BT 9

104 19 65
                                    

Syifa masih terlelap karna sedikit lelah atas kejadian tadi pagi. Tanpa disadari sebenarnya ada seseorang yang memandanginya.

Pandangan pria itu seperti enggan untuk melepasnya dari wajah Syifa. Dan tangan yang masih terkepal di dalam saku celana abu-abunya.

Bunyi bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Pria itu sudah stuck dari 30 menit yang lalu. Bahkan tubuhnya pun ia enggan untuk gerakan.

Tiba-tiba Syifa mengerjapkan matanya. Syifa berusaha menyesuaikan sinar lampu yang berada di uks. Dan Syifa terbangun karna merasa haus. Tenggorokannya sangat kering saat ini.

Saat kesadaran Syifa benar-benar terkumpul. Ia melihat sekelilingnya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat mata elang yang menatapnya tajam saat ini.

Syifa langsung terduduk.

"Candra?"

Yang ditanyai pun langsung menatap mata Syifa yang teduh. Syifa yang ditatapnya pun ingin menjerit sekarang juga.

"Udah dari kapan disini?"tanya Syifa lagi. Dan jawabannya masih sama.

Candra hanya diam.

"Atau mau nawarin besok jemput aku lagi?"tanya Syifa dengan senyum yang mengembang.

Candra tetap diam.

"Atau mau nganterin aku pulang? Yey!"seru Syifa sendiri. Padahal belum dijawab dari sang empunya.

"Aku gak bisa"balas Candra yang masih tanpa ekspresi apa pun.

Syifa hanya tersenyum.

"Iya gak papa"

Candra hanya melihat pacarnya itu penuh dengan tanda tanya.

"Gak marah?"

"Buat apa marah? Toh, kamunya juga yang gak bisa. Masa aku harus maksa"balas Syifa yang masih menyunggingkan senyumnya itu.

"Gak tanya alasannya apa?"

"Oh iya lupa. Alasannya apa?"tanya Syifa.

"Nganter Ratu"balas Candra.

Hati Syifa rasanya sudah terhantam dengan berat batu yang berton-ton saat ini. Ucapan Candra yang terlalu frontal membuat hati Syifa ingin mencelos keluar dari tempatnya.

"Boleh tanya?"tanya Syifa.

"Boleh"

"Jujur juga ya?"

"Iya"

Satu kata dari mulut Candra membuat hati Syifa puas.

"Kemarin kenapa mutusin sambungan telpon secara dadakan?"

Candra hanya diam.

"Kok diem?"

Candra berdehem. Lalu, menjawab "lagi di club"kata Candra yang sudah membuat Syifa ingin memutilasi tubuhnya sendiri.

"Kok sore-sore?"

"Ada party temen club"

"Iya, tapi kok sore? Biasanya kayak gitu kan malem"

Candra hanya mengangkat bahunya.

"Enggak mabuk kan?"tanya Syifa yang membuat Candra langsung menegakkan tubuhnya.

"Mabuk"

Syifa sudah tidak kuasa dengan kejujuran Candra hari ini.

"Apa manfaatnya mabuk? Mabuk hanya ngerusak tubuhmu doang! Kan udah aku bilangin dari dulu-dulu!"jawab Syifa sensi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad ThinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang