali ini dia keluar larut malam apalagi berada di klub malam.
Syifa turun dari lantai 3 di rumahnya menuju lantai dasar. Dan disitu ia berpas pas-an dengan pembantunya, yang menjadi kepala pelayan. "Eh, non mau kemana malam-malam gini"kata Kasih. Pembantu yang masih lumayan muda karna usianya masih sekitar 25an tahun.
Syifa tidak bisa memberitahu Kasih karna pasti akan melapor ke bundanya. Mau tidak mau Syifa harus berbohong. Tapi Syifa bingung harus ngomong apa.
Dan tak berapa lama Ica datang langsung merangkul pundak Syifa. "Eh hai Syif. Yuk!"kata Ica. Tapi Syifa tidak segera beranjak dari tempat dia berdiri. Ica yang tersadar langsung ikut berfikir. Dan ya, Ica ketemu jawaban apa yang harus dia kasih ke Kasih.
"Mbak Kasih. Pinjem Syifanya bentaran ya? Ada acara ulang tahunnya Christi. Biar keceh gitu loh mbak. Kan gak asik kalo kasih kejutannya hilang 1 menit dari hari H-nya. Ya ya ya?"kata Ica memohon dengan puppy eyesnya.
Kasih nampak berfikir fikir lalu mengangguk sebagai jawabannya. "Yes!"kata Ica dan Syifa bebarengan. Lalu mereka mengucapkan terima kasih dan langsung otw ke klub malam dengan menggunakan mobil Ica.
Di dalam mobil. Ica selalu di wawancarai Syifa.
"Kok lo bisa tau, kalo Christi ada di klub?"kata Syifa kepo.
"Nih"kata Ica sambil menyodorkan hapenya untuk menunjukkan foto Christi yang Syifa lihat lagi mabuk. Syifa terkejut bukan main karna Christi bukan hanya mabuk tapi dia juga memakai pakaian pendek dan super ketat, ditambah ada sosok pria yang menyenderkan kepalanya di bahu Christi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Think
Teen FictionSyifa Emely Zahzra memiliki pacar tampan yang bernama Candra William. Yang dulunya romantis, usil, humoris, tapi seakan berjalannya waktu berubah. Syifa merasa berjuang sendiri di hubungan mereka. Syifa pantang menyerah meskipun sahabatnya melarangn...