26 • Papa •

472 44 12
                                    

•Miki Point Of View•








01.00,





Hari semakin malam, eh atau ini udah masuk ke pagi? Ntahlah, yang jelas sekarang ini gue gak bisa tidur.

Habis makan dari restoran bukannya jadi ke taman buat liat pertunjukan air mancur, gue malah kabur ninggalin bang Minho.

Ini semua gara gara gue ketemu sama orang yang sangat tidak diharapkan.

Jisung dan Hana yang saling gandengan tangan dengan bahagia didepan gue. Sip.

Dua orang yang sukses bikin gue mewek gak jelas sesampainya dirumah. Dua orang yang bikin gue gak bisa tidur. Dua orang yang selalu berhasil bikin hati gue teriak kesakitan.

Lebay ya? Tapi gimana lagi itulah yang gue rasain.

Itu semua gara gara mereka.

Dua orang sialan yang gue benci. Tapi sialnya gue masih sayang sama salah satunya.





'Tok! Tok! Tok!'





Lagi lagi ada yang ngetuk pintu gue.

Gue gak gubris. Gue malah nahan suara seseggukan gue ini. Iya gue nangis lagi pas keinget Jisung gandeng tangan Hana.



'Tok! Tok! Tok!'


Gue masih diem.

"Miki buka pintunya dong." ucap orang yang diluar sana.

Gue diem, lagi susah payah nahan suara sesegukan yang terus keluar.

"Miki, papa tau kamu masih nangis dan belom tidur." ucap orang itu dan dia adalah papa gue.

"Sayang, papa serius loh. Mending kamu yang buka pintu atau papa yang dobrak?" ucap papa lagi tapi tetep gak gue gubris.

Bodo lah ntar juga papa capek sendiri. Gue lagi mager ini tuh. Lagian papa gak akan mungkin dobrak pintunya.
















'BRAK!'



Eh anyink di dobrak beneran.




Gue yang lagi duduk dikasur langsung membulatkan mata ke arah pintu yang kini sudah wafat alias rusak.

"Tuh kan beneran belom tidur." kata papa sembari membaringkan pintu kamar gue yang udah copot dari engselnya.

Gak ngerti lagi gue, didobrak sekali pintu kamar gue langsung copot. Ini papa gue yang terlalu kuat atau pintunya yang rapuh?

Padahal badan papa tergolong kecil.

Papa nyamperin gue terus duduk disamping gue.

"Kenapa lagi sih? Galau mulu." ucap papa dengan tenang padahal gue masih kaget karena papa yang dobrak pintu.

"Pah pintu Miki rusak." ucap gue lirih.

"Udah gak apa apa besok dibenerin." ucap papa.

"Tapi kalau besok mamah pulang terus liat pintu Miki copot, mamah bisa ngamuk." ucap gue lagi yang masih terdengar sesegukan.

"Iya juga sih. Ah udah gak apa apa." ucap papa dengan raut wajah yang mulai khawatir dan juga senyuman kikuk.

"Kenapa juga papa dobrak pintunya sih? Mentang mentang polisi." ujar gue dan papa malah terkekeh.

Papa langsung narik gue kedalam pelukannya, membuat gue bersandar padanya.

"Udah lupain soal pintu. Sekarang cerita dong kamu ini kenapa." ucap papa dengan tangan yang mengelus punggung gue.

Promise • Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang