13

1K 250 9
                                    


    
tak ada angin, tak ada hujan, yuqi tiba-tiba mengajak lucas untuk membolos.

tidak, bukan bolos pelajaran. tapi bolos sekolah.

"lo kenapa sih? tumbenan." ucap lucas.

namun yuqi tetap diam.

mereka berdua pergi ke taman kota, ramai. namun serasa sepi, karena yuqi dari tadi hanya diam.

mereka duduk di salah satu bangku taman.

yuqi menghelas napas panjang,

"hari ini gue mau sama lo terus." pinta yuqi.

🍃

sudah tiga tempat mereka hampiri, namun yuqi masih diam tak bicara.

sekarang mereka malah kembali ke taman kota, lucas menghampiri yuqi dengan segenggam permen kapas.

"diem bae, ngomong napa qi." ucap lucas yang kemudian dijawab oleh senyuman manis yuqi.

tak banyak yang mereka lakukan, hanya menikmati siang hari yang lumayan cerah bersama.

"lo kenapa sih, qi?" tanya lucas.

"kalo lo gak ngomong juga, gue pulang nih." lanjutnya.

yuqi menahan tangan lucas, lalu ia berkata,

"bentar aja, gue mau kasih lo sesuatu."

lucas kembali duduk di sebelah yuqi sambil tersenyum, ia menunggu yuqi yang sedang berusaha mengambil sesuatu dari dalam tas punggungnya.

"nih," ucap yuqi sambil menyerahkan sebuah buku yang lumayan tebal. buku tersebut berwarna putih dan terdapat gambar unicorn hitam di sampul depannya.

"apa nih?" tanya lucas.

"buku gue, tapi lo bacanya nanti ya? pas gue udah gak di sini." jawab yuqi.

lucas mengangkat sebelah alisnya, ia bingung dengan ucapan yuqi barusan.

"emang lo mau kemana?" tanya lucas.

"mau pindah, hehe.." jawab yuqi dengan sedikit tawa.

jawaban yuqi membuat lucas tidak henti-hentinya bertanya tentang kepindahannya.

mereka berbincang cukup lama, hingga sore pun menyapa.

"hehehe, pulang yuk? udah sore." ajak yuqi.

mereka mengakhiri kisah hari ini tepat di sore hari, lucas mengantar yuqi dengan sepeda hitamnya.

   
   

hann ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang