BT 1

140 45 11
                                    

Syifa telah menduduki bangku kelas 11 Ipa 2. Senyumnya selalu terpatri di wajahnya. Banyak orang menyapanya dan menyinyirnya. Tapi senyumnya tak pernah luntur.

Pagi ini Syifa semangat di sekolah karna setelah liburan yang panjang akhirnya Syifa sudah masuk sekolah lagi.

Syifa sekarang sudah menjadi ketua cheerleader. Banyak yang mem vote nya melalui media sosial sebagai ketua cheerleader karna keaktifannya yang mengikuti ekstra itu.

"HAI SYIFA MORNINGGG"teriak Ica. Baru saja masuk kelas tapi sudah di sambut dengan suara toa nya Ica. "Morning Ca"balas Syifa dan bertos ria.

Oh ya, kenalin Faica Rahma. Panggilannya Ica. Sahabat syifa dari orok sampai SMA, dia yang paling berisik dan mudah baper, selalu memperhatikan penampilannya, tapi dia juga yang paling o'on.

Dan Syifa juga mempunyai sahabat satu lagi, dia terkenal killer, alias badgirl. Namanya Christi Berliane Putri. Sahabat Syifa dari SMP pertama kali masuk MOS. Jika ada sahabatnya yang terluka, Christi siap maju paling depan untuk membela kedua sahabatnya itu yang menurutnya lembek.

"Morning Chris"sapa Syifa sambil duduk di bangkunya. Karna memang Syifa dan Christi sebangku. "Hai syif, kangen gue sama lo"balas Christi memeluk Syifa. Memang Syifa dan Christi waktu liburan mereka tidak pernah bertemu, karna Christi liburan ke negara orang, Swiss.

"Unchh sama, gue juga kangen"balas Syifa membalas pelukan Christi. Tiba-tiba Ica nyamber juga, dan akhirnya mereka berpelukan seperti teletubies untuk melepas rindu.

"Udah ah gue gak mau kelihatan lesbi"kata Christi mengakhiri pelukan itu. "Apaan sih Chris, itu pelukan melepas rindu keles"nyaut Ica tak terima dirinya di bilang lesbi. "Yee emang nyata, wleee"balas Christi yang ingin menggoda Ica.

Syifa memang sudah terbiasa dengan adegan itu, tidak ada yang mau mengalah, sesekali Syifa juga menyauti omongan yang menurutnya menarik. "Eh wait, gimana hubungan lo sama Candra, masih juga lo lanjutin?"kata Christi yang sebenarnya malas menyebut nama Candra.

Syifa hanya tersenyum. "Lo baik-baik aja kan?"tanya Ica. Syifa ingin menjawab tapi rasanya kelu. Bagaimana bisa baik-baik saja. Tadi sebelum berangkat sekolah, Syifa ingin di antar Candra, tapi Candra tidak mau alasannya karena bannya bocor dan tidak mau membuat Syifa ikut susah.

Tapi tadi waktu Syifa perjalanan menuju sekolah di anter mang Udin, supir Syifa. Syifa melihat Candra berboncengan dengan Ratu, yang Syifa ketahui dia kelas 11 IPS 1.

Mengingat kejadian tadi pagi membuat mood Syifa buruk. Lalu Syifa ke kamar mandi meninggalkan sahabatnya itu yang bingung melihat kelakuan Syifa. Saat Syifa berjalan di koridor ada yang menabrak bahunya dengan keras. "Upss, sorry"kata Ratu lalu meninggalkan Syifa yang melihat ke arahnya sebal.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba ada suara cowok yang membuat Syifa menambah kecepatan melangkahnya. "Haloo, ngapain sih buru-buru banget. Lo gak denger ya gue tadi manggil nama lo terus, ohh apa jangan-jangan lo udah denger tapi pura-pura gak denger. Ati-ati tuli beneran"kata Sendy dengan suara tengilnya itu.

Syifa langsung berhenti melangkah dan otomatis Sendy juga berhenti melangkah. Syifa langsung menghadap ke arah Sendy. "Ya biarin kalo gue tuli, biar gak bisa denger suara lo lagi. Udah minggir!"kata Syifa judes lalu melanjutkan melangkah lagi, tapi Sendy tetap saja mengikutinya.

Syifa akhirnya tiba di depan toilet cewek. Lalu syifa berbalik dan masih ada Sendy yang mengikutinya. "Lo mau ikut ke toilet cewek, hah?!"kata Syifa dengan nada juteknya itu. "Wahh lo ngijinin, kuy lah"kata Sendy lalu masuk ke toilet cewek, tapi sebelum masuk, syifa mencekal tangan Sendy.

"Lo mau ngapain?!"

"Mau nemenin lo lah, kan tadi lo udah ijinin"balas Sendy dengan cengirannya itu. Syifa lantas membulatkan matanya lalu mencoba menarik nafas dan membuang nafas, berulang ulang.

Bad ThinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang