Bagian 08

1.6K 119 8
                                    


"Pagi anak-anak, tolong jangan ribut!" teriak Ibu Mirna di depan kelas Niko yang seketika membuat seisi kelas tiba menjadi hening.

"Selamat pagi, anak-anak,"

"Pagi, bu!"

"Sekarang buka buku paket halaman 23 dan kerjakan soalnya halaman 24, kalian kerjakan soalnya karena ibu mau ke ruang guru ada rapat, jadi kalian jangan berisik," ujar ibu mirna

"Siap bu," jawab serentak mereka

Semua para siswa siswi pun mengerjakan tugas yang diberikankan oleh Ibu Mirna. Namum, tidak untuk Niko dan ketiga sahabatnya. Mereka malah asik pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang kekosongan.

"Kalian mau makan apa?" tanya Sandi

"Terserah, lo aja," jawab Niko

Sandi pergi untuk memesankan makanan untuk teman-temannya dan juga untuk dirinya.

Di tempat lain Dinda dan Lina memasuki kantik sekolah karena sudah mendengar bunyi bel istirahat, mereka mencari-cari tempat yang kosong.

"Di sana aja Lin," ucap Dinda kepada lina sambil menunjuk kearah meja yang terlihat kosong itu. Lina mengikuti arah tunjuk Dinda dan setelah itu dia pun mengangguk.

"Ayo," ajaknya. Mereka berduapun berjalan menuju tempan yang kosong itu dan Lina langsung pergi untuk memesankan makanan untuk mereka berdua.

Dinda duduk dikursi sambil menunggu Lina yang datang dengan makanan. Beberapa menit pun lina datang dengan makanan yang berada diatas tangannya.

"Silahkan nyonya," ucap Lina sambil tersenyum

"Terima kasih, mbak," ucap Dinda sambil sedikit tertawa sedangkan Lina sudah mencibir kesal.

"Ayo makan." Lina mengangguk,mereka pun makan dengan lahap tanpa ada yang bersuara.

*************

Keesokan harinya.

"Dinda, Lo dinyariin sama Niko,"

Dinda terdiam

Baru saja Dinda masuk ke dalam kelas, tiba-tiba saja Lina mengatakan hal demikian. Dinda meneguk ludah getir. Kakinya tersa tidak bisa bergerak. Sungguh, Dinda tak tahu harus melakukan apa.

"Dinda, Lo dinyariin sama Niko,"

Dinda berbalik dengan cepat. Matanya melebar ketika melihat Niko yang berdiri diambang pintu, dan dia sedang berdiri sendiri. Baru kali ini Dinda merasa gugup berhadapan dengan Niko.

"Ke... kenapa?" tanya Dinda dengan gugup.
Semua siswi di kelas Dinda keluar melihat pertunjukan itu. Bukan hanya kelas Dinda. Namun, seluruh kelas XII, XI dan X terutama para fans-fans Niko melihat pertunjukan itu.

Dinda melihat ke arah Niko. Cowok itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas Dinda, lalu berhenti didekat Dinda, "gue tunggu lo di gerbang," Itu kata-kata yang dia lontarkan. Dinda hanya bisa termangu memandangnya, "sendiri, jangan bawa teman lo."

Mampus gue. batin Dinda

Apa Dinda akan dilabrak? tapi kenapa Niko labrak Dinda? Kesalahan apa yang Dinda lakukan kepadanya?

Dinda mengerjap saat melihat gerakan Niko yang berbalik. Dia lalu pergi dari hadapannya. Meninggalkan Dinda sendiri dengan cibiran iri dari teman-teman kelasnya.

"Itu seriusan Niko ngajakin Dinda ketemuan? Mending juga gue,"

Sialan banget!

"Gue gak nyangka lo diajakin Niko ketemuan, gila,"

"Dinda, yang tadi itu seriusan, ya?"

Dinda melirik Lina yang sedang memandangnya tak percaya, Dinda mendengus lalu duduk di bangkunya.

Gue sama Niko tetanggaan Lina, tapi gue juga bingung kenapa Niko tiba-tiba ajak gue ketemuan sama dia. batin  Dinda

************

Dinda pov

"Udah ganteng, motornya keren lagi,"

"Tuh kan, gue pengen,"

Gue melihat beberapa siswi sedang memperhatikan Niko. Cowok itu baru saja memberhentikan motornya di gerbang sekolah.

Tunggu!

Gue mendelik saat mengingat perkataan Niko diwaktu istirahat tadi. Okey, sekarang gue mencoba memeruskan perjalanan gue . Tidak ada jalan keluar kecuali gerbang sekolah. Gue terus berjalan hingga tiba hampir melewati Niko, dia melihat gue dengan tatapan datarnya.

Gue mematung

"Lo kenapa, diam aja di situ?" tanyanya yang membuat gue salah tingkah. Gue tidak biasa menjadi pusat perhatian. Selain itu, gue benci. Gue bukan tipe cewek narsis yang senang menjadi pusat perhatian, digosipkan sana sini, atau disenangi. Lebih baik gue menjalani semuanya dengan normal.

"Gue mau pulang naik angkot, biasanya juga gitu," gue langsung membuang muka, tidak ingin melihat Niko lebih jelas. Bisa gue lihat beberapa siswi yang menatap gue. Gue tahu mereka ingin menggantikan posisi gue saat ini.

Bunyi deru knalpot motor terdengar. Gue kembali menatap Niko. Cowok itu natap gue lama dan membut jantung gue berdetak lebih cepat tidak seperti biasanya. "Ayo naik,"

Dan entah kenapa, perkataannya tidak gue bantah. Kaki gue terus melangkah hingga kini gue sudah berada di atas motornya.

Mata gue mengerjap saat tak sengaja melihat spion motornya Niko. Cowok itu melakukan hal yang sama karena saat ini gue melihat wajahnya.

"Udah gak usah liatin gue lama-lama, gue tau gue ganteng kan," ucap Niko sambil menaikkan alisnya sebelah. Gue langsung membuang muka dan berkata dalam hati ternyata Niko punya kepedean selangit.

Gue menunduk karena tidak mau meladeninya lagi karena sudah terciduk melihatnya.

"Lo udah tau kelakuan gue di sekolah, Satu cara supaya gue bisa tahu kalau lo beneran bisa nutup mulut,"

"Apa?"

"Mulai hari ini, lo jadi cewek gue,"

*********







Tunggu terus kelanjutan ceritanya...
Maaf kalo cerita nya aku masih banyak typo nya

TENTANG KITA (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang