Happy reading guys:*
Alana dan Kevin pergi ke tempat perlombaan menggunakan mobil jeep Kevin, yang alana akui keren abis, tapi tidak alana ungkapi secara langsung. Gengsi
Saat sampai di tempat perlombaan yaitu sekolah, alana dan Kevin berjalan bersisian menuju lapangan, tapi sebelumnya mereka harus mendaftarkan nama dulu sebagai team suporter yang diutus sekolah dengan menunjukkan student card, setelah mendaftarkan nama, alana bingung harus mencari tempat duduk dimana, jadi ia celingak celinguk bingung, walaupun disini banyak teman sekolah nya tapi tidak ada yang alana kenal namanya, hanya ingat muka saja.
"AL ayo duduk sini bareng gue" tiba tiba Kevin sudah menggenggam tangan alana, dengan mata terfokus mencari kursi yang kosong, setelah menemukannya mereka langsung duduk, dengan tangan besar Kevin masih menggenggam tangan alana.
Alana jadi kikuk sendiri "kev?" Panggil alana "ya AL?" Tanya nya dengan tersenyum, alana mengarahkan lewat matanya tangan nya yang masih digenggam Kevin.
Kevin yang menyadari belum melepaskan tangan alana belum ia lepas, segera melepaskan tangannya "Sorry" ucapnya pelan sambil tersenyum kaku.
Pertandingan basket dimulai masih 10 menit lagi, tapi alana belum menemukan keberadaan Adeen, dan alana jadi bingung sendiri mau menghubungi sahabatnya itu, karena handphone nya lowbat.Sedangkan alana ingin mensuport cowo itu agar jangan emosian dalam bertanding, karena emosi Adeen mudah terpancing, mungkin Adeen tidak menunjukkan nya secara langsung kalau ia sedang marah, tapi alana tau kalau Adeen sedang menahan amarah nya seperti apa. Dan akibatnya ia akan bermain agresif dan kasar.
"AL cari Adeen ya?" Tanya Kevin kepo memecahkan lamunan alana.
Alana hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mau pake HP gue? Tapi nomornya inget kan?"
"Gapapa?" Tanya alana ragu ragu.
Kevin tersenyum mengangguk. Alana jadi meleleh
"El dimanaaaa"
"......"
"Sama kevinn"
"......."
"........"
"Tau jiji ga?"
"........"
"Ugh iuh"
"........"
"Ih das—
Sambungan langsung diputus saat alana ingin membalas ejekan sahabatnya. Alana mengembalikkan ponselnya dan tidak lupa menucapkan terima kasi ke Kevin. Menyebalkan, alana mengerucutkan bibirnya. Adeen selalu ngeselin. Menyadari sikapnya, muka alana langsung datar kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For Her
Genç KurguAlana mencintai hidupnya yang memiliki segalanya, sahabat yang selalu ada di sampingnya, orang tua yang selalu menyayanginya, dan saudara kembar yang membuat alana, tidak pernah merasa sendiri. Tapi satu Persatu semua yang alana cintai, menghilang...