"Demi masa depan umat manusia!" seruku dalam hati empat tahun lalu. Ketika dunia menginjak usia 2050. Berbekal ilmu melimpah yang baru saja kudapat, dan koneksiku dengan pemerintah, aku berhasil berdiri di antara ilmuan-ilmuan kelas atas, mengenakan kacamata dan jas lab dengan penuh api ambisi yang membara. Mataku menatap jeli setiap kejanggalan dari percobaan kami. Berusaha menciptakan sesuatu yang spesial. Menciptakan sesuatu yang akan melahirkan evolusi bagi umat manusia.
Kami sebenarnya hanya sebuah tim peneliti kecil yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah kota kami, kota Inadaya. Kota yang kaya akan teknologi. Kota yang pertama kali berhasil menciptakan sistem teleportasi bagi manusia. Itu adalah suatu keberhasilan besar, Sang Penemu sontak menjadi orang yang sangat disegani, menjadi orang no-2 di kota ini, Paramitha Andaya.
"Bagaimana hasil penelitianmu, Anakku?" katanya setiap aku pulang ke rumah dengan kantung mata tebal, dan rambut yang kusut. Ah, iya aku lupa bilang, namaku Paramitha Darth. Aku adalah putra Paramitha Andaya satu-satunya.
Ah, tapi apa itu penting sekarang?
Baiklah, mari kembali ke pembahasan awal. Kami menciptakan sesuatu yang akan melahirkan sebuah evolusi besar-besaran dalam waktu singkat. Pendeknya kami berusaha melampaui homo sapiens, evolusi terakhir manusia yang masih memiliki kekurangan sana-sini.
Kami menciptakan serum, untuk melompati evolusi yang mungkin terjadi ratusan ribu tahun lagi bagi manusia. Percobaan sana-sini kami lakukan menggunakan berbagai unsur benda hidup dan benda mati yang ada dibumi, menggunakan logika yang dijalankan bersamaan imajinasi kami, menggunakan segala macam hewan dari kecil sampai besar, dan berjalan dengan mulus. Satu-dua tahun, proyek kami menyita mata dunia. Ayahku bahkan ikut terjun membantu kami, tentu saja sambil membanggakan aku di depan seluruh media.
Perlahan, karena seluruh percobaan berjalan dengan baik, kami mulai berani, melakukan percobaan pada manusia. Tanggal 28 November 2053, ayahku menawarkan diri dengan sukarela dijadikan objek penelitian. Tidak kacau kok, malah terlampau sukses. Ayah menjadi manusia evolusi yang luar biasa.
Kalian tahu? Homo sapiens adalah manusia yang cerdas, dan bagaimana evolusi manusia diatasnya? Sangat jenius, bahkan imajinasi dan logikanya berjalan bersamaan dan membuka banyak ilmu pengetahuan baru.
Kota Inadaya semakin maju, berkat evolusi ayah yang berhasil membuat banyak kemajuan, rumah lipat, pil makanan cepat saji, baju hologram dan banyak lagi. Setelah enam bulan masa percobaan, ayah tidak menampilkan gejala-gejala aneh seperti efek samping yang buruk atau semacamnya.
Maka kami, para tim peneliti, diintruksikan untuk mendistribusikan serum evolusi secara bebas. Hak cipta kami paten, dan serum ini disebar ke seluruh penjuru dunia. Aku menangis haru karenanya. Aku bisa membanggakan diriku sekarang. Setelah itu aku pulang ke rumah dengan langkah ringan, ingin memeluk ibu dan memberi tahu ayah tentang kabar baik ini.
Tapi aku berhenti didepan pintu. Di sana Ibu tergeletak tak bernyawa, aku menjerit dan berlari memeluknya dan dia datang. Paramitha Andaya datang dengan tatapan dingin. "Jangan berisik seperti ibumu kalau tidak ingin bernasib sama."
"AYAH YANG MELAKUKANNYA?" Aku berteriak marah. Tanganku gemetaran karena emosi.
"Dia mengganguku. Aku ingin bereksperimen dan membantu umat manusia," katanya santai. "Diam dan pegang ini." Ia melempar sebuah pisau dapur ke arahku dan berlalu masuk kembali ke dalam lab keluarga kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
GenreFest 2018: Distopia
Fiksi IlmiahMasih dalam rangka Genre Festival NPC 2018. Kali ini kami akan menajikan sebuah karya dengan Sub-Genre Distopia atau yang biasa dikenal dengan anti-utopia. Selamat menikmati, jangan lupa mengisi polling dengan mengklik link yang ada di bio. cover by...