5.

7 2 3
                                    

Love is formed by one soul inhabited by two sport.
(Aristotle)

----

Perjalanan yang ku tempuh cukup singkat dan menyebalkan tentunya. Siapa lagi kalau bukan Rael, dia biang kisruh, heran deh itu orang udah tua tapi kelakuan kaya bocah. Coba deh di telaah, ada cewe bawa barang banyak bukannya nolong malah disuruh cepat-cepat. Ya kali kalo tanganku ada enam, dia enak barang bawaan dikit mana disini ada rumah jadi gak perlu susah-susah bawa baju banyak. Aaaaaggghh!!!

Untung banget tadi supir bu Rachel bantu bawa kalo gak ada gimana, gak kebayang banget ketinggalan di bandara dan kayanya baju yang aku bawa cukup memuaskan tidak begitu mencolok, intinya gak saltum juga. Hahaha, yap.. Beberapa hari yang lalu sengaja belanja baju buat dibawa ke acara macam ginian, masa iya pake baju klasik dan kasual terus pastinya kan harus tampil beda.

Daaannn... Yey! Sampai hoteellll!!! Kasurr, i miss you so much!!

"Ve, kita sekamar."

"APAA??"

"iya, sekamar. Ayoo!!"

APA? SEKAMAR BARENG MAS RAEL?? Ah, pasti salah denger..

"Kok bisa sekamar mas? Bukannya sama bu Rachel juga ya?"

"Emang sama bunda juga, kamu maunya cuma kita berdua aja?"

"Oh ya enggak mas.."

"Kalo mau berdua sama aku boleh kok, tapi jangan disini ke apartemenku aja kalo disini banyak kenalan bunda ntar bisa di ganggu pas lagi ena-ena."

"HAH? Makasi! Aku mau ena-enanya sama suami sahku aja! Ya gila mas mikirnya sampe kesana,"
Amit-amit, dasar cowo cabul! Apaan mikir sampe kesana, astagaaa.. Emang sih mas Rael tinggi badannya diatas normal, 180 kali ya? Aku cuma sebahu aja, astaga nasip orang pendek gini amat. Kulitnya putih, terus itu ngegym juga kali ya kok bidang banget, enak mungkin ya buat tiduran. EHH!!!! Apa sih mikirku kok gitu banget, penuh kecabulan gara-gara Rael curut itu.

----

Beruntung banget aku, bisa ngerasain tidur di hotel besar gini, ya gak katrok-katrok banget sih cuma ya baru tau suite room yang besarnya kaya president suite. Hmm..

"Ve, jangan lupa ya acaranya jam 5 ya, nanti sama Rael aja bunda masih urus-urus yang lain. Tolong Rael nanti jangan lupa dibangunin, "

"Gak berangkat bareng aja bu?"

"Bunda berangkat dulu Ve, soalnya masih bantu yang lain juga. Ve jangan panggil ibu terus.. Berapa kali bunda ingetin manggil bunda aja, kamu sudah bunda anggep anak sendiri. Itu Rael titip ya Ve.."

"Iya, nanti Ve bangunin mas Rael, bunda hati-hati ya.."
Buseett.. Bunda, berat banget manggilnya gak biasa. Bakalan runyam dititipin bayi sebesar dia.

Masih ada sisa waktu 1 jam, biarin 10 menit lagi aja deh, sekalian aku prepare. Banguninnya gimana ya?!

"Mas Rael? Mas.. Bangun mas, setengah jam lagi acara bakal dimulai. Kasian bunda yang dari tadi sudah nunggu."

"Hmm.."

"Mas, ayoo.. Cepett!"

"Hmm.. Lagi enak Ve.."

"Ih ayo mas, buruan.. Kasian bunda!"

"Pelan-pelan aja Ve, biar klimaksnya dapet."

PLAKK!!

"Aduuhh Ve sakit tau, kamu apaan coba sampe main pukul gitu.."

"Yang ada mas Rael ngapain sampe ngomong klimaks! Ambigu! Buruan mas.. Gak enak sama bunda!"

"Iya.. Iya.."

----

Dasar cabul, untung cakep. Hm, sejuta pesona banget sih mas Rael ini. Agak gugup gitu jalan di sebelahnya, pake batik malah bikin mas Rael makin gagah kalo pas gini keliatan banget auranya, pandangan matanya tajem, kaya..

"Ngapain liat-liat?" MATI!!

"Uh, eh.. Itu gakpapa liatin krahnya mas Rael takut miring.."

"Yaudh benerin nih, cepet.."

"i..iya.."

Duh, Gusti ini namanya dapet untung dua kali. Batik sepasang, terus sekarang masih benerin krah. Harum.

"Udah mas.."

"Thanks."

Acara berjalan begitu cepat, semuanya tampak lancar dari bilik panggung. Kesuksesan yang di raih membuat semua pengunjung kagum akan banyak macam Batik yang di tampilkan. Model-modelnya juga gak kalah menarik, ada beberapa kalangam artis dan penyanyi muda. Tak lupa ada beberapa perancang busana yang menurutku sudah tak asing. Aku suka acara ini.

"Capek?"

"Gak kok mas, malah seneng. Pertama kali ikut acara gini malah bikin mrinding, semuanya memaksimalkan kinerjanya."

"Itu namanya pro Ve, ayo balik hotel.."

"Eh, udah selesai? Bukannya bunda minta kita ikut acara sampe selesai?"

"Ini sudah selesai Ve, yuk.." Tak lama tangan mas Rael sudah menggenggamku. Tangannya besar dan dingin.

"Gak.. Gak pamit mas? Itu bunda disitu, sekalian aja.."

"Hm.."

----

Ternyata mas Rael yang capek, baru aja sampe kamar langsung duduk sambil selonjorin kaki. Iya sih dari tadi yang duduk aku, mas Rael berdiri aja kaya penjaga.

"Kamu ngapain?"

"Bikinin mas Rael teh anget, kan mas Rael capek."

"Oh.."

Semua berjalan begitu cepat tanpa bisa aku menolak, tapi aku sadar dia mendekat. Satu kecupan mendarat di pipiku. Hah!

"Eh, anu.. Itu aku ke kamar dulu mas permmpptt.."

Berawal dari kecupan dan berubah menjadi lumatan. Tunggu, ini salah. Kenapa bisa kaya gini? Tangan kirinya semakin erat memeluk pinggangku, tangan kananbjuga semakin menekan tengkuk leherku, dan ciuman ini semakin nikmat. Badanku lemas dan panas, pasokan udaraku juga semakin menipis.

"Manis."katanya, aku cuma bisa diam mengingat apa yang baru saja terjadi dan menghirup banyak oksigen. Rael tidak berhenti dia tetap memberi kecupan ringan di pipiku, jangan bilang dia mau ngelanjutin. Aku harus kabur!

"Ehm, mas.. Aku mau ganti baju, per..permisi." Setelah mengatakan itu, aku melepas keras pelukannya dan berlari ke kamar tak lupa dengan mengunci pintu. Takut, ya aku benar-benar takut  dengan mas Rael.

----

Maaf karna update yang terlalu lama. Tapi aku tetap berusaha semaksimal mungkin untuk terus ngelanjutin next part 😊

Like - Comment
Selalu aku tunggu, thanks.

YOU'RE AMAZING (ON-HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang