"Coco? Lagi?" Harry mengerang begitu ia menyadari televisi mulai menayangkan film Coco. Sudah terhitung sepuluh kali kami menonton film tersebut, meski demikian, aku tak merasa bosan, begitu pula dengan Harry.
"Mengakulah, kau menyukai Coco sepertiku," kataku sembari menaruh kepalaku ke atas dada Harry, tanganku bergerak untuk membawa mangkuk berisi popcorn dan segera mengambilnya kemudian memasukkannya ke dalam mulutku.
Harry mendengus, namun tak mengatakan apapun. Ia tahu aku benar. Meski dia acap kali melayangkan protes saat aku memulai film Coco, ia tak pernah sedikitpun berusaha mematikannya dan matanya selalu berakhir melekat pada layar televisi.
Ruangan pun mulai hening. Hanya ada suara yang datangnya dari televisi dan suara popcorn yang terus aku makan
Ini bukanlah hal yang aneh bagi kami. Ketika pasangan lain keluar bersama setiap Jum'at malam, aku dan Harry menghabiskan waktu untuk menonton film bersama di flat kami. Benar-benar hanya menonton film, tanpa melakukan hal lainnya. Bagi kami, 'hal lain' itu dapat dilakukan kapanpun namun tidak saat film terputar.
Yang membuatku merasa aneh adalah jantung Harry yang berdetak cepat, aku bisa merasakan pergerakannya yang menggila akibat kepalaku yang berada di atas dadanya. Selain itu, telapak tangannya yang berada di atas pundakku juga mengeluarkan keringat. Aku juga baru menyadari bahwa ia tak memakan popcorn sedikitpun.
Sama sekali bukan Harry yang biasanya.
Aku mengangkat kepalaku agar dapat melihat wajahnya dengan jauh lebih baik. Mata Harry masih tertuju pada film Coco, tapi aku yakin bahwa pikirannya tak ada di sana.
"Harry," aku memutuskan memanggil namanya setelah beberapa saat hanya terdiam sembari memandangi wajahnya.
Tubuh Harry tersentak, ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arahku dengan mata membulat lebar.
"Kau baik-baik saja?" tanyaku.
Harry mengangguk dengan senyumnya. "Aku baik-baik saja."
Meski tak yakin dengan ucapannya, aku tetap mengangguk dan kembali melanjutkan kegiatan menontonku. Aku sudah hapal betul terhadap segala hal yang terjadi, dan tidak lagi menangis seperti saat kali pertama dan kali kedua aku menonton.
Setelah film selesai, aku segera mengangkat kepalaku dari dada Harry dan mematikan televisi, saat aku hendak bangkit berdiri untuk menaruh mangkuk yang sekarang sudah kosong, Harry tiba-tiba berkata, "pegang tanganku!"
Aku menoleh ke arahnya, mendapati dia sudah mengangkat tangan kirinya "Huh?"
"Aku ingin melamarmu, sekarang, pegang tanganku!"
Mataku membulat lebar, meski tak begitu paham terhadap apa yang terjadi, aku menggerakkan tanganku untuk menggenggamnya.
Masih dengan posisi duduk, Harry mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah dari saku celananya dan membuka benda itu, menunjukkan satu cincin emas yang seketika membuat mulutku terbuka lebar.
"Maukah kau menikah denganku?"
Aku tertawa lebar sambil mengangguk.
Serahkan pada Harry untuk melakukan hal bodoh.
[-][-][-]
Also guys, I need an IDEA. Give me please. Tapi tolong jangan menuliskan siapa ceweknya dengan detail kayak semisal 'Louis sama Eleanor' aku emang Elounor shipper tapi di buku ini aku nggak pingin terlalu mendeskripsikan ceweknya, bahkan namapun nggak aku kasih buat karakter cewek heheh. Jadi silakan kasih ide ke aku dan siapa karakternya (niall, harry, zayn, louis, liam)
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Changes // 1D (One Shots)
FanficKumpulan cerita pendek One Direction. Collection of short story by yossi novia since 2018 All Rights Reserved.