Chapter 3

1.6K 274 39
                                    

Yang pake Italic itu flashback ya..

Ati - ati bacanya~~












































Dua minggu ini menjadi hal terberat untukku saat mendengar malaikatku menangis histeris meratapi kelumpuhannya itu, yang mampu aku lakukan saat ini adalah menemaninya. Membuatnya bersemangat untuk kembali berjuang.

Saat ini aku tengah berjalan menuju ruang rawat Jaejoong, pulang kuliah memang selalu aku manfaatkan untuk merawat Jaejoong. Keluarga Jaejoong memaksaku berhenti bekerja dan focus pada Jaejoong. Mereka membiayai kehidupanku walaupun aku sudah menolak. Keluarga Kim adalah keluarga yang tidak terbantahkan.

"Jadi... Kau memutuskanku karena aku lumpuh?"

Saat memegang knop pintu akumendengar suara Jaejoong, aku menghentikan gerakanku dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Ya"

"Ah... Baiklah"

"Dan... Aku dijodohkan dengan Chaerin, kami akan bertunangan minggu depan"

"Ck... Hebat... Sahabatku akan bertunangan dengan mantan kekasihku"

"Akui saja, masa emasmu sudah lewat Jaejoong ah, aku berteman denganmu untuk memupuk populeritas dan sekarang sepertinya kau sudah tidak ada harganya lagi"

Suara yeoja itu membuatku mual, ucapannya sangat tidak pantas dan aku tahu siapa Chaerin, sahabat Jaejoong yang menempel padanya kemana - mana, sekarang dia akan bertunangan dengan Seunghyun? Kekasih Jaejoong?

"Lebih baik kalian pergi dari sini"

Suara malaikatku terdengar datar namun aku bisa mendengar suara malaikatku bergetar, dia pasti sangat sedih. Aku ingin memeluknya saat ini.

"Baiklah kami pergi, lagipula tidak ada hal penting lagi yang ingin kami sampaikan padamu, selamat menikmati kelumpuhanmu. Ayo pergi sayang"

Aku menjauh dari pintu, bersembunyi sembari menunggu mereka keluar. Aku marah mereka menghina malaikatku yang rapuh, aku tidak terima bagaimana mereka merendahkan malaikatku itu. Aku tidak terima!

BRAKKK!

Aku terkesiap, aku berlari menuju ruang rawat Jaejoong dan menemukannya duduk di lantai dengan tangan mengambil apapun yang ada di dekatnya kemudian melemparkannya kesembarang arah. Bahkan jarum infusnya terlepas tapi diatidak peduli dan terus melemparkan barang - barang yang ada di sekitarnya.

"Jaejoong ah..."

"Pergi! PERGI! AKU TIDAK BUTUH DIKASIHANI!"

"Tidak, aku tidak pernah mengasihanimu, tidak"

"Pergi!"

BRAKK!

"Akkkh!"

DEGH

Gelas beling yang retak itu mengenai keningku dan membuat suasana di dalam ruang rawat menjadi sepi karena aku berteriak kesakitan setelahnya.

"Pergi! Hiks... Pergi!"

"Tidak..."

Aku berjalan mendekatinya, berjongkok dan memegang bahunya, memaksanya untuk menatapku. Wajahnya basa hkarena airmata namun dia menatapku kaget.

The Fifth SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang