BT 6

54 33 44
                                    

Candra mengantarkan Ratu sampai rumahnya dengan selamat. Tak lupa kecupan di kening ratu sebagai tanda perpisahan. Ratu membalasnya dengan senyuman saja.

"Besok pulang sekolah gue boleh bareng gak?"kata Ratu sambil memasang wajah andalannya saat memohon.

"Tapi..."ucapan Candra terpotong saat Ratu menyelanya.

"Yey, besok bareng"seru Ratu senang. Padahal belum dapat jawaban dari sang empunya.

"Iya deh, asal lo bahagia. Gue balik dulu ya?"

"Usiap bos"kata Ratu semangat.

Candra berbalik ke mobilnya. Sedangkan Ratu yang masih di teras depan rumahnya langsung tersenyum miring. "Pelan-pelan, Syif"Batin Ratu.

Candra melajukan mobilnya menuju rumah Syifa. Tak lupa memberi kabar Syifa dulu.

Candra William 16.15
Otw rumahmu

Entah mengapa Candra sangat merindukan Syifa.

Lalu, di cek ponselnya belum juga ada balasan dari Syifa. Akhirnya Candra mempercepat laju mobilnya.

Saat sudah sampai rumah Syifa. Orang yang pertama ditemuinya adalah pembantu-pembantu Syifa. "Syifa-nya ada?"tanya Candra kepada salah satu pembantu di rumah Syifa.

"Ada den, di kamarnya"

"Makasih bik, saya keatas dulu"

Pembantu itu hanya tersenyum dan menunduk.

Saat Candra ingin mengetok pintu kamar Syifa. Tapi, ia urungkan dulu. Karna Candra mendengar suara pertengkaran yang tak asing bagi Candra yaitu suara milik Syifa dan Sendi.

Tak ingin menganggu, akhirnya Candra langsung pergi dari rumah Syifa tanpa bertemu pemilik dari rumah tersebut.

Padahal Candra tadi ingin mengajak Syifa jalan agar cewek itu tidak bosan dan menebus kesalahan saat Candra tidak bisa menjemput Syifa bimbel.

Candra hanya mengepalkan tangannya yang berada didalam saku celananya. Lalu, berbalik untuk pulang.

Tapi baru beberapa langkah saja. Candra mendengar suara terkejut milik Syifa. "Can--dra?"kata Syifa.

Candra langsung menghentikan langkahnya. Candra masih di posisi yang sama dan tangan terkepal di balik saku celananya. Lalu, Candra menoleh menghadap Syifa dengan sorot mata yang tajam. Sedangkan Syifa yang ditatap seperti itu hanya menundukkan kepalanya saja.

Dan tak lama muncul sosok Sendi dari kamar Syifa dengan penampilan seperti badut.

Syifa semakin menundukkan kepalanya saja tidak berani berbicara, sedangkan Sendi mengangkat kepalanya sambil senyum meremehkan. Candra semakin geram melihat wajah Sendi yang sangat menyebalkan itu.





⚫⚫⚫




Syifa melihat cuaca diatas yang kurang mendukungnya untuk pulang bimbel dengan berjalan kaki. Mengingat sopir satu-satunya lagi cuti beberapa hari untuk menemani istrinya yang akan lahiran anak ke 5.

Syifa hanya menghembuskan nafas pelan. Meskipun jarak bimbel dengan rumahnya lumayan dekat. Tapi, Syifa enggan untuk berjalan kaki karna sekarang sudah gerimis, mungkin akan hujan lebat, atau mungkin sampai badai.

Bad ThinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang