29

1.3K 57 29
                                    

Cup!.

Nadya mengecup singkat bibir Areka, dan sontak itu membuat Areka terkejut dan tanpa sengaja dia mendorong Nadya dengan cukup kuat sehingga punggung Nadya membentur pohon yang ada di belakangnya.

"Aww." Ringis Nadya kesakitan.

"S- sorry." Kata Areka. Dia berusaha pergi namun Nadya menahan lengannya.

"Gue gak akan berhenti berusaha sampai lo bisa jadi milik gue lagi. Gue akan singkirin semua penghalang gue. Walau itu keluarga gue sendiri." Nadya tersenyum miring sambil memegang punggungnya yang sakit akibat terbentur cukup keras.

"Lo jangan gila Nadya! Kita udah selesai."

"Gue gak peduli sayang. Yang gue tau semua adil dalam perang dan cinta."

Areka tidak pernah menyangka bahwa Nadya yang dulunya manis, manja, dan begitu ia sayangi kini menjadi seseorang yang beringas dan tidak punya hati.

~♥♥~

Gea hanya bisa tersenyum kecut ketika melihat bangunan yang ada di depannya saat ini. Bangunan yang dulu ia sebut sebagai rumahnya, sebagai istananya, dan sebagai tempat bermainnya. Tapi kini? Bangunan ini terlihat asing baginya. Mungkin tak ada tempat lagi di rumah ini untuknya.

"Mama, Gea kangen mama." Ucap Gea lirih dengan air mata yang sudah siap jatuh membasahi pipinya.

Gea berbalik dan menunduk. "Tuhan, apa mama gak bakal maafin aku? Aku rindu pelukan mama Tuhan."

Air matanya jatuh tanpa di perintah. Gea menarik nafas panjang dan menghembuskan nafasnya secara perlahan. Sekali lagi Gea melihat rumah mewah itu dan perlahan dia mulai melangkahkan kakinya untuk mulai menjauh.

Gea berjalan dengan menunduk sambil sesekali menyeka air matanya. Dia tidak menyadari kalau sedari tadi ada seseorang yang mengikutinya.

Gea berhenti melangkah ketika dia merasakan pusing menjalar di kepalanya mengingat bahwa memang hari ini dia sedang kurang enak badan.

Gea mengerjapkan matanya beberapa kali dan tetap memaksa berjalan, sampai sampai dia tidak tahu kalau ternyata dia sudah berada di tengah jalan.

Tinn.. Tin...

Gea samar samar melihat sebuah mobil melaju menuju ke arahnya. Dan disitu dia baru sadar bahwa dia berada di tengah jalan dan kini tubuh Gea seolah terpaku tidak dapat digerakkan sama sekali.

Tinn... Tin..

"Gea kangen mama."

Brakkk..

Dan tubuh Gea terpental ketika mobil menabrak tubuhnya. Dia hanya bisa melihat sekelilingnya ramai dengan manusia yang tak bisa ia kenali wajahnya.

"Mama, Gea kangen mama." Ucap Gea lirih dan pandangannya langsung menjadi gelap.

"Ayo bapak bapak bawa dia ke rumah sakit." Ucap seorang wanita paruh baya kepada orang orang yang merubung tubuh Gea yang sudah bersimbah darah.

"Biar saya saja yang bawa. Saya mengenalnya." Ucap seorang pemuda yang langsung menggendong tubuh mungil Gea.

~♥♥~

Senior BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang