You're talking about book, right?

2.3K 665 80
                                    

"Jaemin, cepat sedikit. Nanti kita terlambat." Aku terus menarik tangan Jaemin agar dia bisa mengejar langkahku dan laki-laki itu terus mengeluh.

"Ini sudah cepat." Gerutunya. "Astaga, apa kau tidak kasihan melihatku kelelahan begini? Santai sedikit."

Aku menggeleng dengan keras. Lagipula kelelahan apanya? Sebelum ini kan dia cuma tidur dan bukannya melakukan kegiatan yang menguras tenaga. Paling-paling dia cuma mengatakannya supaya aku berhenti membuatnya berjalan lebih cepat.

"Tapi nanti bukunya habis! Aku sudah menunggu buku ini rilis sejak bulan lalu." Aku masih menolak untuk memperlambat langkahku tapi Jaemin dan sejuta alasan yang keluar dari mulutnya tentu saja membuatku menyerah pada akhirnya.

"Bukunya tidak akan habis secepat itu. Ayolah, ini hanya buku dan bukannya video game. Tidak mungkin habis secepat itu." Dia sekali lagi berusaha untuk membuatku berhenti merajuk. Tapi aku tetap mengabaikan dia walaupun dia terus mengajakku untuk bicara.

Dan terima kasih pada langkah Jaemin yang luar biasa lambat, ketika kami tiba di tempat tujuan, rak buku dengan papan bertuliskan 'New Release' sudah kosong melompong. Sama sekali tidak bersisa bahkan satu buah pun.

Aku tidak mengatakan apapun namun Jaemin yang berdiri tepat di sampingku tahu kalau dia baru saja membuat kesalahan besar. Jadi dia menarik lengan kananku dan mulai memainkan jariku dengan wajah yang dibuat sendu supaya aku luluh.

"Hey, aku minta maaf." Dia mencoba menarik perhatianku dengan menarik-narik jariku kearahnya tapi aku tetap mengabaikan dia dan membiarkan dia melakukan apa yang dia mau. "Ayolah, maafkan Jaemin-mu yang tampan ini, ya? Aku benar benar tidak tau kalau buku itu benar benar populer."

Aku sudah ribuan kali mengatakan padanya hari ini kalau buku yang aku cari itu benar-benar populer. Dia saja yang tidak percaya!

"Bagaimana kalau kita cari di toko buku lain?" Dia lagi-lagi mencoba menawarkan. Tapi aku menggeleng.

Toko buku yang kami datangi sekarang adalah yang terbesar di kota ini. Jadi kalau disini saja semuanya sudah habis tak bersisa, apa yang bisa diharapkan dari toko-toko kecil yang lebih dekat dengan tempat tinggal orang-orang?

Jaemin tampak merasa bersalah. "Aku tanyakan pada pegawainya dulu ya? Siapa tahu masih ada stock di gudang."

Dia meninggalkan aku selama beberapa saat sebelum kembali kearahku dengan langkah yang luar biasa cepat. "Hey, ayo cepat! Mereka bilang masih ada satu buku lagi yang tersisa di display! Kita harus cepat!"

Aku membelalakkan kedua mataku mendengarnya. Aku harus cepat sebelum buku itu direbut oleh orang lain! Tapi karena Jaemin terlihat mengantuk dan aku tidak mau dia membuang waktuku lagi seperti sebelumnya, aku memilih untuk berlari sendirian ke arah depan dan meninggalkan dia di belakang.

Ini mungkin adalah rekor paling cepat yang pernah aku tempuh untuk berlari. Karena dalam waktu yang tidak sampai lima menit, aku yang biasanya berjalan seperti kura-kura berhasil mencapai bagian depan toko.

Well, sepertinya perkataan orang-orang tentang 'apapun bisa terjadi selama kau memiliki motivasi' adalah benar.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku menjulurkan tanganku kearah buku itu. Tapi disaat yang bersamaan, ada tangan lain yang juga melakukan hal yang sama sehingga ujung jari telunjuk kami saling bertemu.

"Ah, maaf." Aku menarik tanganku menjauh dan menghadap kearahnya untuk meminta maaf. Tapi setelah mengenali siapa sosok yang tangannya bersentuhan denganku itu, aku membelalakkan kedua mataku. "Mina?"

[ii] A Dandelion Wish ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang