Tujuh

26 0 0
                                    

Alisha menjalankan sekolah nya seperti biasa. Rutinitas yang tidak mungkin tertinggal, karena hanya satu tahun lagi ia berada di masa putih abu-abu yang akan menjadi kenangan berharga yang ia miliki saat ini.

Rasa nya waktu terlalu cepat berlari. Sampai Alisha tidak sadar jika saat ini ia baru saja menapaki sebagai siswa kelas 12 di sekolah nya. Dimana semua pelajaran akan menjalani evaluasi yang akan menjadi beban hidup bagi siswa kelas 12 termasuk Alisha.

Geza. Berbicara tentang Geza, Alisha selalu menerima e-mail setiap hari nya, dan surat dari pos setiap minggu nya dari Geza. Alisha tidak membalas surat pos. Namun Alisha membalas e-mail saja untuk Geza. Karena Alisha malas menulis, lagipula tulisan Alisha sangat mirip seperti ceker bebek. Fikirnya.

Icha. Icha masih setia sebagai sahabat yang selalu stay bersama Alisha. Alisha sangat beruntung karena Icha masih bertahan dengan nya selama 2 tahun ini. Hehe

"Alisha!"

"Ya?" Alisha menoleh dan tersenyum

"Lo mau duet sama gue ga?" tanya seorang laki laki blasteran dengan mata sipitnya

"Gimana ya? Suara gue mahal" ucap Alisha menyombongkan diri nya

"Alaaah kampret, kalo mau gausah basa basi. Gue tunggu di aula, kita cover yuhuuu" ucapnya sambil setengah berlari meninggalkan Alisha

"Evan, evan" gumam Alisha sambil tertawa melihat tingkah ketua kelasnya

••

13 Des 2023

Alisha sedang duduk manis dengan secangkir cokelat panas yang tersaji di depannya. Tidak terasa Alisha sudah memasuki semester ganjil, dan itu artinya tahun depan ia akan disibukkan oleh ujian ujian dan seleksi PTN maupun non PTN.

Alisha menatap layar dekstop macbook nya dan sebuah e-mail yang masuk ke akun nya. Senyum kecut terlintas diwajah Alisha, belum satu tahun Geza kuliah di USA, dan sekarang memberi kabar bahwa ia akan bertunangan? Memang 3 hari Geza tidak mengabari, dan Alisha memaklumi itu, namun pesan apa ini? Persetan dengan gambar undangan pertunangan yang di kirimnya.

Tak lama, satu pesan baru tertera kembali di layar macbook nya.

Alisha, I'm so sorry. Bcs gue ga nepatin janji gue kalau gue bakal balik lagi sama lo, karena cepat atau lambat yang namanya jarak pasti akan merubah segalanya, termasuk juga rasa.

Mata Alisha berkaca-kaca menahan sakit yang tertancap di hati nya, dalam batinnya berteriak 'sekali brengsek tetap brengsek'. 

Satu pesan baru masuk kembali, Alisha belum membalas pesan-pesan Geza, ia hanya membacanya dan menahan diri untuk tidak membanting macbooknya.

Gue harap, lo datang ke tunangan gue dan Jessy. Liburan ini ya sha, berbekal dengan tiket yang gue kasih ke lo, masih ada kan?

'Brengsek! Berasa ga ada dosa, lo sampein pesan itu semua ke gue dengan santai tapi lo ga mikir gue disini tahan nafas bacanya' batin Alisha.

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Alisha, ia tidak menyangka, baru saja setengah tahun penantian nya sudah di kecewakan, apalagi sampai menunggu Geza lulus dan kembali ke Indonesia?

Alisha tahu, ia bodoh sangat bodoh. Sudah terlalu cinta pada Geza, sudah terlalu nyaman pada Geza, Alisha benar-benar takut kehilangan Geza. Alisha tidak peduli, pengunjung kafe melirik ke arah nya, membisikan sesuatu. Alisha tidak peduli.

Menangis adalah hal lumrah, menangis bisa membuat hati kita menjadi tenang kembali, namun menangis tidak bisa merubah kenyataan. Kenyataan pahit yang beberapa menit yang lalu di alami oleh Alisha.

EX!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang