Hai gusy ini part 7_nya, semoga kalian enjoy dipart ini, jangan lupa vote dan comennya, aku butuh banget kritik kritik dari kalian.
#7
Jika tidak bisa bertahan dengan sikapku, maka pergilah tanpa harus meninggalkan kata kata kasar. Hanya seorang pecundang yang bisa mengeluarkan kata kata kasar pada wanita.
Untuk menjadi pasangan yang sempurna, kau tidak harus perfect, karena aku ingin jika kita bersama kita akan menjadi sempurna.
Aku hanya perlu belajar, bahwa jodoh adalah satu hal yang pasti.
#7
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹Kedatangan Anjani dan Lania di sambut hangat oleh kakek, nenek dan ka Rayen. Ka Rayen, dia adalah anak kedua dari kakek dan nenek, setelah pak Aryan(Ayah).
"Anjani ........ cucu nenek" ujar nenek setelah Anjani turun dari mobil, yang mengantarnya dari bandara. Hanya senyuman dan pelukan yang Anjani berikan.
"nenek, nenek tidak mengingatku?" tanya Lania dengan lesu. "enggak dong sayang, mana mungkin nenek melupakan cucu tersayang, nenek" jawab nenek, sambil memeluk Lania juga.
"kakek" jerit Lania lagi. "Lania, apa kabar nak?" kakek membalas kata kata Lania, dengan menanyakan kabarnya. "kabarku baik kek. Bagaimana dengan kesehatan kakek?" tanya balik Lania. "alhamdulillah baik nak"Di tengah tengah pembicaran hangat itu, tiba tiba saja ka Ray mulai nemperlihatkan dirinya.
"cup cup cup .... adik adik kesayangan kakak. Kalian pasti lelah, hayu kakak antar ke kandang sapi supaya kalian bisa istirahat dengan para sapi. Hahaha" ka Ray, memang suka mengganggu Lania dan Anjani. Terkadang ka Ray juga membuat kedua adik kaka itu tertawa dengan sikap konyolnya.
"hah? Memangnya aku kutu sapi" jawab Lania. "eh tapi kayanya ka Anjani mau tuh kalau di suruh istirahat di kandang kambing"
"lah ko aku? Aku dari tadi diem aja tetep aja kena-_-" Anjani angkat bicara
"Ray, kau ini selalu saja mengganggu mereka. Memang tidak berubah kau. Hahahahaha" ujar kakek. "pukul saja ka Ray, menggunakan tongkat kakek" sambung Anjani dengan menyipitkan matanya. "wah wah..sepertinya ka Anjani suka sekali melihat ka Ray tersiksa. Hahaha" ujar Lania. "sudah sudah, hayu masuk, kita makan dulu" kini nenek yang berbicara.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ka Ray, memang seperti itu, selalu menggangku dan mengejekku, huffff.... entahlah mungkin itu sudah menjadi hobynya
...........
"hayu kita makan dulu, Ina udah bawain kalian makanan yang enak tenan" ujar Ina. Ina itu asisten rumah ini, karna nenek dan kakek_ku sudah semakin tua jadi mereka menyawa asisten rumah tangga untuk mengurus rumah sekaligus mengurus mereka. Sejak 2 tahun ini Ina tinggal dengan mereka, Ina merantau dari Jawa ke Riau, tepatnya dari Jogja. Karena tinggal seorang diri Ina memutuskan untuk merantau, alih alih bisa mendapat pekerjaan di Jakarta justru dia dijadikan budak, diperlakukan kasar, di perkosa hingga di jual, sampai pada akhirnya Ina sampai ke Riau. Usainya tidak terlalu tua justru dia cantik dan muda, usinya denganku hanya terpaut 2 tahun diatasku, sekarang saja usiaku baru 22 tahun. Baru kali ini aku bertemu dengannya, rasanya jika aku jadi dia aku tidak akan sanggup menahan rasa sakit, atas apa yang di lakukan orang orang jahat itu, hheemm.... mungkin aku akan bunuh diri atau apalah supaya aku tidak ingat kejadian dimana orang orang itu menyiksaku dan menghancurkan kehormatanku. Tapi aku bingung harus memanggilnya apa? haruskah aku memanggilnya kakak atau dengan namanya? entahlah ngapain juga aku memikirkan hal itu, tidak berguna!.
~~~~~~~~~~
Sore harinya aku dan Lania pergi bersama kakek, ke kandang sapi_ dimana aku benci dengan hal hal yang kotor terlebih lagi sapi huff... mereka sangat bau. Jika bukan karna kakek yang memintanya aku tidak akan ikut ke neraka ini.
"kakak, kau tau tidak, kotoran sapi itu seperti makanan" ujar Lania saat kami berjalan di tengah tengah kerumunan sapi. "hah?" reaksiku setelah mendengar kata kata Lania, sangatlah tidak bagus, maksudku apa yang ada dipikiran adikku? kenapa dia bisa berfikir kalau kotoran sapi mirip seperti makanan, oh ya ampun, kenapa Kau memberi adik seperti ini Tuhan? "hem... Bayangkan saja jika kotoran sapi ini adalah kue coklat" cibirnya sambil menarik ludah ludah yang ada di bibirnya, melihatnya saja aku tidak mau apa lagi membayangkannya, hhii... aku hanya bisa memelototinya tanpa berkata apa apa. "kakak aku serius. Sekarang tutup saja matamu dan bayangkan tentang kue coklat dan susu coklat hangat, hu.... aku jadi ingin memakannya" tanpa berhenti dia mengoceh yang tidak berfaedah.
"tidak, untuk apa aku menutup mataku lalu membayangkannya, nanti yang ada aku bisa menginjak kotoran ini. Kau ini dasar payah, aku ingin memakan kotoran sapi? makan saja, aku tidak akan melarangnya, supaya jika ada pria yang mengajakmu berbicara nanti mereka akan pergi, karena bau mulutmu yang seperti kotoran!" jawabanku kini terdengar galak. "hah? Tidak tidak, aku tidak sepayah itu sampai ingin memakan kotoran sapi" cemohnya lagi. "tadi kau bilang seperti itu!" selaku. "aku bilang kalau aku ingin makan kue coklat dengan susu coklat hangat" katanya yang tidak mau kalah, yah aku hanya bisa menarik nafas dalam dalam, karena tingkah bodoh adikku itu~~~~~~~~~~~~~~*~~~~~~~~~~~~~~
Setelat berkeliling mengelilingi kandang sapi, mereka akhirnya pergi menemui tangan kanannya kakek atau orang yang selama ini kakek percayakan untuk mengurus segalanya.
"nak" panggil kakek pada seorang pria yang terlihat sedang memberi makan sapi sambil membelakangi mereka. Mendengar suara yang tidak asing di letinganya pria itu langsung membalikan badannya sambil membersikan tangannya yang kotor, karena terkena rumput. "iya kek" jawabnya dengan lembut seraya mencium tanggan kakek(saliman). "nah, Anjani, Lanian, ini namanya Alif. Dia ini orang kepercayaan kakek, dia yang mengurus semua perternakan yang kakek punya di sini, termasuk ladang kelapa sawit milik ayahmu, dia juga yang mengurusnya" kakek menjelaskan tentang Alif pada Anjani dan Lania. "hayu dong kalian saling kenalan" suruh kakek. Anjani langsung mengulurkan tanggannya sambil menyebut namanya, "Anjani". Balasan Alif hanya tersenyum dengan menyatukan tanggannya didepan dadanya. "sampe segitunya banget gak mau salaman sama cewek cantik" gumam Anjani dalam hati, wajahnya kini kian menekuk. "maaf kita bukan muhrim jadi tidak baik jika kita bersentuhan" jawba Alif. "subhanaallah, kakek memang tidak salah percaya sama kamu, Alif" puji kakek yang membuat muka Anjani semakin menekuk.
