Satu

83 6 0
                                    

"Anita!" Safira berjalan dengan langkah tergesa-
gesa menyusul sahabatnya.

Sementara yang dipanggil hanya menengok dan mengangkat sebelah alisnya. Tak biasanya Safira begini, pikirnya.

"Nit, lo tau Sendra Mahardika, kan?" tanya Safira tiba-tiba. Membuat Anita semakin bingung ada apa dengan sahabatnya ini.

Anita mengangguk, "Ya iya kenal. Siapa sih anak SMA ini yang gakenal dia?"

Safira menghela nafasnya, "Gua ditembak dia, Nit!"

"Hah? Seriusan lo?"

"Iya!", kemudian Safira menjelaskan secara rinci kejadian absurd yang menimpa nya tadi siang.

•••

"Misi, liat Safira ga?" tanya Sendra kepada satu-satu orang yang ada di kelas Safira.

"Udah pulang, Dra!" sahut Niko tiba-tiba.

"Tadi gua liat dia sama Anita." sambungnya.

Sendra berlari menuju gerbang keluar dan untung saja Safira belum terlalu jauh dari situ.

"Saf!"

Safira berbalik arah, "S-Sendra?"

"Iya gua! Ayo balik!" tanpa komando, Sendra menarik tangan Safira dan dicegah oleh Anita.

"Heh punuk onta! Lo kira temen gua sapi? Maen tarik-tarik aja!"

"Brisik lo!" sahutnya.

Safira melepas genggaman Sendra, "Gua pulang sama Anita aja, Dra."

"Yaudah. Mulai besok, bareng gua," kata Sendra kemudian anak itu pergi melongos begitu saja.

•••

"Eh Saf, lo beneran jadian sama tuh anak?" tanya Anita.

"Tadi siang jelas-jelas dia nembak gua! Bukan nembak, apa yaa–ngaku ngaku–hmm gitulah tiba-tiba dia bilang kalo gua pacar dia!" jelas Safira.

"Ya ampun Saf. Terus lo terima gitu aja?"

"Gak lah! Besok gua mau minta kejelasan maksudnya dia apaan bilang gitu ke gua," jelasnya lagi.

Anita hanya manggut-manggut.

•••

"Ah elah! Ngapain juga gua pusing mikirin kejadian tadi! Gila, gamasuk akal!" ucap Safira sambil mengacak-acak rambutnya.

Safira hanya asal membolak-balik halaman buku pelajaran sedari tadi. Ia tidak fokus sama sekali. Karena memikirkan kejadian tadi siang.

Drrtt..Drrtt..

Ponselnya berdering. Terlihat ada nomor tidak dikenal yang menelefonnya.

"Halo?"

"Safira! Ini gua."

"Hah?"

"Gua! Pacar lo!"

"Pacar gua? Siapa?"

"INI GUA SENDRA MAHARDIKA! MASA LUPA SIH?"

Safira menjauhkan ponsel dari telinganya–takut telinga nya budek sebelah akibat teriakan dari si penelefon.

"Oh Sendra. Kenapa?"

"Bukain gerbang dong! Gua daritadi di depan rumah lo! Gua manggil-manggil nama lo tapi ga dibuka juga! Lo budek apa gimana?"

Safira terdiam. Sepertinya dia memang sedang tidak fokus sampai tidak mendengar ada orang yang memanggil-manggil namanya.

"SAFIRA!"

"Ah-iya! Tunggu sebentar!"

Safira mematikan sambungan dan berlari keluar.

"Lama banget sih lo!" oceh Sendra yang baru saja dibukakan gerbang.

"Maaf ga denger."

"Jadi, mau lo apa kesini?" tanya Safira to the point.

"Dih orang! Suruh masuk dulu, kek. Suguhin minuman, kek. Ini mah engga," protes Sendra.

"Mulut lo kaya cewek!" ucap Safira.

•••

'Anjrit baru pertama kali gua dikatain depan muka–sama cewek pula! kalo bukan gara-gara TOD sialan, gua juga gabakal mau malem-malem kesini! Mana dinyamukin! NIKO SIALAN!' -Sendra

'Ribet banget jadi cowok! Mana gajelas banget tiba-tiba dateng! Gua cekik boleh ga sih?' -Safira

•••

ARANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang