Bagian 40

602 30 3
                                    


Haii guysss

Jangan lupa vote dan komen nya

*******

"Dinda bangun."

Entah sudah berapa kali Shinta membangunkan gadis ini. Namun, Dinda belum juga bangun.

"Ya ampun Dinda, anak gadis gak boleh bangun kesiangan, hari ini hari ketiga kamu sekolah di sekolah baru kamu!" tariak Shinta untuk kesekian kalinya.

"Dinda bangun, Ini udah jam setengah tujuh, nanti kamu telat!" teriak Shinta lagi.

Sinta berjalan mendekati putri satu-satunya itu dan betapa terkejutnya Shinta melihat Dinda mengeluarkan air mata dan sesekali mengucapkan nama NIKO.

"Sayang, Sayang kamu kenapa?" tanya Shinta dengan nada khawatir.

Shinta berusaha membangunkan Dinda dengan cara menggoyangkan tubuh anaknya itu, dan itu berhasil. Dinda langsung bangun dan seluruh tubuhnya dibanjiri dengan keringat.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya  Shinta khawatir. Dinda berusaha mengumpulkan nyawanya. Dia merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelupuk matanya dan kemudian cewek itu pun menghapus air matanya.

Karena belum mendapatkan penjelasan dari ucapannya, Shinta mengulangi pertanyaannya lagi.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Shinta dengan nada lembutnya.

"Dinda mimpi buruk, Mah," jawab Dinda.

"Ya udah Sayang, kamu minun dulu setelah itu kamu mandi, ya sekarang udah jam setengah tujuh," ujar Shinta. Dinda mengikuti apa yang disuruh oleh Mamanya tadi.

Setelah minum. Dinda kemudian mengambil jam yang berada di sebelah tempat tidur. Setelah melihat jam, Dinda langsung membulatkan matanya.

"Mama kok gak bangunin Dinda, sih!" teriak Dinda sambil tergesa-gesa masuk kedalam kamar mandinya.

Shinta memutar kedua bola matanya  malas. "Dari tadi Mama bangunin kamu, tapi kamu gak bangun-bangun dan ternyata kamu mimpi buruk sampai-sampai nangis seperti tadi," sindir Shinta.

Setelah membersihkan kamar anaknya, Shinta kemudian keluar dari kamar itu dan kemudian berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang telah dimasaknya.

Beberapa menit kemudian Dinda keluar dari kamar mandi dengan handuk sebagai pembalut tubuh mungilnya. Cewek itu pun langsung bersiap-siap. Dengan tiba-tiba mimpi itu langsung memutar kembali di pikirannya. Mimpi itu seperti nyata sekali, sebegitu nyata sampai Dinda mengeluarkan air mata. Dan lebih parahnya lagi dia memimpikan seorang cowok yang kemarin dilihatnya di lapangan basket. Niko, yah Dinda memimpikan Niko, dan di mimpinya tersebut Niko berpacaran dengan dirinya dan setelah kelulusan, Niko melanjutkan kuliahnya di Amerika. Dinda di mimpi itu sangat mencintai Niko dan begitu pun sebaliknya yah walaupun Niko mengajak nya pacaran dengan unsur paksaan. Dan ketika Dinda dan Niko LDR, disitu pertama nya mereka biasa aja seperti layaknya LDR yang dilakukan oleh para remaja. Namun dua tahun kemudian Niko tidak memberinya kabar sama sekali. Berbagai pikiran negatif melanda Dinda. Beberapa bulan lagi, Dinda tidak juga mendapatkan kabar dari Niko. Dinda sudah beberapa kali juga pergi ke rumah Niko dan menanyakan apakah Niko memberi mereka kabar atau kah tidak. Setelah kejadian itu, Dinda tidak tau lagi tentang Niko. Dan setiap malam Dinda selalu menangis menanyakan kepada dirinya apakah dirinya melakukan kesalahan atau tidak.

●●●●●

Dan tiga tahun kemudian, Dinda sudah bekerja di salah satu rumah sakit ternama yang di Jakarta. Jangan tanyakan bagaimana kabar Dinda saat itu, walaupun dia terlihat bahagia di depan. Namun, di belakang dia merasa sedih. Sudah sekitar lima tahun Niko tidak menghubunginya. Dan pada suatu hari, saat itu Dinda bertugas untuk mengoperasi.

TENTANG KITA (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang