PROLOG

2K 349 31
                                    

Ketika awan-awan berubah warna menjadi merah muda , dan langit tetap biru cerah. Karena tak ada warna yang cocok dengan langit selain Biru cerah. Mungkin jika aku bosan dengan senang hati akan kuganti warna langit dengan merah mudah lalu matahari berwarna jingga. Tapi saat ini aku sangat menyukai keadaan langit biru cerah , Awan merah Muda serta Matahari berwarna kuning terang. Entah hanya memandanginya saja aku begitu tenang.

Aku duduk di tangkai pohon tertinggi yang pernah ada di dunia ini. Entahlah sejujurnya aku phobia ketinggian namun aku menyukai tempat ini. "Hey princess , apa yang kau lakukan?" Sapa burung-burung kecil yang bergegas melewatiku. Aku hanya tersenyum , kuulurkan tanganku dan dihinggapi salah satu dari mereka. "Hanya duduk menikmati hari ini" Jawabku.

"Apa kau Sendirian?" Tanya burung itu lagi. Akupun mengangguk pelan. "Tapi , maaf princess kami harus pergi , aku tak bisa menemanimu hari ini" Seru Burung itu lagi kemudian mengepakkan sayap kecilnya dan menjauh dariku diikuti kerumunannya. Burung kecil itu adalah teman pertamaku selama datang ke dunia ini, dunia aneh namun indah yang mampu membuatku tak ingin kembali pada kenyataan yang harus ku hadapi.

Kupejamkan mataku lalu seperdetik kemudian aku sudah berada didalam pelukan laki-laki tampan berbalut piyama ayam berwarna kuning. Garis wajahnya tajam, Bibirnya begitu tipis, serta alis hitam pekatnya tersulam rapih. Akupun mengeratkan pelukanku , berharap ia tak akan kemana-mana. Tak akan meninggalkanku.

Karena Kelihangan dirinya adalah satu hal yang sangat kutakutkan didalam hidupku.

Perlahan kulihat ia membuka pelan matanya, mengerjap-ngerjap menetralkan cahaya yang saat ini mulai menghinggapi wajahnya. Ia mengalihkan wajahnya kearahku yang saat ini mengadah dan juga menatapnya dengan harapan aku tidak menjadi alasan ia bangun dari tidurnya. Senyum tipis dari bibirnya tertarik indah lalu mengeratkan pelukannya padaku, kecupan di puncak kepalaku membuatku lega. Bahwa saat ini ia masih bersama ku.
Aku tak akan kehilangan dirinya untuk kedua kalinya bukan?

Tuhan jawab Aku?

Akupun semakin mempererat pelukan ku, lalu ku hirup rakus aroma tubuhnya. Aku tak akan mengizinkan dia pergi dariku lagi!

Tapi Sedetik kemudian , kami telah berpindah diatas pasir putih yang dilapisi dengan kain pantai tipis berwarna biru muda. Kali ini pakaiannyapun berubah dari piyama ayam kuning yang ia pakai karena paksaan dariku menjadi kemeja putih tipis dengan celana kain selutut berwarna krem. Ia masih memelukku hangat tanpa suara.

Deburan ombak didepanku membuatku haus , akupun melonggarkan pelukanku padanya. Menarik segelas jus jeruk yang tersedia dengan cantiknya disamping kami. Akupun melepas utuh tubuhnya berniat mengambilkan segelas jus jeruk lainnya untuknya.
Namun , apa yang terjadi sekarang?
Kemana dia?
Ini bahkan belum sedetik aku melepas pelukanku padanya.

Ia menghilang.

Meninggalkanku.
Lagi.

"OH JIHOON! OH JIHOON? KAU DIMANA? OH JIHOON?" Pekikku putus asa.

Aku berlari dari mulut pantai menuju hutan yang tak jauh dariku, aku juga terus memanggilnya tanpa henti, namun sama sekali tak ada jawaban yang jelas darinya. Tidak, Jihoon tidak mungkin meninggalkanku kan?

"JIHOON-AH! Jaebal! EODIGA?!"

Tetap tak ada Jawaban, hingga kedua kaki kurusku lelah setelah berlari cukup jauh aku pun berhenti, kedua tanganku bertumpuh pada lututku sembari menenangkan nafasku yang mulai terdengar tersengal-sengal.

Tuhan tolong bawa aku pada Jihoon sekarang, tolong aku. Aku terus berharap tapi aku tetap saja tak berpindah tempat.

"Kau mencari pria itu?" Tiba-tiba aku mendengar seseorang bertanya dari belakangku , dari sela-sela bias cahaya matahari yang menyinarinya terlihat seekor Rusa berwarna coklat muda dengan mata yang indah, matanya berkilau seperti permata. Aku masih terdiam menatap rusa tersebut, tidak mungkin pertanyaan tadi datang dari nya kan?

LUCID DREAMING (SEHUN X CHANYEOL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang