Bagian 42

562 26 0
                                    

HALOO PECINTA B2ANG
Maafin aku yah yang lama update cerita heheh.

Oke gak usah banyak bacott kitaaa mulaii berperang dengan kata.

●●●●●●●

"Astaga," ujar Dinda sambil menutup mulutnya tidak percaya.

Benar. Itu suara Niko dan Niko berada di belakangnya. Dinda tidak percaya itu.

"Ngapain lo?" tanya Niko sambil berjalan mendekati Dinda.

"Ahh, cari iya cari angin," jawab Dinda dengan gugup. Niko hanya mengangguk sambil membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

Karena takut dengan Niko. Dinda langsung pergi tanpa pamit. Namun, Niko menyadari jika Dinda pergi.

"Mau kemana lo?" tanya Niko membuat langkah Dinda terhenti. Dinda diam di tempatnya. Niko berjalan mendekati Dinda lagi. Sangat dekat membuat Dinda spontan untuk mundur.

"Kenapa lo, mimpiin gue?" tanya Niko. Membuat Dinda menelan Salivanya susah payah. Apakah Niko memdengar semuanya? Mati kau Dinda.

"Hah?" hanya tiga kata yang mampu keluar dari mulut Dinda. Dia bingung harus menjawab apa. Dinda saja tidak tahu kenapa dia bisa bermimpi tentang Niko.

"Nafas lo bau." Entah itu lelucon atau beneran. Kata-kata Niko membuat Dinda kesal setengah mati. Bagaimana bisa cowok ini berkata seperti itu.

"Maaf, gue udah sikat gigi," ujar Dinda. Kegugupannya sudah hilang diakibatkan rasa kesalnya.

"Kenapa lo, mimpiin gue?" tanya Niko tuk kedua kalinya. Astaga baru saja kegugupan Dinda hilang dan sekarang datang lagi.

"Gue gak tau," jawab Dinda setenang mungkin. Dinda berkata jujur. Dia pun tidak tahu kenapa bisa bermimpi tentang Niko yang bahkan baru ia kenal beberapa hari yang lalu.

"Maaf, Gue harus, pergi," pamit Dinda. Dinda langsung berjalan menuju pintu rooftop. Bernapas lega karena Niko tidak lagi menanyakan perilah tentang mimpi itu. Jika dia berkata semua apa yang terjadi, maka Dinda pasti akan malu.

Kringg

Bel pulang telah berbunyi. Dinda mengambil tasnya yang berada di dalam kelas. Dilihatnya Lina masih berada di tempat duduknya.

"Hai, Lina," sapa Dinda. Lina langsung bangun dari tempatnya dan bertanya kenapa Dinda tidak masuk ke dalam kelas.

"Lo kok gak masuk lagi Din?" tanya Lina.

"Oh, gue capek jadi gue langsung ke rooftop," Jkawab Dinda.

"Hah? Lo gak pa-pa kan Din?" tanya Lina sambil meraba semua bagian tubuh Lina. Melihat ada yang terluka atau tidak. Dinda bingung dengan apa yang di lakukan oleh Lina.

"Kenapa Lin?" tanya Dinda dengan raut bingung.

"Lo tau gak sih, di rooftop tidak ada yang boleh ke sana. Karena gengnya Niko yang gue ceritain ke lo itu tempatnya mereka berkumpul," jelas Lina.

"Gue tadi ketemu Niko di sana," ujar Dinda. Lina membulatkan matanya.

"Lo gak diapa-apain kan sama si Niko?" tanya Lina dengan nada khawatir.

Dinda menggeleng. "Gak di apa-apain kok," Jawab Dinda, "oh yah, besok gue mau cerita sesuatu sama lo. Tadi gue lupa cerita." Lanjut Dinda.

"Cerita apa?" tanya Lina penasaran.

"Ada pokoknya. Gue pulang duluan yah, Bye Lina," pamit Dinda. Dia pun keluar dari kelas meninggalkan Lina yang masih membereskan buku-bukunya.

●●●●●

TENTANG KITA (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang