Five

3.2K 392 6
                                    

Jika ada kesamaan nama itu semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan

Cerita ini hanya fiksi belaka

Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

I dont own the cast

I just own the OC🙄


.


.


.


-Happy Reading-


.


.


.


"Hueeeeeeeee! Atit atit! Huaaaaaaaaaaa!!"

Jimin yang menyesap kopinya dengan tenang langsung saja tersedak saat mendengar suara rengekan dari kamar Yoongi.

Ia menaruh cangkir kopinya dan langsung berlari ke kamar Yoongi.

Tok tok tok..

"Yoongi hyung?"

"Huaaaaaaaaa Chim chim! Atit atit! Hueeeeeeeee!"

Mendengar namanya di panggil seperti itu, sudah tidak salah lagi jika sekarang Yoonie sedang mengambil alih tubuh Yoongi.

Jimin langsung membuka pintu kamar dan melihat Yoonie yang sedang menangis hingga kedua pipinya memerah.

"Yoonie kenapa? Hmm?" Jimin mendekatkan dirinya ke Yoonie dan duduk di ranjang.

"Hiks..hiks.. Atit atit!" Yoonie memukul tubuhnya

"Nakal! Atit atit!" rengeknya

"Mana yang sakit? Sini Chim chim lihat" Jimin memangku Yoonie dan langsung saja ia terkejut dengan suhu tubuh Yoonie yang panas

"Yoonie demam?!"

"Ndak tauuu! Atit atit! Nakal!" Yoonie kembali lagi memukul bagian tubuhnya yang terasa tidak nyaman.

"Jangan di pukul lagi, nanti tambah sakit. Ayo kita cari plaster penurun panas"

"Endong!" Yoonie menjulurkan kedua tangan

"Dasar manja"

•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•

Jimin menggendong Yoonie dengan gaya koala sembari mencari plaster penurun panas dan juga obat demam.

Setelah ia mengambil apa yang ia butuhkan, ia mendudukkan Yoonie di meja dapur dan memakaikan plaster penurun panas di dahi Yoonie.

"Inginn!!"

"Pasti dingin, karena baru keluar dari kulkas Yoonie"

Setelahnya ia membuka beberapa bungkus obat dan menghancurkannya menjadi bubuk lalu mencampurinya dengan air.

"Aaaaaaaaa.. Ini pahit tapi akan membuat rasa sakit yang nakal itu menghilang, oke?"

Yoonie mengangguk dan membuka mulutnya.

Saat obat itu sudah melewati tenggorokkannya, Yoonie langsung saja menyambar dot yang sudah berisi air putih dan menyesapnya dengan kuat.

"Dah! Ayo kita bobo" Jimin kembali menggendong Yoonie dengan Yoonie yang menyandar di pundaknya. Matanya mulai terkatup-katup, efek obatnya mulai bekerja.

"Jimin hyung, Yoongi hyung kenapa?" tanya Jungkook yang sepertinya baru bangun tidur

"Yoonie sedang demam, ia tadi merengek badannya sakit semua" jawab Jimin

"Uhhhh.. Yoonie sedang sakit yah? Mana lagi yang sakit? Biar Kookie usir pergi" ucap Jungkook sambil mencubit pelan pipi Yoonie

"Atitnya dah ilang! Nanti kalau atitnya atang agi Yoonie kacih tau!"

"Okey!"

Jimin kembali dengan tujuannya yaitu membawa Yoonie ke kamarnya.

Setelah sampai di kamar, Jimin membaringkan Yoonie di kasur dan ia juga baring di sebelahnya sambil memeluk Yoonie.

Kemudian ia menarik selimut yang tebal untuk menutupi tubuh mereka.

Tak lama, Yoonie sudah tertidur dengan dengkuran halus dan nafas teratur yang terdengar.

Jimin sungguh menyayangi Yoonie. Tapi jika suatu saat nanti ia harus merelakan Yoonie pergi, ia harus sanggup.

Jimin mengusap kepala Yoonie dengan lembut, sang empu mengusel nyaman di dada Jimin membuat Jimin tersenyum gemas.

"Get well soon, sweetheart"

>°<°>°<°>°<°>°<°>°<°>°<°>°<

Jimin keluar dari kamar dengan perlahan agar tidak membangunkan Yoonie.

"Jim"

"Ya hyung?"

"Aku dengar dari Jungkook, Yoonie sedang demam"

"Iya hyung, tapi jangan khawatir. Aku sudah memberinya plaster penurun panas dan obat demam" ucap Jimin dengan yakin agar tidak membuat hyung tertua mereka tidak khawatir.

"Baguslah, kalau begitu pergi sarapan. Aku sudah menyiapkannya dan yang lain juga sudaj berada di meja makan"

"Iya hyung"





























































Yoongi terbangun di suatu tempat.

Gelap.

Kosong.

Hening.

Tapi kemudian ia mendengar suara tapak kaki yang mendekatinya dari berbagai arah.

"Yoongi"

Bukan hanya satu orang yang memanggilnya namun beberapa orang.

Ia tak dapat melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya.

Mungkinkah ia sedang berada di alam bawah sadarnya sendiri atau mimpi, ia tak tahu.

"Yoongi, lupakanlah. Semua itu bukan salahmu. Jangan buat dirimu hidup menderita atas kesalahan orang lain"

"Yoongi, jangan seperti ayahmu. Jalani hidupmu dengan tenang"

"Yoonie celalu bahagia kok! Yoongi ndak pelu takut!"

Yoongi tersenyum, ternyata kepribadiannya yang sedang menemuinya di alam bawah sadarnya.

Perlahan namun pasti, mata Yoongi mulai terkatup.

Ia tersenyum tenang dan tidur dengan nyenyak.
















-To be Continue-

Maaf!
Karena lama gak update😣

Dissociative Identity DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang