Flashback

6 1 0
                                    


Happy reading:)

Alana datang terlambat datang ke sekolah karena main PS bersama sampai larut malam dengan Adeen, karena alana baru membeli PlayStation, dan Adeen terus mengatai dirinya cupu dalam bermain, pointblank. Jadilah alana kesal dan bermain sampai larut malam berusaha untuk mengalahkan Adeen, tapi alana hanya menang 2 kali, yang pertama karena belas kasihan Adeen, dan yang kedua murni karena alana menang.

Alana tidur jam set 1 malam, dan dipaksa oleh Alena untuk tetap sekolah. Menyebalkan.

Dengan janji manis yang ditawarkan, jika alana mau sekolah, alena Kaka kembarnya akan membelikannya ice cream jumbo, yang sedang hits sekarang, andai saja uang jajan plus tabungannya tidak ia pakai semua, untuk beli PlayStation baru pasti alana sekarang sudah bisa merasakan ice cream, yang ia inginkan.

Dan alana bisa ga sekolah

"Papah, papah molen mana?" Tanya alana baru bangun tidur.

Molen adalah panggilan Adeen dan alana untuk alena, karena cewe itu sangat menyukai makanan, isi pisang itu. Molen

Papahnya terkekeh, melihat alana yang seperti orang linglung "liat gih sekarang jam berapa" Kata papahnya.

"Dan Alena sudah berangkat, duluan bersama Adeen" papahnya lagi lagi tersenyum.

Alana mengernyit kesal "ko Xandra ditinggal?"

"Kamu kan tidur uda kaya orang pingsan" papahnya berucap dengan tertawa kecil.

Alana tambah kesal mendengarnya "papahhhhhh" alana berkata dengan suara merajuk.

"Yauda aku gausa sekolah aja" kata alana senang.

"Ice cream nya nanti ga jadi loh" ucap papahnya dengan menahan senyum.

Alana sebal ingin rasanya menjambak alena, dan menonjok Adeen kalau ia sampe sekolah, bisa bisanya mereka meninggalinya seperti ini.

Alana memutuskan untuk pergi sekolah, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pelajaran pertama adalah ips dan alana kurang menyukai pelajaran itu. Jadi alana bisa melewati pelajaran itu sekitar 30 menit.

Sambil bersenandung ria "aku sekolah deh Pah" katanya, seraya kaki nya melangkah menuju kamarnya lagi. Rugi juga kalo ga sekolah pikir alana, nanti ia ga bisa dapat ice cream yang ia idam idamkan.

*****

Alana sampai disekolah pukul 7.12 berkat keterampilan nya memanjat pohon jambu tetangga, alana berhasil masuk sekolah lewat gerbang belakang yang jarang di jaga karena gerbang itu sudah dipastikan tidak bisa dilalui oleh murid murid yang terlambat, karena sudah dipasang perangkap, tapi bukan Alana kalau tidak bisa melewati perangkap itu dengan ahli tanpa diketahui satpam, Alana langsung bersembunyi di balik tanaman ketika melihat guru piket sedang memperhatikan koridor sekolah, takut murid yang dateng telat mempunyai kesempatan kabur.

Tiba tiba saja.

Seperti di adegan adegan penculikan, ada yang membekap mulutnya dari belakang. Alana hampir saja menjerit, dan pastinya akan membuat guru piket, yang berjaga bisa melihatnya.

"Shhhtttttt, na ini aku" alana mengenali suara ini. Suara sahabatnya.

Mata alana melotot, melihat pelaku yang membekap nya ternyata Adeen "lepas in, tangan kamu bau" katanya, sambil menunjuk tangan Adeen yang membekapnya.

Adeen langsung nyengir dan melepaskan tangannya "kamu ngapain ngendep ngendep kaya tadi, uda kaya mau ee" celetuk Adeen asal.

Alana melotot mendengarnya "Ish kamu ya, aku tuh dateng telat tau, gara gara kamu sama molen ninggalin." Katanya cemberut.

"Maaf deh, aku ga bisa jelas in di sini, nanti kita bakal ketahuan" Adeen berucap pelan dengan mata mengarah memperhatikan gerakan guru piket, yang kebetulan adalah guru matematika, dan selalu membawa penggaris besar setiap lagi bertugas piket.

"Kita ke kantin aja ya?" Tawar adeen.

Alana langsung menggeleng "nanti ketahuan lah, el kalo kita ke kantin"

"Tadi miss adis, uda lewatin kantin buat cek" katanya meyakinkan.

******

Alana dan Adeen duduk bersebrangan di kantin, dengan alana yang masih ngambek dengan Adeen "jelas in salah aku apa sampe kamu sama molen tinggalin" kata alana dengan ekspresi sedih.

"Tadi kan ada upacara, molen kan Paskibra. Dia harus dateng cepet" Adeen berucap menjelaskan.

Alana mengerutkan dahinya bingung "tapi kan ada mang Didi" kata alana bingung, karena seingatnya supir keluarganya, ada tadi. Mengantar alana ke sekolah. Kenapa molen harus bersama Adeen?

"Aku juga gatau sih, pas aku dateng tiba tiba molen uda panik gitu, minta aku anterin"

Alana mengangguk "oke aku ngerti, mungkin mang Didi, sakit perut pagi pagi" ucap alana polos karena supir keluarganya itu biasa, sakit perut jika pagi.

Alana yang tersadar, seharusnya Adeen sudah masuk kelas sedari tadi "eh kamu ko malah disini?" Kata alana mendadak panik.

Adeen nyengir "aku tau kamu pasti telat, jadi aku mau nemenin kamu"

"Tapi kamu uda kelas 9"

Adeen lagi lagi nyengir "kamu bener juga" katanya menggangguk ngangguk "kamu ga mau langsung masuk?" Tanya Adeen.

"Kamu tau aku ga suka pelajaran IPS" katanya ketularan nyengir kaya Adeen.

Adeen nyengir lagi "gapapa na masih kelas 7, santai aja dulu" ucap Adeen sesat

Ketika mereka sedang tertawa tawa, tiba tiba ada yang menepuk pundak mereka berdua dari belakang. Mengagetkan mereka berdua.

"Hayo kalian ketahuan sama aku nge bolos" ternyata kembarannya pelaku nya.

"Ish molen, aku kaget tau" kata alana.

Adeen tersenyum melihat kedatangan alena "kamu lagi olahraga?" Tanyanya lembut.

"Maaf deh" katanya setengah ikhlas, lalu alena mengangguk menjawab pertanyaan Adeen.

Alena memperhatikan Adeen yang sedang tertawa selebar itu jika bersama alana, membuatnya tersenyum kecut, selama ini mereka bertiga bersahabat Adeen paling dekat dengan alana, dan alena sampai saat ini belum bisa membuat Adeen tersenyum selepas itu seperti bersama alana, alena bukannya benci terhadap adik kembarnya, bahkan alena sangat menyayangi alana, alena tidak ingin sirik ke adiknya sendiri toh, Adeen juga tidak pernah membeda bedakan sikap diantara mereka berdua, Adeen selalu bersikap lembut terhadapnya dan alana. Alena tidak ingin membuat persahabatan mereka hancur, karena perasaan yang ia miliki. Persahabatan mereka sudah terlalu lama untuk dihancurkan, karena perasaan sepele yang ia rasakan.

Ternyata memendam perasaan itu menyakitkan.

Seperti kata mang Didi "mendem itu nyakitin neng" setelah itu pasti mang Didi langsung ke toilet.

Alena dengan cepat menutupi semua perasaan yang ia rasakan "aku balik ke lapangan dulu deh, Nana kamu jangan lupa masuk kelas ya" katanya memperingati, sambil tersenyum. Yah alena memang selalu tersenyum, yang membuat banyak orang di sekitarnya nyaman untuk berteman dengannya, berbeda dengan Alana yang lebih pendiam Alena memang suka berinteraksi dengan banyak orang. Setelah itu alena yang memang hanya berniat untuk membeli minum ke kantin, kembali menuju lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga kembali.

"Alen kamu jangan cape cape ya" kata alana khawatir, menghentikan langkah alena keluar kantin sekolah. Alena memang mempunyai penyakit, leukemia yang membuatnya Terbatas melakukan aktivitas, selayaknya remaja lainnya.

Alena tersenyum mendengar suara, alana yang menghawatirkannya namun malah terdengar imut "aku strong ko na" katanya dengan senyum menenangkan.

"Oke semangat molennn" kata alana tersenyum ceria menyemangati.

Thankyouu yang sudah mau baca sampai part ini💕

Everything For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang