3.

9 3 0
                                    

Kriinngg...
Kriinngg...
"Selamat siang bu.."

".........."

"Baik bu, mohon ditunggu."

Bu Fanya 7 batik tulis motif jepara, besok di ambil jam 10 pagi. Oke, semua yang di ambil besok sudah disiapkan.

"Diaaannn... Minta tolong di bungkus ya punya bu Fanya, jangan lupa kasih bonus dompet koin ya."

"Iya mbak. Padahal baru minggu kemarin ya bu Fanya beli, lah kok sekarang beli lagi. Bener-bener orang kayaahh..."

"Kamu ada-ada aja Di. Dia hanya banyak rejeki berlebih, positif mikirnya. Kalo gak ada pelanggan setia macem bu Fanya bisa ngesot kita disini."

Saat ini aku bekerja di toko Batik, cukup terkenal sampai-sampai banyak pelanggan hanya telpon ketika memesan batik yang diinginkan. Walaupun hanya menjadi karyawati biasa gaji sangat berlebih di butik ini hanya ada 11 orang saja, 7 wanita dan 4 laki-laki.

Ya awal bulan Juni lalu aku dapat panggilan dari PT. OT snack ringan Indonesia sempat terfikir akan di wawancara atau tindak lanjut penerimaan pegawai tapi semua di luar perkiraan, aku di tempatkan di Butik ini. Toko butik termewah, sangat! Karena tingkat penjualannya sudah sampai ke luar negeri. Tak heran banyak petinggi dan perusahaan besar selalu memborong batik dan tas rajut.

----

"Mas Fai? Pesanan batik keraton dan sekar jagad sudah di kirim?"

"Udah Ve, tapi belum aku konfirm di email, kamu yang kasih kabar ya.."

"Eh, kok aku mas?"

"Kamu tau sendiri gimana pak Tyo kalo aku yang konfirm, bakal ngomel panjang lebar dengan alasan aneh. Intinya pak Tyo gak suka di layani cowo, jadi kamu aja. Oke."

"Hmm, iya iya. Ini aku kabarin lewat email aja deh,"

Dia mas Faizal Erlang, salah satu senior yang jadi kepercayaan Bu Rachel. Sama seperti Dian, bedanya dian lulusan SMA yang mati-matian cari kerja buat biaya hidup kalo mas Fai cuma buat makan dan main. Entah kepribadiannya tertutup dan aku tak mau tau. Hehehe..

"Eh mbak katanya anaknya bu Rachel mau kesini loh, aw!"

"Terus?"

"Iyaa itu anaknya sumpah, tamvan gilaakkk! Kaya malaikat gitu, bening ngeliatnya mbak."

"Tampan kali Di. Trus kalo gila gimana?"

"Bukan gila gitu mbak, pokoknya cakep ngunu mbak, iss.. Moso' gak paham??"

"Hahaha.. Iya paham, maksudmu ganteng banget gitu to? Ya sudah kalo ganteng itu hati-hati Dii.."

"Hati-hati gimana.. Kok ganteng di suruh ngati-ngati, jangan ngaco sampean mbak. Gak terima aku mas Rael di gituin."

"Oalah namanya Rael, ya gini.. Maksudku tipe cowo itu ada 2, kalo gak homo ya bajingan."

"Hah?!" Tak ku sangka tanggapan Dian membuatku tawaku tak tertahan.

"Hahahahahahaa... Aduh Dian.. Dian.. Udah ah, jangan bahas tamvan gilak lagi, tuh kamu gak sinkron lagi mikirnya."

"Ya kan mbak Ve duluan yang bahasnya ngalor-ngidul! Mumet mikire iki mbak.."

"Oke sorry.."

BIB-BIB!

"Selamat datang.."

"Mau ambil pesanan bunda" Bunda? Emang ada yang pesen pake nama bunda? Ini orang kok gak enak banget hawanya, senyum dikit kan bisa. Hmm.. Ayo fokus kerja!

YOU'RE AMAZING (ON-HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang