Part 10

1.1K 80 3
                                    

Suasana sunyi senyap, di kawasan perumahan yang cukup mewah, tak terlihat satupun orang sedang melakukan aktifitas diluar rumah, menandakan malam sudah mulai semakin larut. Sesekali terdengar suara anjing menggonggong dikejauhan, saling bersahutan satu sama lain, menciptakan nada yang unik untuk didengar. Suasana yang cukup menenangkan untuk dinikmati, bagi orang yang ingin melepas penat. Begitupun dengan pemuda yang satu ini, New, yang terlihat begitu menikmati hembusan angin sepoi malam itu. Sambil berdiri memejamkan mata di balkon rumah, pikirannya ikut terbang seiring hembusan angin.
New membuka matanya tepat saat sebuah mobil hitam berhenti dihalaman rumah. "Mobil Off?". Walau mengetahui siapa yang ada di dalam mobil hitam itu, namun New masih belum beranjak dari tempatnya berdiri. Entah karena dia masih ingin menikmati suasana malam itu, atau hanya sekedar ingin mengamati, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sementara didalam mobil, Gun masih enggan melepaskan tangannya dari lengan Off, membuat wajah Off berseri karena tak bisa menahan rasa bahagia. Andai saja Off tak ingat janjinya pada Kwang, pastilah Off akan senang berlama-lama dalam keadaan seperti itu. Namun rasa tanggungjawab Off, membuat dia harus merelakan melepas Gun darinya.

"Gun, kita sudah sampai".

Gun hening tidak menjawab, Gun malah justru mempererat pelukan tangannya pada lengan Off, membuat jantung Off mulai berpacu kencang. Ingin rasanya Off melompat memeluk dan mengulum habis bibir ranum Gun yang  terlihat begitu merah menawan. Namun pikiran Off mengingatkan dia, agar tidak bertindak mengikuti hasrat.
Off menarik nafas dalam, mencoba menenangkan jantung, hati dan pikirannya yang saling berpacu. Dengan tetap berusaha mengendalikan diri, Off berbalik menghadap Gun. Dilihatnya wajah Gun dalam-dalam, setiap sudut wajah Gun saat ini menunjukkan tekanan yang ada dalam hatinya. Perlahan Off meregangkan tangannya, dan menarik Gun dalam pelukannya. Off dapat merasakan kesedihan yang Gun coba tahan. Off pun mengelus punggung Gun dengan sedikit tekanan, seakan mengatakan 'tidak apa, semua akan baik-baik saja'.

Gun pun mengangguk, seolah mengerti dengan kalimat tak terucap yang dikatakan Off.
"Terimakasih P".

Tak lama Off melepas peluknya dari Gun. Off tersenyum sambil mengusap rambut Gun, seraya berkata, "tidurlah yang nyenyak", lalu mendaratkan ciuman dikening Gun, membuat Gun terkejut.

"P', kau curi-curi kesempatan ya?"

"Ahahahhaaaha", mendengar komentar Gun seperti itu, membuat Off tak bisa menahan tawa, namun disisi lain hatinya, Off merasa lega, "syukurlah dia sudah kembali normal".
"Hahaha.. Ciuman tadi itu sebagai obat untuk tidur nyenyak Gun"

"Halaaah modus nih Papii",  "eh..", Gun terperanjat dengan apa yang baru saja dia ucapkan, ujung jarinya reflek memegang bibirnya yang masih terkejut.

"Papii..?" Ucap Off tak kalah heran.

"Oh, bukan apa-apa P', maaf dan terimakasih sudah mengantar ku", Gun buru-buru menggendong tasnya dan turun dari mobil Off.

Off memandangi Gun yang langsung berlari masuk rumah, setelah terburu-buru turun dari mobilnya. "aaaaah... ingin rasanya kulahap habis bocah mungil itu. O My God, mengapa Kau terus menguji hasrat ku?", Off menundukkan kepalanya di kemudi, tangannya yang terkepal terus saja memukul-mukul pinggir kemudi, karena saat ini Off sedang berusaha menenangkan hasratnya yang sedang bergejolak. "Come on Off, sabar, kau harus sabar. Kau pasti bisa mendapatkannya. Pasti!". Gumam Off pada dirinya sendiri. Setelah itu Off melajukan mobilnya menjauh dari rumah Gun, dan menghilang dikejauhan.

love stage offgunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang