15.

1.6K 86 1
                                    

Happy reading.
Jangan lupa vote commentnya ya😘

Gea membalik coklat itu dan ia menemukan note disana yang bertulisakan.

Gue mohon jauhin Angga. Dia gak baik buat lo!

Gea mengernyit setelah membaca itu. "Lah gila apa? Gue juga gak ada niatan buat deketin kak Angga." Gea mengendikan bahunya tidak peduli lalu membuang note tersebut di tempat sampah.

~♥♥~

"Kenapa gue jadi kepikiran elah." Kata Gea pada dirinya sendiri. Sekarang ia sedang berjalan di koridor sekolah yang cukup sepi sambil memakan coklat yang entah dari siapa itu.

Gea menyipitkan matanya untuk bisa melihat lebih jelas ke arah parkiran sekolah. Ia melihat Anita yang sedang berbicara dengan Angga. Gea tersenyum dan berpikir mungkin sahabatnya itu tidak akan mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.

Gea meneruskan langkahnya menuju perpustakaan sekolah. Kata kata Areka di rooftop masih terngiang di kepalanya. Gea mencoba mengingat kembali. Mencoba lebih peka terhadap perkataan Areka.

Flashback on..

"Lo suka sama Angga?" Tanya Areka pada Gea.

"Gue?" Tanya Gea pada Areka untuk memperjelas pendengarannya. Areka mengangguk. "Gue suka ataupun enggak emang ada ya urusannya sama lo?"

"Gue nanya."

"Gak!" Jawab Gea.

"Gak apa?" Tanya Areka memperjelas.

"Ya gak suka lah kak."

"Yakin?"

"Yakin. Emang kenapa sih? Kok lo tiba tiba nanya gitu?"

"Syukurlah." Kata Areka sambil bernafas lega.

"Lah? Kok syukurlah?." Tanya Gea bingung.

"Gue gamau lo jadi yang selanjutnya."

"Selanjutnya? Maksudnya gimana?"

"Pulang nanti temui gue di perpustakaan. Lo harus belajar." Kata Areka lalu pergi dari rooftop sekolah meninggalkan Gea dengan pertanyaannya yang belum dijawab sama sekali."

Flashback off..

"Maksudnya selanjutnya itu apaan ya?" Tanya Gea sambil memakan coklat yang ada di tangannya. Gea menatap coklat itu lama. "Hmm coklatnya enak heheh." Kata Gea sambil cengengesan sendiri.

Gea masuk ke dalam perpustakaan. Dia mencari Areka di dalam perpustakaan tapi hasilnya nihil. Dia tak menemukan Areka disana. "Gue tunggu atau gue tinggal ya?" Tanya Gea seakan berfikir.

"Tunggu aja deh."

~♥♥~


Bugh..

Satu pukulan mendarat keras di wajah Angga. Dia melihat pelakunya dan hendak membalas pukulan itu. Tapi niatnya ia urungkan saat melihat Areka, temannya sendiri yang melakukan itu. "Apaan sih lo?" Tanya Angga pada Areka sambil megelap darah segar yang keluar dari sudut kanan bibirnya

"Jauhin Gea!" Kata Areka tegas.

"Gea? Lo suka sama dia?" Tanya Angga dengan senyum miringnya. Areka hanya diam. Dia juga tidak tau apa dia suka atau tidak pada gadis itu. Yang jelas dia tidak suka Angga dekat dekat dengan Gea.

"Kenapa lo diem? Lo suka? Sama cewek beasiswa itu? Sampe sampe lo mukulin gue kayak gini. Mungkin dia gue bayar juga bakalan mau sama gue. Areka, dia orang gak punya. Lo suka sama dia? Cewek murahan it-"

Bugh..

Kepalan tangan Areka mendarat tepat di wajah Angga lagi sehingga Angga yang tidak bisa menjaga keseimbangan jatuh terhuyung akibat pukulan Areka. "Jauhin Gea! Lo gak pantes deket sama dia bangsat!" Kata Areka sambil menunduk ke Angga.

Areka hendak pergi namun perkataan Angga membuat langkahnya terhenti. "Sejak kapan lo ngurusin gue pantes atau nggak buat cewek? Selama ini lo bersikap bodoamat kalo gue mau deketin siapa aja." Angga tersenyum miring lalu berdiri. "Sejak kapan selera lo turun dari Nadya yang cantik dan kaya raya itu ke Gea yang bahkan bisa sekolah disini hanya karena beasiswa." Angga mendekati Areka yang terdiam di tempatnya.

Angga menyentuh pundak Areka yang langsung ditepis kasar oleh Areka. "Woiy santai bro. Gue cuma mau bilang aja. Jangan terlalu bekerja keras buat ngelindungin cewek miskin kaya dia. Lo gak bakal dapet ap-"

Bugh..

Pukulan ketiga mendarat di perut Angga. "Gak semuanya bisa lo dapet dari uang!" Kata Areka murka lalu pergi meninggalkan Angga di parkiran sekolah. Angga tersenyum miring melihat Areka yang sedang emosi itu.

~♥♥~


Areka baru ingat kalau dia menyuruh Gea untuk ke perpustakaan setelah pulang sekolah. Ia bergegas menuju ke perpustakaan dengan berlari untuk mengecek apakah Gea datang kesana atau tidak.

Areka masuk ke dalam perpustakaan. Dia tersenyum hangat saat melihat gadis itu masih berada disana. Gea sedang tertidur pulas. Wajahnya yang polos saat tidur entah mengapa membuat Areka tersenyum sehangat itu.

Areka menghampiri Gea yang tertidur pulas itu lalu dia duduk di sebelah Gea. Dia memuaskan untuk melihat wajah Gea. Sampai sampai Gea terbangun dan betapa kagetnya Gea saat melihat Areka berada dekat dengan wajahnya. Bukan hanya itu, entah kenapa jantung Gea berdetak begitu kencang saat melihat Areka yang sedang tersenyum kepadanya. "K.. kak Areka?"

Areka hanya diam dan tersenyum. "Aduh gue mimpi nih pasti." Kata Gea sambil menepuk nepuk pipinya. Areka tersenyum lagi lalu menyentil keras dahi Gea. "Aduh sakit tau kak!" Kata Gea.

"Kalo sakit berarti lo gak mimpi." Jawab Areka.

"Berarti gue udah bangun ya?"

"Menurut lo?"

"Padahal gue masih ngantuk." Kata Gea sambil merebahkan kepalanya di atas meja.

"Jadi beli es krim nya?"

"Katanya mau belajar. Ngapain beli es krim?" Kata Gea sambil tetap merebahkan kepalanya.

"Kita belajar sambil makan eskrim. Mau?"

Mata Gea membulat lalu Gea segera berdiri. Dia begitu bersemangat saat ini. Mungkin ini hari baiknya. Tadi dia sudah menerima coklat yang enak. Sekarang dia akan mendapat es krim gratis. "Mau banget. Ayo!!! Buruan nunggu apa lagi sih kak? Ayoo ih." Gea menarik tangan Areka agar segera berdiri. Areka terkekeh melihat sikap Gea yang seperti anak kecil itu.

"Iya iya ayo." Kata Areka sambil berdiri. "Lo lucu. Gue suka." Areka mengacak acak rambut Gea.

"Eh apa?" Gea berhenti melangkah. Dia ingin mendengar jelas apa yang dikatakan Areka barusan.

"Udah ayo cepetan." Kata Areka sambil menarik Gea.

Senior BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang