Sinar matahari pagi mengintip dengan malu-malu melalui celah celah jendela yang mana mengusik tidur si pemilik kamar.
Ia mengerjapkan mata dan mengumpulkan nyawa sejenak. Setelah itu, ia merogoh ponselnya diatas nakas.Sebuah notifikasi dari salah satu aplikasi chat membuat ponselnya bergetar.
Unknown:
Good morning Fir!:)Kedua alisnya menyatu. Siapa?
Dengan keadaan masih setengah sadar, ia mulai menggerakkan jari nya yang kemudian membentuk sebuah kalimat untuk membalas pesan tersebut.Me:
Too.
Sorry, ini siapa?Tidak ada balasan.
Ah, mungkin salah kirim, batinnya.
Ia segera meletakkan kembali benda pipih tersebut dan beranjak dari kasurnya.
Hari ini adalah hari Sabtu. Rencananya, ia akan pergi ke toko buku dengan Anita.20 menit telah ia habiskan untuk membersihkan diri. Dan sekarang, ia sedang berada di depan cermin sambil menyisir rambut panjang nya yang tergerai bebas.
Emang bener ya kata Sendra kalo gua lebih cantik kayak gini?, batinnya.
Mengingat kejadian di kantin waktu itu membuat dirinya jadi senyum-senyum sendiri di depan cermin.
Kayaknya gua beneran cinta deh sama Sendra Mahardika.
***
Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya. Ia mengintip sedikit dari jendela dan terlihat sedan hitam yang tepat berada di depan rumahnya.
"Aldi? Ngapain?"
Aldi melangkah memasuki rumah Safira kemudian meminta izin untuk menemui Safira.
Suara ketukan pintu terdengar. Dengan gesit, ia segera membuka pintu kamarnya.
"Aldi? Lo ngapain disini?"
Dengan senyum sekenanya, Aldi menjawab, "Ngajak lo jalan."
"Tapi.. Gua mau jalan sama Anita."
Aldi terkekeh.
"Emang lo gak baca pesan dari dia, ya?"Safira menunjukkan wajah kebingungannya. Dan ia segera mengambil ponselnya. Aldi benar, Anita menghubungi Safira.
Anita:
Firaaaa:(
Sorry ya gua gabisa nemenin lo.
Ada acara mendadak nih:(
So sorry.. Next time ya?Tapi yang membuat Safira bingung, darimana Aldi bisa mengira kalau Anita mengubungi Safira?
Tatapan Safira ke Aldi berubah menjadi tatapan curiga dan mengintimidasi.
Aldi hanya terkekeh geli, seakan bisa membaca maksud dari tatapan Safira itu.
"Cuma insting kok gausah heran gitu! Oh iya, karena Anita gak bisa, pergi sama gua aja yuk?"Tanpa sadar, Safira mengangguk.
***
"Aldi, tolong ambilin itu dong!" pinta Safira sambil menunjuk buku yang hendak dia ambil tetapi tidak bisa karena ukuran badannya yang minimalis.
Aldi segera menoleh ke arah yang ditunjuk Safira dan dengan mudahnya ia menggapai buku tersebut.
"Tumbuh tuh ke atas bukan ke samping!" ledeknya sambil menjulurkan lidah ke arah Safira.Safira hanya memajukan bibir bawahnya dan pergi ke rak buku lain.
Lo tuh lucu ya kalo lagi ngambek! Seandainya gua bisa milikin lo, batin Aldi sambil tersenyum getir.
***
Safira menelusuri setiap judul-judul buku yang terjejer rapi di rak. Sesekali ia mengambil buku tersebut dan tersenyum puas karena mungkin buku tersebut adalah salah satu dari buku incaran nya.
Sampai kemudian, pandangannya tertuju pada seorang laki-laki jangkung yang sedang memilih buku juga, tetapi membelakangi nya.Itu Sendra ya? Atau bukan sih? Apa gua samperin aja ya?, batin nya.
Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti pilihan terakhir.
"Sen..dra."
Ia terkejut saat tiba-tiba seorang wanita yang ia yakini adalah Siska Meyrisca—datang dan merangkul tangan Sendra, pacarnya.
"Apaansi Si– Safira?" Sendra menoleh ke arah Safira, begitu pula Siska.
Sendra segera melepas tangan Siska dari lengannya.
"Ehm—Sorry ganggu." Safira berbalik arah dan dengan langkah cepat meninggalkan Sendra dan Siska.
"Fir! Dengerin aku dulu, kamu salah paham!" Sendra hendak mengejar Safira tetapi Siska menahannya.
"Shhttt... Jangan dikejar, sayang. Aku yang pantes jadi pacar kamu, bukan dia.." ucap Siska dengan nada membisik tepat di telinga Sendra.
***
Safira melangkah dengan sedikit berlari menghampiri Aldi.
"Safira? Kamu kenapa?" katanya sambil mengusap lembut air mata Safira."Gua mau pergi dari sini, Al."
"Loh kena–"
"BAWA GUA PERGI DARI SINI!" bentak Safira tiba-tiba.
Aldi terlonjak kaget mendengar Safira membentaknya. Baru kali ini Safira bicara dengan nada membentak. Tetapi karena tidak mau menambah masalah, Aldi segera membawanya keluar dan sekilas ia melihat Siska bersama Sendra.
Ia paham apa yang sedang terjadi disini dan tentu, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Di dalam mobil, Aldi memutar lagu Just The Way You Are milik Bruno Mars.
Sementara Safira hanya melamun menatap keluar jendela mobil dan sesekali mengusap pipi nya yang basah akibat air matanya."Cause you're amazing.. Just the way you are.." Aldi menyanyikan salah satu bait dari lagu tersebut guna mengembalikan mood dan senyum dari cewek yang ia cintai saat ini. Tak lupa, ia juga membelai puncak kepala Safira yang membuat cewek itu menoleh dan tersenyum tipis ke arahnya.
"Nah gini dong, senyum. Jangan kayak tadi mukanya lecek banget mirip bungkus
gorengan!" ledek Aldi."Jahat banget di miripin nya sama bungkus gorengan!" balas Safira sambil memukul pelan pundak Aldi.
"Daripada dimiripin sama diare bunglon," cetus Aldi.
Keduanya tertawa keras di dalam sedan hitam milik Aldi. Akhirnya Aldi bisa mengembalikan senyum cewek itu.
Jangan sedih lagi ya Fir! I don't wanna see you cry.. , batin Aldi.
***
Vomments:*
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANDRA
Teen FictionBagaimana bisa permainan semacam "Truth or Dare" mengubah takdir cinta seseorang? Tapi bagi Safira dan Sendra, permainan konyol itu lah yang mempertemukan cinta sejati mereka. Kalian pernah dengar istilah "Cinta akan datang karena terbiasa" ? Apa...