01

4.4K 453 12
                                    

Hyunjin bangun di waktu yang sangat pagi dan ia berusaha untuk tidur lagi bentar tapi gagal jadi ia memilih mandi karena hari ini adalah hari senin. Hari yang di benci seluruh mahasiswa dan mahasiswi.

Hyunjin dengan malas pergi ke kamar mandi dan memandang pantulannya di cermin seperti biasa. Ia tersenyum tanpa alasan saat melihat dirinya sendiri mungkin karena masih setengah sadar.

Selesai mandi dan memakai seragam, hyunjin membuatkan sahabatnya sarapan baru membangunkannya. " bin.. bangun.." hyunjin menepuk bahu changbin.

Tapi changbin masih saja berbaring seperti orang mati. Hyunjin tanpa mikir dua kali, ia langsung menarik sahabatnya sampai terjatuh.

" sialan lu." Changbin berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Karena masih pagi, ia menggunakan waktunya untuk bermain ps sebentar.

Ting!

Ponsel hyunjin berhasil mengganggunya yang sedang asik bermain. Jadi ia memutuskan untuk membaca pesannya yang ternyata dati papanya.

Mr. Hwang: nanti langsung pulang.

Prince_hyunjin: iya. Kenapa pa? Tumbem minta hyunjin langsung pulang?

Mr. Hwang: ada sesuatu yang mau papa kasih tau nanti.

Hyunjin pun lanjut main. " woi. Matiin.. gw udah selesai." Kata changbin dan hyunjin dengan malas harus mengakhiri permainannya.

___

Ini adalah hari pertamanya pergi kesekolah dan ia juga makan sarapan bersama papanya. " pa.. katanya jeongin punya kakak?" Tanya jeongin karena sejak kemarin ia tidak bertemu dengannya.

" nanti kamu akan bertemu dengannya. Papa harap kalian bisa jadi saudara yang akrab." Kata papanya sambil tersenyum.

Jeongin ngangguk mengerti dan lanjut makan. Selesai makan, jeongin langsung pamit dan pergi ke sekolah barunya.

Sesampai di sekolahnya, ia langsung mencari ruang kepala sekolah. Tapi karena ia baru jadi kesasar sampai akhirnya ada yang menghampirinya.

" anak baru ya?" Jeongin menoleh dan melihat pria manis dan mungkin ia adalah kakak kelasnya. Jeongin ngangguk.

" ah.. gw felix lee. Mau gw anterin ke ruang guru?" Tanyanya. Karena jeongin sama sekali tidak tau letaknya jadi ia ngangguk.

" btw.. nama lu siapa?" Tanya felix.

" hwang jeongin."

Mereka berhenti di depan ruang guru. Jeongin diantar sampai dalam. Hanya beberapa menit di ruang guru dan akhirnya ia pergi ke kelasnya.

Kelas terlihat sangat ramai dan berisik tapi saat guru masuk semuanya langsung buru2 balik ke tempat masing2.

" baiklah.. selamat pagi. Hari ini kalian ada kedatangan anak baru." Park ssaem wali kelas jeongin meminta ia untuk memperkenalkan dirinya.

" nama gw hwang jeongin. Semoga kita bisa menjadi teman dekat." Jeongin pun selesai memperkenalkan dirinya dan park ssaem mintanya duduk di kursi kosong.

___

Waktu istirahat adalah hal yang ditunggu hyunjin setiap di sekolah. Hyunjin pun keluar kelas bersama changbin. Tapi matanya mengarah ke pria manis yang sedang membuka lokernya.

Semua serasa slow motion saat pria itu membalikkan badannya. Matanya yang seperti seekor rubah, kulitnya putih bersih seperti bayi dan memiliki rambut hitam.

" lu liatin siapa?" Tanya changbin saat menyadari hyunjin sudah tidak ada di sampingnya.

Hyunjin pun tak memedulikan changbin dan kantin tapi ia langsung mendekati pria manis tersebut. " hai." Hyunjin menyapanya dan memberi senyuman manis.

" ah.. iya kak?"

" gw gak pernah liat lu.. lu anak baru?" Tanya hyunjin dan pria itu ngangguk. " gw hyunjin."

" jeongin kak." Ya.. hyunjin lagi pdkt ke adik kelas. Tapi beberapa detik kemudia ia langsung dapet pukulan sungguh keras di bagian leher.

" sialan." Umpat hyunjin. Yang memukulnya adalah minho temen dari kelas sebelah. Minho menarik tangan hyunjin menjauh dari jeongin dan buat hyunjin kesal.

" njir.. nyebelin lu." Kesal hyunjin dan minho bodo amat. " makan. Gw laper." Kata minho.

___

T.B.C

Hai again.. tadi beberapa menit sebelumnya gw baru aja update dan sekarang gw up lagi gara2 dari toilet:v toilet adalah tempat inspirasi gw. Eww.. oke lupakan. Sorry ini cerita emang gaje karena diri gw sendiri juga gak jelas. Sampe sini ya.. bye

Baby Fox //hyunjeong// [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang