..
Suara mu itu merdu. Selembut kata rindu yang sering bertabuh di dalam relung kalbu.
..Sakura membuka akun Instagram dan mengecek akun milik Sasuke, tak ada postingan terbaru disana. Sakura meremas kuat handphone yang tengah digenggamnya, dia sadar. Timeline Sasuke yang masih sama sejak 3 bulan terakhir bukannya membuat Sakura merasa senang, tapi malah merasakan yang sebaliknya. Meminta Sasuke menjauh bukanlah suatu hal yang benar untuk ketenangan hatinya.
Jari lentik itu kembali sibuk meng-scroll layar handphonenya sekedar melihat-lihat postingan lama si pemilik akun. Menghela napas sejenak, Sakura merasa sikapnya akan semakin aneh dengan mengstalking akun Sasuke sedangkan ia sendiri tengah mencoba menerima perasaan Naruto dan mulai kencan sejak 2 bulan terakhir. Sakura sadar kini dia tengah menjalin hubungan dengan Naruto, namun hatinya tak bisa dibohongi untuk siapa perasaan ini ada.
Sakura hanya mencoba untuk mempercayai pepatah yang mengatakan bahwa dicintai itu lebih baik dari pada mencintai. Namun Sakura merasa ada yang salah dengan pepatah itu, atau kah hatinya lah yang sebenarnya bermasalah? Sakura selalu merasa, mencintai itu lebih baik. Karena dia tak harus berpura-pura membalas perasaan orang yang mencintainya, dengan begitu Sakura merasa dapat lebih jujur dalam perasaan yang sesungguhnya.
Menghela napas sejenak, angin sore semilir menerbangkan anak rambutnya yang terlihat berantakan, namun tak mampu mengurangi kecantikan yang Sakura miliki. Bersandar pada sandaran kursi dan memijat pelan bahunya yang terasa berat. Dress biru muda selutut yang dikenakannya bergerak lembut di hembus angin.
Dia merasa terlalu akrab dengan suasana seperti ini. Angin yang bertiup menerbangkan dedaunan dan menghalau panas kala senja membawa nama Sasuke kembali melalang buana didalam kepalanya. Sore itu dengan heels yang patah sanggup membuat Sakura mendapatkan perhatian pria Uchiha, Sang pujaan hatinya.
Sakura tersenyum kecil dalam diamnya, namun wajah itu kembali menampakkan raut dingin. Sasuke sudah menjauh dan itu adalah keinginan hatinya. Lalu kenapa ia masih mengingat Si Raven tampan itu?
“Sedang apa, princess?” Sapa Naruto hangat seraya menarik pipi Sakura gemas, membuat gadis itu tersadar dari lamunan sejenaknya.
Membalas senyum Naruto, Sakura tanpa sengaja menangkap gurat aneh diwajah tegas pria bermarga Uzumaki itu. Sebagai penulis dan kini merangkap sebagai aktris, Sakura sadar ada yang Naruto tahan dalam setiap ekspresi yang diperlihatkannya.
“Hanya sedang bersantai tanpa harus melihat naskah, mata ku bisa naik angka minusnya jika harus membaca ketikan Kakashi itu terus menerus.”Sakura mencoba terkekeh pelan, berusaha mencairkan suasana canggung yang tak biasa ini. Entahlah, aura Naruto seakan tak bersahabat dengan lingkungan sekitar.
Naruto mengambil tempat duduk disamping kanan gadis itu, seraya bertumpu dagu pada meja yang setinggi dada itu dan memandang wajah Sakura dengan gestur menggoda.
“Mau kencan dengan ku besok, Nona?” Naruto mengangkat kedua alisnya, tersenyum manis dan mengedipkan sebelah matanya. Membuat Sakura tertawa merdu.
“Kurasa tak ada alasan untuk menolak.” Sakura menjawab penuh semangat, berusaha mengenyahkan bayangan Sasuke yang tengah melambaikan tangan, dengan senyum dibibir seraya berdiri di dekat pohon seberang jalan sana.
Ikut memangku dagu dan menatap wajah Naruto seperti yang dilakukan pria itu padanya. Keduanya hanya saling diam dan saling berbicara lewat mata, sesekali mendengus geli ketika merasakan apa yang dilakukan ini terlihat konyol. Namun tak berlangsung lama, Sakura kembali membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Your Voice[✔]
FanfictionSejak menemukan Sasuke disebuah cafe, Sakura tak pernah bisa berhenti untuk melupakan pria itu bernyanyi dengan alunan gitarnya. Hingga setelah 4 tahun berlalu pun. Melewati perjalanan panjang, 2SKN telah menjadi bintang besar. Dan Sakura selalu men...