"jadi, maksud kakek ajak kita ke sini kenapa?" tanya Lania. "astagfirullah, kakek sampe lupa. Kakek ajak kalian kesini karna kakek mau kalian belajar ngurus perternakan ini, lagi pula setelah kakek meninggal nanti, kakek juga akan mewariskan ke kalian satu satu dari 3 perternakan ini" ujar kakek. "kakek jangan bicara kseperti itu, aku belum siap jika kakek harus pergi" balas Anjani yang disertai angkukan Lania.~~~~~~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~~~~~
Setelah kakek pergi dari kandang sapi itu, Alif langsung meminta kami untuk mengambil rumput yang tergeletak disudut dari tempat ini, untuk diberikan kepada sapi sapi ini. "ngapain sih ngambil ngambil rumput segala, suruh aja sapinya ngambil sendiri!" kataku padanya. Sebenarnya aku masih kesal padanya. Memangnya kenapa kalau bukan muhrim? Toh di Jakarta banyak pria dan wanita yang saling bergandengan bahkan ada pria dan wanita yang melakukan hubungan suami istri sebelum menikah. Menyebalkan sekali.
"Anajni, mereka itu hewan, mana mungkin mereka akan mengambil makanan itu sendiri? memangnya mereka punya akal? Hahaha" jawabnya
"kalau begitu lepaskan saja sapi sapinya, nanti juga kalau mereka lapar mereka cari makanan sendiri" aku semakin tidak mau kalah
"hahaha, kamu ini gimana sih. Kalau kita lepasin sapi sapinya yang ada sapi sapinya bisa kabur"
"mereka itu hewan bukan tawanan!"
"yasudah terserah padamu saja, kalau kamu tidak mau membantuku kamu boleh duduk di bangku itu. Ada makanan dan minuman yang baru saja Mariam antarkan, makan saja jika kau ingin"
Apa yang ada dipikiran pria payah ini, padahal aku sudah berusaha untuk membuatnya marah agar aku bisa mengadu_kannya pada kakek, tapi dia masih bisanya sabar
huff.... jika saja itu adalah Andara, eh tapi tidak mungkin Andara begitu, secara dia itu pria yang kasar, dia juga playboy. Dulu saat kami masih menjadi kekasih dia pernah memarahiku di depan umun, setelah itu menarik tanganku dengan paksa hingga terbuat cap tangannya di tanganku. Dia bengitu kesal padaku hanya karna aku terlambat datang ke cafe dimana aku dan Andara akan bertemu.~~~~~~
mendengar kata kata Alif aku hanya bisa menarik nafasku dalam dalam sambil menaikan alis mataku. "aduh kalian ini seperti anjing dan kucing aja, baru saja bertemu sudah berantem" Lania mulai berceloteh lagi. "apa?! maksudmu aku ini anjing?!" tanyaku kesal. "ti__ti__tidak kakak, bukan begitu maksudku...." kata katanya terpotong dengan kata kataku. "sudahlah kalian sama saja!" aku mengakhirinya sambil berjalan menuju kursi yang tadi Alif tunjukan. Sementara itu Alif, yang payah itu hanya tersenyum melihat kekesalanku pada Lania.
17 oktober 2018
By: AISYAH NUR'ANDHINI (AISYAH_ANHINI)
Ig: @aisyahnnurrHay gusy gimandos seru gak? hahaha. Kalian jangan lupa vote dan comennya yah, dan jangan lupa follow instagram aku👍
Kalau kalian vote dan comen aku jadi semangat buat lanjutinnya.....
Ok deh, see you next part gusy bye......

KAMU SEDANG MEMBACA
Niqob UntukMu [.A.N.J.I.]
Teen FictionAku Anjani, ANJANI ARYAN, gadis yang selalu menjadi cibiran banyak orang, hanya karna hobbyku yang terlalu aneh. Ayahku, dia seorang Bos besar di salah satu perusahaan tersukses di jakarta. Wajar saja jika aku menjadi buah bibir banyak orang, karna...