175 45 6
                                    

Sorry For Typo
🐺
🐺
🐺

Hakyeon nyatanya memang bangun tengah malam, perutnya keroncongan akibat makan lebih awal. Tapi ia juga tak berbohong kepada Suzy saat ia katakan sudah makan bersama teman-temannya.

"Sedang apa?" Tanya Hakyeon melihat Suzy nyatanya masih berada didapur, gadis itu sedang menyeduh sesuatu.

"Kau minum kopi?" Tanyanya dengan dahi mengernyit bingung, sejak kapan adik sepupu kesayangannya ini minum kopi?

"Hanya sedang ingin. Beberapa hari belakangan ini banyak yang mengganggu pikiranku." Ucap Suzy berharap Hakyeon mau bertanya kenapa? Seperti biasa yang dilakukan pria itu jika sedang kawatir.

Namun Hakyeon tak kunjung bicara membuat Suzy menyesap kopinya, melirik pria yang sudah dianggap sebagai kakak sendiri. Karna ia tak memiliki seorang kakak, apa aku sangat keterlaluan?

"Biar aku yang hangatkan." Ucap Suzy mencoba mendekati Hakyeon, namun pria itu menolak dengan lembut seperti bukan dirinya yang akan langsung mengatakan 'ya, itu memang tugasmu bocah.'

"Tidak perlu. Jangan sering-sering minum kopi, tak baik untuk kesehatanmu, apalagi kau sedang dalam masa pertumbuhan. Bisa-bisa Jungkook berpaling." Kekeh Hakyeon, namun Suzy paham itu tawa terpaksa.

Suzy beringsut mendekat, lalu melingkarkan tangan mungilnya diperut Hakyeon. Memeluknya dari belakang, bersandar dipunggung tegap sang kakak, betapa lebar dan nyamannya punggung seorang kakak. Lirihnya

Hakyeon diam sejenak, masakan Suzy sudah selesai dihangatkan, ia juga sudah mematikan kompor namun Suzy tak kunjung melepaskan pelukannya, dan ia merasakan sesuatu yang basah merembes kedalam kaos oblongnya.

"Zy,"

"Jangan berbalik!" Pekik Suzy membuat Hakyeon menghela nafas, bingung.

"Beberapa hari belakangan ini aku tak bisa tidur, oppa terus menghindariku seakan aku adalah penjahat kelamin. Oppa tak pernah menatap mataku. Oppa selalu sibuk dengan dunia oppa sendiri. Tak bicara padaku lagi. Tak memarahiku. Tak mengomeliku. Tak membangunkan. Tak membuatkan makanan untukku. Dan aku tersiksa karna oppa abaikan." Suzy akhirnya menangis, mengakui kerinduannya pada Hakyeon, sang kakak tercinta.

Hakyeon diam saja, mengelus punggung tangan Suzy yang masih setia memeluknya dari belakang.

"Maafkan oppa," ucap Hakyeon, Suzy menggelengkan kepalanya.

"Bukan salah oppa, tapi ini salahku. Aku tak suka kebebasan yang oppa berikan. Aku tersiksa karna hal itu." Tangisnya dengan suara tersenda-senda, Hakyeon diam.

Membalik tubuhnya, memeluk adik kesayangannya sambil melantunkan kata maaf.

🐺
🐺
🐺
TBC^^

Sejahat-jahatnya seorang kakak, dengan sikap protektifnya dia hanya ingin melindungi adiknya. Dan dianggap ada.

come on over [[ COMPLETE ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang