Sudah berhari hari ini Areka bersikap dingin kembali pada Gea. Bahkan beberapa hari ini sudah tidak ada lagi jadwal belajar bagi Gea. Entah kenapa Areka bersikap seperti itu.
Gea santai santai saja. Kehidupaannya sedikit lebih tenang ketika dia tahu bahwa Reza dan Kresna masih mengharapkannya dan sering mengunjunginya. Ia sekarang tidak merasa sendiri lagi.
Pelajaran Matematika akan di mulai sebentar lagi. Tinggal menunggu beberapa saat lagi maka Bu Gita akan masuk ke dalam kelas Gea dengan wajah garangnya. Sedangkan Gea malah masih asik bermain kejar kejaran dengan Riko. Ia mengambil ponsel Riko dan Riko mengejarnya untuk mengambil ponselnya kembali. Ia melompati satu persatu meja yang ada di kelasnya tidak peduli sudah beberapa kali temannya yang protes akan kelakuannya itu. Anita, sahabat Gea yang satu itu hanya bisa geleng geleng melihat betapa absurd nya temannya itu.
"Tangkep gue dulu kalo bisa wleee." Gea menjulurkan lidahnya.
"Balikin gak!" Kata Riko.
"Kejar dulu ih masa lo nyerah begitu aja."
"Woiy woiy diem Bu Gita dateng tuh." Ucap Nanda selaku ketua kelas.
Mata Gea membulat dan lekas turun dari meja. Ia melempar ponsel Riko dan untung saja Riko dengan sigap menangkapnya. Gea cepat cepat duduk di kursinya.
"Lo gila tau gak! Kalo lo jatuh tadi gimana?" Tanya Anita. Bukannya menjawab, Gea malah memamerkan deretan gigi putihnya.
"Sinting lo ya!"
"Emang." Kata Gea.
Bu Gita masuk dan pandangannya langsung jatuh pada Gea. "Gea!" Panggil Bu Gita.
"I.. iya saya bu? Ada apa ya?" Tanya Gea gugup. Kenapa Gea yang selalu jadi langganan Bu Gita?
"Bisa kamu ambilkan buku matematika di perpustakaan?" Tanya Bu Gita.
"Bisa sih bu. Ta-"
"Yaudah cepat ambil." Potong Bu Gita cepat dan tentu dengan nada bicara yang tegas dan jelas tidak bisa dibantah lagi.
Gea izin keluar kelas dan berjalan ke perpustakaan dengan langkah yang gontai. Sesuai yang di suruh Bu Gita, Gea mengambil buku matematika yang banyak dan sudah pasti berat.
Di perjalanan kembali ke kelas, Gea sempat berpapasan dengan Areka. Tapi Areka malah terus berjalan seakan tidak melihatnya. Gea berhenti untuk menyapa. Tapi melihat Areka yang seakan tak peduli padanya, Gea memilih untuk melanjutkan perjalanannya ke kelas.
"Heh lo." Seorang cewek menarik Gea hingga buku buku yang ada di tangannya jatuh ke lantai.
Brakkkk
Areka yang belum berjalan jauh itu menoleh melihat keributan apa yang terjadi.
"Apaan sih?" Kata Gea tidak terima. Gea melihat nametag cewek itu. "Claudya Renara" kalau diingat ingat, Gea tidak pernah kenal dengan gadis ini.
"Jaga bicara lo! Gue ini kakak kelas lo!" Teriak Claudya di depan Gea.
"Apasih?" Tanya Gea yang masih tidak mengerti apa yang terjadi.
"Berani beraninya ya lo ngerebut pacar gue. Cewek apaan lo? Bisanya cuma ngerebut pacar orang. Gue sama Farhan tuh udah pacaran 2 tahun dan sekarang hancur karena lo! Punya harga diri gak sih lo?" Claudya memaki Gea di depan banyak orang.
Gea benar benar tidak mengerti apa yang dikatakan kakak kelasnya ini. Melihat banyak tatapan bingung di sekitarnya, Gea merasa risih dan ingin cepat cepat pergi. "Kenapa lo diem aja ha? Jawab!" Bentak Claudya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Boyfriend
Ficção Adolescente"Apa yang bikin lo ragu buat bersaing sama Nadya?" Tanya Areka "Ya secara kan Nadya tuh cantik, baik, pinter banget ngomongnya. Ya gue yakin aja pasti bakal banyak yang suka ke dia. Gak kayak gue yang ceroboh, petakilan dan gak waras ini. Mana ada y...