Part 1

4K 196 15
                                    

Hari ini aku pun hanya duduk diam didepan altar ibu dengan masih memakai pakaian yang sama seperti dihari pemakaman ibu. Entah sudah berapa hari berlalu seperti ini.

Dapat kudengar kerumunan awak media diluar rumah yg semakin sepi. Mungkin mereka sudah bosan terlalu lama menunggu untuk menemui mantan artis cilik yang kini menjelma menjadi idola remaja untuk di wawancarai atau apapun itu.

Teng..teng... Suara kemerincing lonceng akhirnya berhasil menyadarkan ku dari alam antah berantah ku.
Kulihat seorang pria tampan berbadan tinggi tengah membakar dupa dan berdoa dihadapan altar ibu ku siapa pria asing ini? Sejak kapan dia berada disini? Pikir ku dalam hati. Namun saat aku hendak membuka mulut dan bertanya pandangan ku justru mulai gelap dan semakin gelap hingga akhirnya aku tidak ingat apapun lagi.

Sesuatu yang terasa dingin didahiku membuat ku sadar dan membuka mata, "aw..kompres?" Aku bertanya2 sambil memegang handuk kecil basah yang tadi ada didahi ku.

"Apa kau sekarang sudah merasa baikan?" Tanya seseorang yang baru saja masuk kamar ku. Entah sejak kapan tepatnya aku berada dikamar?
"Tadi kau pingsan dan ku bawa ke sini" sambungnya saat melihatku yg masih dengan ekspresi bingung.

Oh jadi gitu..pantas saja aku tiba-tiba dikamar. "Aku masih merasa sedikit pusing dan...lapar" jawab ku agak malu.
"Jelas saja kau pusing, kau kurang tidur bahkan jarang menyentuh makanan mu dan hanya duduk melamun selama 3 hari ini".

Ternyata sudah berlalu tiga hari sejak kepergian ibu ku. Pikiran tentang ibu kembali muncul dalam ingatan ku yg mulai meneteskan air mata. "Kau boleh teruskan nangis mu nanti setelah kau makan ini" pria itu menyodorkan semangkuk bubur sup kehadapan ku. Sebenarnya aku masih malas untuk makan, tapi aroma lezat bubur yang masuk ke hidungku tak bisa membohongi perutku yang langsung bergemuruh memainkan drumband.
Satu mangkuk bubur dan segelas coklat hangat sudah ku lahap habis tanpa sisa dan kini mata ku sudah tak  sanggup lagi untuk terbuka dan Zzzz... akhirnya akupun terlelap sore itu.

Cahaya matahari mulai mengintip dibalik cendela kamar ku, yang menandakan bahwa pagi sudah tiba. Aku duduk diatas kasur saat kulihat ada sosok yang tak ku kenal sedang tertidur di sofa kamar ku.
"Hei.. siapa kau?" Aku berteriak sambil menghampirinya. Yang ditanya malah hanya berpaling dan meneruskan tidurnya.
"Siapa kau ini.. cepat keluar dari sini atau aku akan berteriak" kali ini ku tarik paksa orang itu untuk bangun dan keluar dari kamar ku. "Apa kau tidak bisa sedikit ramah pada orang yg sudah membantu mu?" Protes bangun dan keluar dr kmr ku.

"Apa kau tidak bisa sedikit ramah pada orang yang sudah membantu mu?" Protes orang asing itu sambil melepaskan tangannya dari genggamanku. "Membantu?" Ku putar lagi memori ku kemarin, mulai dari aku duduk didepan altar ibu sampai aku...
"oh astaga,, iya aku ingat sekarang, kemarin aku pingsan dan kau yang menolongku" ucapku kaget sambil menahan rasa malu "tapi maaf,, siapa kau? Apa kau wartawan dari salah satu Tv itu?"

"Apa sekarang kau sudah sadar dan bisa berfikir jernih?" Tanya nya membalas pertanyaan ku "kalau sudah mari kita duduk dan aku akan jelaskan siapa aku". Aku hanya mengangguk dan mengikutinya menuju ruang tamu.

"Nama ku New, dulu ibu mu pernah menolongku saat aku terlantar dijalanan. Saat aku mendengar berita bahwa dia meninggal aku secepat mungkin datang kesini. Tapi saat aku tiba disini aku melihat keadaanmu begitu menyedihkan, maid mu sampai bingung harus berbuat apa".

Aku hanya manggut2 mendengarkan ceritanya. "Jadi sampai keadaan mu membaik aku akan tinggal disini bersama mu" aku masih mengagguk lalu... "HAH..? Apa?" Mungkin aku salah dengar batin ku.

"Iya aku akan tinggal disini dan menjadi penjagamu sampai keadaan mu pulih kembali" jelas orang yang mengaku bernama new ini dengan pede nya.

"Aw P' aku sudah dewasa, tidak perlu penjaga lagi"

"Ini kan hanya sementara sampai kau tidak terpuruk lagi. Makanya cepatlah bangkit kalau kau ingin cepat-cepat mengusir ku" aku hanya bengong melihat p'new yg sudah beranjak ke arah dapur.

NEW POV

Aku begitu terkejut saat aku melihat berita wafatnya Khun Mae Ple di tv malam itu. Aku segera mencari tau alamat rumahnya karena terakhir yang aku tau Khun Mae Ple sudah pindah dari rumah lamanya.

Sepanjang perjalanan kuhabiskan dengan memikiran pertemuan pertama ku dengannya, disaat semua orang hanya acuh dan mencibir ku Khun Ple justru tanpa ragu mendekati ku yang sedang terbaring tak berdaya dipinggir jalan dengan tubuh dan pakaian dekil. Dia membawa ku ke dokter dan memberi ku uang.

Beberapa hari setelah aku sembuh  aku datang ketempat pertama kali aku bertemu dengan Khun ple, berharap dia akan lewat dan bertemu dengannya untuk mengucapkan terima kasih.
Saat itu aku berpikir, mungkin tuhan masih menyayangi ku ketika ku lihat seorang wanita yang sejak tadi kutunggu sedang berjalan di sisi jalan.

"Khun" panggil ku
"Oh..nong bagaimana keadaan mu?" Oh tuhan ternyata dia masih
mengingat ku.

Setelah berbincang cukup lama dan berterima kasih padanya, aku berpamitan. Sebelum berpisah dia berpesan agar aku bisa menghargai dan menjalani hidup dengan lebih baik  agar suatu saat nanti aku bisa membantu orang yang nemiliki nasib yang sama seperti ku. Lalu dia memberikan sebuah kartu nama pemilik toko ramen pada ku dan menyuruhku agar mencoba bekerja di tempat itu.

"Maaf tuan.." lamunan ku terpecah Mendengar suara maid yg memanggil ku. " tuan saya bingung harus berbuat apa, tuan Gun sangat dekat dengan ibu nya, bahkan semua urusan pekerjaan, tuan Gun hanya mau ibunya yang mengurus, tapi melihat kondisi tuan Gun sekarang ini saya jadi bingung sendiri tuan" curhat maid yg dipanggil nenek oleh Gun.

"Tenang saja nek, aku akan berusaha membantu sebisa ku" kau juga tenanglah disana Khun Ple aku akan menjaga putra semata wayang mu. Inilah cara ku membalas budi pada mu yang telah menarikku keluar dari lubang hitam dan memberikan kehidupan baru pada ku. Aku akan menyayanginya dan memastikannya tidak kekurangan apapun.

Huaaahh.. capek pemirsah.. pengalaman pertama bener2 nguras tenaga dan pikiran loh ternyata..

to be continue next time ya... jgn lupa comment nya.. kritik dan saran positip jg diterima kok 😆😊

love stage offgunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang