Gea susah siap berangkat menuju cafe tempatnya bekerja. Gea membuka pintu rumahnya. Dia begitu terkejut ketika melihat seseorang yang ada didepannya sekarang.
Orang itu lalu mengetuk tepat di jidat Gea. "Awww!" Ringis Gea. Orang yang awalnya menunduk itu langsung mendongak dan melihat ternyata yang ia ketuk bukanlah pintu rumah tetapi jidat Gea. "Apa apaan sih! Sakit tau! Areka, lo pikir jidat gue ini pintu apa? Sampe harus diketuk kek tadi?"
"Ya emang!" Jawab Areka santai lalu masuk ke dalam rumah Gea tanpa dipersilahkan. Kemudian ia duduk di sofa milik Gea.
"Eh eh ngapain lo masuk masuk tanpa permisi. Gak sopan amat sih lo?!"
Areka hanya menatapnya sekilas lalu mengeluarkan ponselnya dan malah berkutat dengan benda pipih tersebut. Gea menghampiri Areka dan berdiri sambil berkacak pinggang. "Dalam rangka apaan sih sampe lo dateng kesini?" Tanya Gea.
Areka hanya diam tak menjawab namun tangannya bergerak untuk mengambil sesuatu dalam saku jaketnya. "Pelajari!" Kata Areka singkat sambil memberikan beberapa lembar kertas kepada Gea lalu pergi keluar dari rumah Gea.
Gea dibuat melongo atas sikap Areka. "Dasar Jelangkung! Dateng gak diundang pulang gak diantar!" Cibir Gea.
Areka berhenti melangkah dan menoleh ke arah Gea. "Gue denger." Ucapnya lalu meneruskan langkahnya menuju sepeda motor kesayangannya.
Gea hanya garuk garuk kepala. Sudah dipastikan dia sedang salah tingkah. "Emang gue ngomong begitu tadi kenceng ya?"
~♥♥~
Gea sedang sibuk mencuci piring kotor di dapur cafe tempatnya bekerja. Sebenarnya itu bukan tugasnya. Ini semua karena dia datang terlambat ke caffe. "Aduh kan udah jam 9 dan gue masih bareng bareng sama piring piring kotor ini? Ini gara gara si Areka Zanuartapirgy nih!" Ucap Gea pada diri sendiri sambil membilas piring. "Eh bentar, namanya tadi kebalik deh. Bukannya namanya tuh Areka Firgy Zanuarta? Dih yaudah sih bodoamir ngapain juga gue ngurusin nama si Areka."
Setelah semua piring sudah bersih. Gea berjalan menuju area depan caffe. Caffe itu terlihat sangat sepi. Bahkan sudah bisa ia pastikan bahwa tidak ada pegawai lagi yang ada di caffe ini kecuali dirinya.
Gea mengambil tas miliknya yang tadi ia taruh di salah satu meja. Dia berjalan menuju pintu caffe namun tiba tiba lampu caffe mati. "AAA MAMAAA!!" Teriak Gea kaget sambil menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Gea lo gak boleh lemah! Lo harus ngelawan ketakutan lo sendiri. Lo kuat! Buat apa lo menjauh dari semuanya kalo lo gak bisa menguatkan fisik dan mental lo dari semua ketakutan lo." Batin Gea menguatkan dirinya sambil perlahan membuka matanya meski keringat dingin sudah mengucur deras di dahinya.
Pertama kali yang ia lihat adalah gelap. Ya! Seorang Gea Arsyadika Leora adalah seorang gadis yang sangat takut pada kegelapan.
Gea cepat cepat mencari ponselnya dan menyalakan senter pada ponselnya. Gea berjalan menuju pintu caffe dengan langkah gemetar dan dahi yang penuh dengan keringat dingin.
Tiba tiba saja ada yang mencekal tangannya dari belakang. Mata Gea membulat betapa dia dibuat kaget dengan itu. Jantungnya sudah berdebar tidak karuan. Keringat dingin mengucur lebih banyak. "Si.. Siapa?"
"Jangan takut! Lo aman!" Ucap orang itu.
~♥♥~
Areka berjalan menuju kelasnya setelah menemui kepala sekolah untuk membahas sesuatu. Ia melihat di depan ada seorang cewek tengah berbincang bincang dengan satpam. Cewek itu terlihat memohon. Merasa penasaran Areka pun menghampiri keduanya.
"Ada apa?" Kata Areka to the point.
"Ini loh den, neng Gea baru dateng. Apa masih diperbolehkan masuk? Kan peraturannya kalo telat ga boleh masuk." Jawab satpam itu.
"Buka! Biar saya yang urus!" Perintahnya dingin. Satpam itu membuka gerbang sekolah namun Gea tidak segera masuk. Dia hanya menatap Areka tajam. "Masuk!" Titah Areka pada Gea. Sedangkan Gea masih tetap diam. "Tutup lagi! Percuma!"
"Eh eh jangan pak pam. Saya mau masuk." Ucap Gea pada satpam itu lalu masuk. Areka hanya tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Gea. "Dih sombong!"
"Jarang jarang lo neng, den Areka mau nolongin orang yang telat. Bahkan kalo guru yang telat aja pasti gak dibolehin masuk. Berarti neng Gea beruntung dong." Kata Satpam itu.
"Aduh pak pam Areka tuh bolehin saya masuk itu biar bisa nyiksa saya. Lihat aja habis ini pasti dia kesini buat ngehukum sa-"
"Lo!" Panggil Areka dari tengah lapangan basket yang memang dekat dengan gerbang sekolah.
"Nah kan! Udah saya bilang. Pasti dia mau ngehukum saya. Yaudah ya pak. Selamat bekerja heheh." Kata Gea cengengesan lalu pergi menghampiri Areka.
"Apa?" Tanya Gea saat sudah di depan Areka. "Lo mau hukum gue? Apa hukumannya? Bersihin toilet? Atau berjemur disi-"
"Bola!" Potong Areka.
"Ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Boyfriend
Teen Fiction"Apa yang bikin lo ragu buat bersaing sama Nadya?" Tanya Areka "Ya secara kan Nadya tuh cantik, baik, pinter banget ngomongnya. Ya gue yakin aja pasti bakal banyak yang suka ke dia. Gak kayak gue yang ceroboh, petakilan dan gak waras ini. Mana ada y...