Happy reading:)
"Astaga el lo-
Alana baru saja ingin maki maki sahabatnya itu ketika Adeen dateng malah dalam keadaan bibir sobek, dan pipi pipi lebam lebam.
Bukannya simpati terhadap luka lukanya alana malah dengan teganya menginjak kaki Adeen dengan emosi.
"Aw sakit na" ringis Adeen
"Lebay, digituin aja sakit, sekali nya adu jotos aja pinter" cibir alana.
"Tega banget sih kamu" kata Adeen dengan muka kesakitan.
"Kita obatin luka lo dulu di UKS baru kita pulang" ucap alana sambil tangan nya menggandeng tangan Adeen.
Sesampainya di UKS alana langsung mendudukkan Adeen di bangkar UKS. Alana menengok ke kanan dan kekiri mencari anak PMR tapi nyatanya ruang UKS ini sepi.
"Na lo yakin mau obatin luka gua? Muka lo uda pucat gitu na" kata Adeen khwatir.
"Yakin" jawab alana datar
"Gausah deh na, gua uda biasa luka kaya gini mah" adeen berusaha menolak, tapi namanya juga alana keras kepala.
"Lu bantah, gua marah" ucap alana dengan nada datar lagi.
Alana menuangkan betadine ke kapas, melihat warna betadine saja alana sudah mual, karena pikirannya sudah melayang layang ke hal hal lain, tapi alana masih keukeuh mengobati sahabatnya itu.
"Na gausah ya?" Bujuk adeen yang melihat alana mau muntah.
Alana baru ingin membersihkan ujung bibir sahabatnya yang sobek dan masih mengeluarkan banyak darah.
Brukkk
"NANA" dengan sigap Adeen menahan alana yang sudah akan jatuh ke lantai.
Alana yang masih setengah sadar itu menatap nya dengan sendu.
"Maaf gua ga bisa obatin luka lo el" ucap alana dengan nada sedih.
"Gapapa na, gausah maksain diri lo sendiri"
"Gua belom sembuh" mata alana berkaca kaca seperti akan menangis.
"Bisa ko na, ada gue" kata Adeen meyakinkan.
****
Alana benci dirinya yang lemah dan selalu bergantung pada sahabatnya itu, alana ga mau membuat adeen selalu memprioritaskan dirinya.
Alana tau adeen pasti akan menemukan kebahagiaannya jika alana ga ada di dunia ini.
Mungkin lebih baik alana mati daripada ia hidup harus seperti ini.
"Hai AL " sapa cowo yang tiba tiba saja sudah duduk di samping alana, membuyarkan lamunan buruk alana.
"Hai juga" sapa alana dengan tersenyum tipis.
"Suka nonton basket juga?" Tanya Kevin yang mulai membuka pembicaraan.
"Lumayan"
"Atau lagi cari cogan?"
Alana yang mendengar hal itu langsung mendelik "kagak" jawab alana kesal.
"Oh gua kirain" ucapnya sambil terkekeh.
"Hm"
"AL jadi kapan nih kita mau latihan?"
"Kapan kapan" jawab alana bete.
"Yaudah berarti nilai lo bagusnya kapan kapan aja" celetuk Kevin.
"Gua ga peduli" ucapnya acuh tak acuh dengan muka dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For Her
Teen FictionAlana mencintai hidupnya yang memiliki segalanya, sahabat yang selalu ada di sampingnya, orang tua yang selalu menyayanginya, dan saudara kembar yang membuat alana, tidak pernah merasa sendiri. Tapi satu Persatu semua yang alana cintai, menghilang...