Dissociative Identity Disorder

Eleven

Jika ada kesamaan nama itu semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan

Cerita ini hanya fiksi belaka

Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

I dont own the cast

I just own the OC🙄

.

.

.

-Happy Reading-

.

.

.

Yoongi melangkahkan kakinya masuk ke perusahaan melalui pintu rahasia yang hanya di ketahui dirinya dan keenam sahabatnya.

Yoongi sengaja membuatnya, daripada ia menutup semua wajahnya saat masuk ke perusahaan dan membuat semua karyawannya bingung dan curiga, lebih baik ia lewat pintu rahasia saja.

Karyawan biasa tidak ada yang tahu siapa nama pemilik perusahaan bahkan wajahnya juga.

Semua di sembunyikan rapat-rapat.

Yang tahu Yoongi hanyalah petinggi penting dan perusahaan besar yang bekerja sama dengan Yoongi dan tentunya terpercaya.

Yoongi kemudian masuk ke sebuah ruangan tertutup dan kedap suara untuk melaksanakan rapat penting mengenai peluncuran produk baru perusahaannya.

"Jadi bagaimana perkembangannya?" tanyanya langsung

"Semua berjalan lancar dan kita juga sudah lulus uji kebersihan dan sudah di pastikan tidak ada kandungan berbahaya di produk baru kita." ucap Jimin yang juga menghadiri rapat tersebut.

"Baguslah, bulan depan kita akan segera meluncurkan produk baru kita. Apa ada kendala yang terjadi?"

"Ku dengar ada yang sedang mencari tahu identitasmu Min Hoejang-nim?" tanya salah satu direktur perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Yoongi.

Hoejang : pemimpin atau direktur utama perusahaan besar

"Iya, memang benar adanya. Namun sedang dalam masa penyelidikan dan penyelesaian."

"Min Hoejang-nim, kenapa anda kukuh tidak ingin mempublikasikan identitas anda?"

"Saya hanya tidak ingin saja dan memang ada alasan lain di balik rahasianya identitas saya. Jika tidak ada kendala lagi, saya akan kembali ke ruangan saya. Selamat siang." Yoongi keluar dari ruangan rapat yang tertutup itu.

"Terima kasih sudah menghadiri rapat, selamat siang." tutup Jimin

Yoongi membaringkan dirinya di sofa yang ada di ruangannya. Ia menutup sebagian wajah dengan lengannya.

Ia lelah sekali.

Lelah bersembunyi.

Ia ingin sekali mengungkapkan identitasnya, namun ia tidak ingin perusahaan yang di bangunnya susah payah bersama dengan keenam sahabatnya hancur begitu saja dalam sekejap.