Areka sempat tertidur sampai ia mendongakkan kepala ketika merasa ada pergerakan dari tangan Gea. Areka melihat jari Gea yang bergerak-gerak. "Gea." Panggil Areka lirih.
Sesegera mungkin dia melesat pergi meninggalkan kamar dan memanggil dokter dan keluarga Gea.
"Kondisinya sudah stabil. Mungkin tidak lama lagi dia akan sadar." Ucap dokter setelah memeriksa kondisi Gea.
"Terimakasih dok." Ucap Dika -Papa Gea- pada dokter. Dika segera datang ke rumah sakit setelah sempat di telepon oleh Kresna.
Dokter yang bertugas hanya mengangguk sambil tersenyum. "Kalau begitu saya permisi." Pamit Dokter.
"Iya dok." Dika mengiyakan.
"Akhirnya Gea kumpul lagi sama kita pa." Ujar Santi.
"Iya ma. Setelah Gea sembuh kita harus bawa Gea balik lagi ke rumah." Kata Dika. Santi hanya mengangguk sambil mengusap air mata bahagianya karena bisa berkumpul kembali dengan putri satu-satunya.
"Kamu temannya Gea kan?" Tanya Dika pada Areka tiba tiba.
Areka sempat tersentak. "Bukan Pa. Dia pacarnya Gea." Sahut Reza tidak sopan.
"Bukan pacar tapi masih calon pacar." Kata Kresna yang tiba tiba muncul dari balik pintu sambil membawa dua kantong kresek berisi pakaian dan makanan.
"Terserah nama hubungannya apa. Saya titip Gea sama kamu dulu. Kami berempat pulang dulu sebentar, nanti kami kesini lagi. Jaga dia baik baik." Pesan Dika pada Areka.
"Iya om." Jawab Areka sopan.
"Nih gue bawain makanan sama gue beliin baju juga. Ganti baju sono. Kurang baik apa coba gue ini?" Kata Kresna pada Areka sambil memberikan kantong kresek tersebut.
"Makasih bang."
"Yoi." Kata Kresna.
"Kami pergi dulu." Pamit Dika. Areka mengangguk sopan.
~♥♥~
"Tujuan lo beda sama gue." Kata Reno kemudian berbalik hendak pergi. Dia merasa penawaran Nadya cukup konyol. Menjauhkan Areka dengan Gea demi cinta? Hahah dia sudah malas jika harus berurusan dengan Cinta. Bukankah cinta buta itu yang membuat dia lahir di dunia?
"Oke. Mungkin tujuan lo sama gue beda. Tapi apa bener lo gak mau nerima penawaran gue? Lo juga bisa jatuh cinta sama Gea. Dia cantik juga kok." Kata Nadya.
Reno berhenti melangkah. "Tujuan gue bukan buat nyari cinta."
Nadya tersenyum licik kemudian menghampiri Reno dan berdiri tepat didepannya.
"Ibarat sekali mendayung satu dua pulau terlampaui." Ucap Nadya sambil memamerkan senyuman liciknya.
Reno hanya diam. Dia hanya membiarkan Nadya bicara. "Tujuan utama lo Areka kan? Tapi lo bisa dapetin Gea juga. Beli satu dapet satu gitu sih ibaratnya." Kata Nadya sambil memainkan jarinya di bahu Reno.
"Jadi, rencana lo apa?" Tanya Reno.
Nadya tersenyum miring. "Haha bodoh. Akhirnya lo masuk perangkap gue." Batin Nadya tertawa dalam hati.
~♥♥~
"Cepet sadar. Kasihan yang nunggu lo." Ucap Areka sambil mengelus puncak kepala Gea. Dia sudah berganti pakaian dan makan juga. Namun Gea tak kunjung sadar.
Areka duduk di kursi yang ada tepat di sebelah ranjang tempat Gea yang masih setia menutup matanya. Areka tetap menggenggam tangan Gea. "Lo pasti pingin tau kan, siapa yang nungguin lo?" Tanya Areka pada Gea yang sudah jelas tak meresponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Boyfriend
Teen Fiction"Apa yang bikin lo ragu buat bersaing sama Nadya?" Tanya Areka "Ya secara kan Nadya tuh cantik, baik, pinter banget ngomongnya. Ya gue yakin aja pasti bakal banyak yang suka ke dia. Gak kayak gue yang ceroboh, petakilan dan gak waras ini. Mana ada y...