77 • Last Good Bye -2 •

623 35 16
                                    

•Author Point Of View•









16.30,








'Tok! Tok! Tok!'

"Miki?"


Miki masih terduduk didepan pintu kamarnya, tatapannya lurus dengan mata yang sudah sangat sembab efek menangis. Saat ini dia sudah tidak bisa menangis lagi.

Tenaganya cukup terkuras, membuatnya malas berbicara sekedar menjawab panggilan dari luar.

'Tok! Tok!'

Sekali lagi pintu kamar terketuk. Tapi kali ini disertai dengan secarik kertas memasuki celah pintu kamar Miki.

Miki yang menyadarinya mengambil kertas tersebut. Di bacanya kalimat tanya yang ada disana.

'Are u okay?'

Miki mengeluarkan pulpen dari dalam tas yang tergeletak tak jauh darinya. Ia menulis sebuah balasan. Lalu mengeluarkan secarik kertas tersebut melalui celah pintu.

Jeongin, lelaki yang sedang bersandar disisi lain pintu kamar Miki sekarang sedang membaca balasan dari pertanyaannya tadi.

'Apa gue keliatan baik baik?'

Jeongin tersenyum miris, iya dia merasa bodoh karena telah menanyakan apa Miki baik baik saja saat ini.

'Bang Minho nyuruh gue ke sini, pas gue baru balik kuliah tadi. Dia bilang lo belum makan siang.'

'Lalu?'

Jeongin menghela napasnya sejenak setelah membaca balasan disecarik kertas itu.

'Lo tau? Mau kaya gimanapun lo nangis. Mau lo nangis sampe berdarah darah pun, semua gak akan berubah. Dia gak akan kembali.'

Jeongin memasukan secarik kertas dengan tulisannya ke celah pintu kamar Miki, walau dirasanya ragu dan takut jika Miki merasa sakit. Tapi dia tetap memasukan kertas itu.

Beberapa menit berlalu, Miki tak kunjung membalas Jeongin. Jeongin merasa agak khawatir sekarang.

Apa tulisannya tadi menyinggung perasaan sepupunya? Itulah pikir Jeongin.

Jeongin dengan cepat menulis tulisan diatas kertas lagi, lalu memasukannya kedalam celah pintu.

'Maaf kalau lo tersinggung.'

Setelah itu Jeongin mengetuk pintu yang ia senderi beberapa kali. Tapi tetap saja Miki bergeming tak membalas tulisan tulisan Jeongin.

Saat baru saja Jeongin berdiri hendak menggedor pintu sembari meneriaki nama Miki, secarik kertas keluar dicelah pintu.

Jeongin mengurung niatnya, lalu ia berjongkok didepan pintu. Ia ambil balasan dari Miki.

'Gue harus gimana Jeong? Ini salah gue.'

Hanya sebuah tulisan, tapi ntah kenapa Jeongin merasa banyak kesedihan yang tercurah dari tulisan tersebut. Dia tidak tega melihat sepupunya terus menyalahkan diri sendiri atas hal yang memang bukan kesalahannya.

Jeongin menempelkan dahinya pada pintu, ia memejamkan matanya lalu menghela napas panjang.

"Miki ayo kita bicara. Keluar ya?" ujar Jeongin memutus perbincangan dalam diam mereka.

Tak ada jawaban dari dalam sana. Tapi tak lama terdengar suara kunci pintu yang diputar. Jeongin segera berdiri didepan pintu. Dan seperkian detik kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok Miki yang terlihat sangat kacau saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Promise • Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang