BT 7

85 32 33
                                    

Syifa sekarang duduk di balkon kamar sambil melamun. Syifa juga belum makan malam, padahal sudah diingatkan oleh pembantunya. Tapi, jawaban Syifa hanya gelengan kepala.

Dilihatnya langit yang sudah gelap, angin malam yang sudah berhembus kencang, suara burung-burung dengan suara kicauannya, dan ciptaan maha kuasa bulan, bintang yang akan menemani Syifa di malam ini.

Syifa yang enggan beranjak dari tempatnya, dan enggan untuk membuka matanya.

Syifa yang masih menikmati semilir angin malam, sambil meresapi ucapannya tadi dengan Sendi, ia sangat bersalah. Padahal Syifa ingin sekali berterima kasih karna sudah membelanya.

Tapi, dengan Syifa berbicara seperti tadi sore mempunyai maksud tertentu. Yaitu, agar Sendi tidak mendekatinya lagi, yang akan merusak hubungannya dengan Candra.

Meskipun Syifa tau jika Candra sering bermain di belakangnya, tapi Syifa masih enggan untuk melepas Candra. Katakan saja jika Syifa itu gadis bodoh.

Syifa tidak ingin Candra marah jika ia dekat dengan Sendi. Apalagi tadi Candra mengetahui Syifa dan Sendi dikamar. Syifa juga tidak tahu, apakah Candra tadi melihat adegan saat Syifa dibawah Sendi.

Syifa semakin pusing jika mengingatnya.

Lalu, dilihatnya arloji miliknya yang sudah menunjukkan pukul 21.30.

Perut Syifa sekarang sudah keroncongan ingin segera diisi. Akhirnya, Syifa sudah tidak kuat untuk menahan lapar lagi.

Syifa pun menuju dapur untuk mengambil makanan. "Eh non, biar bibi Nisak aja yang ngambil"kata salah satu pembantu Syifa.

Syifa hanya tersenyum dan duduk dimeja makan menunggu makanannya yang masih disiapkan oleh bi Nisak.

Tak lama, makanan Syifa datang dengan minuman es teh kesukaan Syifa.

"Makasih ya bik"kata Syifa tersenyum sambil mengambil sendok dan garpu diatas nampan.

"Sama-sama non. Yaudah, bibik ke dapur dulu ya, masih ada yang belum beres"

Syifa hanya menganggukkan kepalanya saja.

Syifa mulai melahap makanannya dengan rakus. Tidak peduli dengan pembantu-pembantu yang lewat.

Tak berapa lama ponsel Syifa berbunyi menandakan ada Whatsapp yang masuk.

Christi B. 21.58
Syifa, besok shopping yuk, sama Ica juga. Udah lama kita gak ke salon, ini rambut mintak dimanja.

Syifa terkekeh melihat pesan yang dikirim Christi, lalu Syifa membalasnya.

Syifa Emely 21.58
Ya lihat aja kalau gak mager

Dilihatnya pesan Syifa yang langsung di read Christi.

Christi B. 21.59
Kalau lo mager, gue bacok lo waktu lagi tidur

Syifa Emely 21.59
Sadesttttt bet. Iya-iya, besok gue gak jadi mager deh

Tapi, beberapa menit tak kunjung juga dibalas Christi. Akhirnya Syifa melanjutkan makannya yang sempet tertunda. Dan tiba-tiba Syifa teringat Candra.

Dilihatnya Candra yang tidak mengirimkan pesan apapun. Oh iya, Syifa lupa jika dirinya yang selalu mengirimkan pesan duluan.

Candra 22.08
Kamu tadi cuman salah paham aja, besok aku jelasin di sekolah ya

Tak butuh waktu lama, pesan Syifa dibalas juga.

Candra William 22.08
Y

Bad ThinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang