Audy, anak biasa tanpa talenta spesial yang tampak, mungkin hanya suara emas yang ia punya namun hanya segelintir orang yang tahu akan hal itu. Tak menyukai hujan, tak menyukai GreenTea, Tak Menyukai asap Rokok, dan yang paling penting Audy harus se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cast buat bang Dewa yang galak, muka manis tapi watak keras:) ya gini
-----------------------
Aku hanyalah orang yang sekedar mampir dihidupmu jika kau butuhkan
-----------------------
Sudah sedari tadi perasaan Audy tak tenang, padahal dari tadi abangnya sudah sampai dirumah dengan selamat Tapi perasaan itu masih saja hinggap dihari Audy
"Apa bunda kali yah?" Tanya Audy dalam hati sambil menimang-nimang Hp yang ada di genggamannya
Memutuskan untuk menelpon bundanya, tapi sebelum itu terjadi sebuah panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal
Audy mengangkatnya tanpa pikir panjang, baru saja ia mengangkat suara gaduh terdengar didalam sana
(Audy ,Levin sama Lo nggak?) teriak seseorang didalam sana
(kalem begok kalo nanya kecewek, ntar dia sensi) suara satu terdengar didalam
Audy hening, ia bingung mau menjawab apa hingga sebuah suara yang sedikit dikenalnya terdengar
(Audy, ini gue dewa. Levin ada janjian kan sama Lo? Dia sama Lo kan sekarang?)
Audy menyengitkan kepalanya, berpikir dengan keras. Bagaimana bisa teman-temannya menanyakan kabar Levin kepada Audy sedangkan orang itu sendiri meng-php kan janjinya
(Audy? Lo masih disana kan?) Tanya Dewa lagi dengan tenang
(Levin nggak sama gue, dia---)
Sambungan diputus sepihak dari Audy tanpa mengucapkan kata penutup bahkan tanpa mendengarkan kalimat yang ingin Audy ucapkan
Terlintas dibenak Audy bahwa perasaan khawatir yang sedari tadi hinggap dihati Audy mungkin berhubungan dengan Levin? Tapi bagaimana bisa?
Tak menunggu lama Audy menyambar jaket parkanya sambil melirik jam yang sekarang menunjukkan pukul 22.12, tanpa pamit Dengan Aris ia membawa mobilnya pergi tanpa tujuan
"Levin jangan buat gue khawatir" , teriak batin Audy sambil membawa mobilnya ugal-ugalan.
Sebuah ide muncul dipikiran Audy saat ia melirik Hp nya yang ia letakkan di dashboard
Audy mengetik sebuah nama disana, menghubunginya berkali-kali. Terhubung tapi tak dijawab, tak ingin menyerah ia menghubungi nomor itu terus sambil memencet ujung hidungnya
