sorry for very slow-update :(
—
seperti biasa, pagi-pagi taehyung ngintilin jungkook ke sekolah, si motor terlupakan.
kali ini jungkook pakai hoodie putih, gambar susu pisang warna kuning— badannya total tenggelam di dalamnya. taehyung paham, jungkook suka baju kebesaran.
"selamat pagi," sapa taehyung, pakai senyum hangatnya.
"pagi."
jungkook mempercepat jalan, rambutnya jadi ikut naik-turun seiring hentakan badannya.
taehyung ngga diam, dia jalan susul si jungkook, lalu dengan lancang ngusap kepalanya gemas. "jangan imut gitu, nanti gua cium."
godaan taehyung dibalas tatapan tajam dan kepalan tangan di depan wajah. "berani?"
taehyung nunduk, dekatin wajah mereka sampai hidungnya nempel. senyum tipis, lalu bilang, "kalau berani gimana, dek?"
"pukul ni?!"
taehyung kekeh pelan, ngejauhin muka lalu tatap jalanan di depan. "nanti ke aula, ya? gua tunggu."
"tunggu aja, ogah dateng."
"untuk kali ini? gua mau ada sparing."
"sibuk, sorry."
taehyung hela nafas. "lo kenapa beda banget, sih?"
jungkook naikin satu alisnya. "ada urusan?"
"fine!" taehyung jalan duluan. "gak usah nonton gua sparing lagi!"
jungkook melongo, tatap taehyung jalan duluan, lagaknya sih lagi ngambek.
"lucu," gumamnya sambil terkikik geli— gemas sama taehyung.
[]
sesuai kata taehyung,
hari ini ada sparing lagi smantan sama anak sma sebelah. seperti biasa— taehyung dan kawan-kawan sudah nangkring, dalam kondisi berkeringat semua. pasti bau deh, untung ganteng.
pertandingan sudah selesai sekitar 5 menit yang lalu, tapi kondisi aula masih rame. suara lengkingan siswi-siswi yang mendominan.
taehyung ambil handuk putih di tasnya, usap rambutnya yang lepek, bakal jatuh ke depan semua kalau ngga ditahan sama headbandnya. air putih sebotol habis sama dia, diremas, trus dilempar ke tong sampah.
taehyung susul mingyu— duduk di sebelahnya dengan posisi kaki kiri dinaikin, ngangkang deh. "wonwoo gak nonton?" tanyanya.
"gak tau, kelelep sama cewe-cewe kali."
yang pakai jersey merah liatin barisan penonton, trus kekeh pelan. "iya anjir, cewe semua. pening liatnya."
kata taehyung pening, tapi matanya masih mencar di barisan ciwi-ciwi smantan plus sma sebelah. mingyu sadar, terus nyenggol lengan temannya pelan. "nyari jungkook, bos?"
"sok tau." pun taehyung bangkit, "gua ke toilet."
mingyu anggukin kepala. "munafik lu, tae."
[]
sedangkan di sisi lain, radius, dan dimensi lain— gak. ada seonggok buntalan kelinci lagi ngintip di balik pintu aula sambil makan doritos.
jeon jungkook, namanya.
gini ya, dia dari awal sudah janji sama diri sendiri, buat ngga peduli lagi sama kim astaghfirullah taehyung itu. dia udah bertekad buat bodoamat sama si mantan gebetannya itu— tapi jungkook ngga bisa munafik sama diri sendiri.
alhasil dia nontonin sambil ngintip dari sana. kenapa ngga langsung masuk aja? dia malu sama diri sendiri.
"yah telek, habis," gumamnya sambil liatin doritosnya. matanya mencar cari tempat sampah, letaknya cukup jauh ternyata.
jungkook jalan ke arah tempat sampah sambil tunduk, sesekali nyolek bumbu-bumbu doritos trus diemut sendiri tuh jarinya.
jangan ambigu y.
brak!
si kelinci gemb00l tadi kepental sedikit waktu jidatnya nabrak— lengan orang.
dia ngedongak, mata doenya membulat, seketika jungkook pengen pipis. di depannya ada taehyung dalam kondisi super tampan; tangan kiri dia gunain untuk tumpu badan di dinding, mata tajamnya benar-benar terfokus pada jungkook, tanpa senyum terpatri sama sekali.
"apa?" suara jungkook memecah keheningan.
"apanya?"
"kakak mau apa?" tanyanya lagi sambil jilat bumbu doritos terakhir.
tak ada jawaban, taehyung justru merhatiin pahatan wajah adik kelasnya— benar-benar serba bulat, batinnya.
matanya bulat, hidung bangir, pipi bulat, bentuk wajah bulat, bibir— ah taehyung langsung buang muka waktu matanya berhenti di sana.
"lama, minggir." jungkook jalan, lewatin taehyung. tapi yang lebih tua ngga nyerah, dia kembali berhenti di depan jungkook. "apa lagi?"
taehyung hela nafas berat. "tadi kemana?"
jungkook nekukin alis. "kelas."
"kenapa ga nonton?" suaranya merendah,
matanya mengikuti pergerakan yang lebih muda, total taruh attentionnya di jungkook."sibuk, kak."
"gue menang, kook."
jungkook senyum kelinci sebagai jawabannya. "selamat, kak taehyung."
taehyung cuma diam, gak merubah ekspresinya sama sekali alias masih super datar.
"kenapa gak senyum?"
"gua gak seneng."
"kenapa?"
"gua caper ke lo, jungkook. tapi bangsatnya lu ga nonton." taehyung ketawa miris, bibir kanannya doang yang naik.
"maaf," bisik jungkook pelan.
"gue mau hadiah."
"hm?" jungkook mikir bentar, trus sodorin bungkus doritosnya. "ini? ada bumbunya dikit, ditoel-toel masih berasa kok!"
taehyung senyum tipis, tarik tangan jungkook mendekat, sampai rasanya bibir dia nempel susautu yang kenyal mirip jelly.
taehyung cium jungkook— di bibir.
hanya ciuman singkat, tanpa lumatan nafsu. selesainya, taehyung ketawa kecil liat jungkook lagi dalam mode jungshook.
seketika wajahnya memerah, ntah menahan malu atau amarah. "kak."
"apa hm?"
bugh!
satu bogeman mentah dari jungkook, spesial untuk taehyung.
tanpa kalimat, jungkook pergi. buang doritosnya terus jalan sambil hentak-hentakin kaki ke kelas.
sedang si taehyung masih megangin pipi kirinya, matanya terpaku pada jungkook sampai atensi orangnya hilang.
kalau kalian kira taehyung kesakitan— salah besar. buktinya sekarang dia malah senyum-senyum gak jelas, garuk pipi yang total memerah, lalu tinju dinding di depannya, sebagai pelampiasan rasa malu.
taehyung salting.
an;
haiii ^__^
KAMU SEDANG MEMBACA
head over heels | taekook [ discontinued ]
Fanfiction❝ kak taehyung mau lari sampe ke ujung dunia juga silakan, bakal saya kejar. ❞ →published on 041718.